skip to main content

Menantang Patriarki dari Ruang Keluarga: Involved Father dalam Focal Point Gerakan AyahASI Indonesia

*Muhammad Robbi Sofyan  -  Program Studi Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang Jl. dr. Antonius Suroyo, Kampus Tembalang Semarang - 50275, Indonesia
Suyanto Suyanto  -  Program Studi Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang Jl. dr. Antonius Suroyo, Kampus Tembalang Semarang - 50275, Indonesia
Vania Pramudita Hanjani  -  Program Studi Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang Jl. dr. Antonius Suroyo, Kampus Tembalang Semarang - 50275, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Dalam masyarakat patriarkal, maskulinitas kerap dimaknai secara rigid, dengan menempatkan laki-laki hanya sebagai pencari nafkah, sedangkan pengasuhan anak dianggap sebagai tugas perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kegiatan para involved father dalam focal point gerakan AyahASI Indonesia dalam membentuk persepsi baru tentang figur ayah yang ideal, serta bagaimana gerakan ini berkontribusi dalam transformasi konstruksi maskulinitas tradisional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan pemberian ASI masih dipandang tidak lazim di masyarakat Indonesia. Para ayah dalam focal point gerakan AyahASI menghadapi stigma sosial dan ekspektasi gender yang kaku, sehingga keterlibatan mereka memerlukan proses negosiasi identitas maskulinitas yang panjang. Berangkat dari pengalaman kolektif, para co-founder gerakan ini merintih AyahASI sebagai ruang aman untuk saling berbagi, mendukung, dan mempromosikan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan. Gerakan ini menjadi sarana untuk mendekonstruksi maskulinitas hegemonik dan membentuk model keayahan yang lebih setara, inklusif, dan suportif

 

Keywords: involved father, maskulinitas, gender performativity, gerakan AyahASI

Fulltext View|Download
  1. Butler, J. (1990). Gender Trouble: Feminism and the Subversion of Identity. New York: Routledge
  2. _______________________________________________
  3. Connell, R. W., & Messerschmidt, J. W. (2005). Hegemonic Masculinity: Rethinking the Concept. Gender & Society, 19(6), 829–859. https://doi.org/10.1177/0891243205278639
  4. _______________________________________________
  5. Hooks, B. (2004). The Will to Change: Men, Masculinity, and Love. New York: Atria Books
  6. _______________________________________________
  7. Ipsos. (2024). Kesetaraan gender di Indonesia. Diakses pada 17 September 2024 dari https://www.ipsos.com/en-id/kesetaraan-gender-di-indonesia-2024
  8. _______________________________________________
  9. Lamb, M. E., & Lewis, C. (2004). The development and significance of father-child relationships in two-parent families. In M. E. Lamb (Ed.), The Role of the Father in Child Development (4th ed., pp. 272–306). Hoboken, NJ: Wiley
  10. _______________________________________________
  11. Lamb, M. E., & Tamis-LeMonda, C. S. (2004). The Role of the Father: An Introduction. Dalam M. E. Lamb (Ed.), The role of the father in child development (Edisi ke-4, hlm. 1–31). John Wiley & Sons, Inc
  12. _______________________________________________
  13. Maulida, S. (2024). Ketika bapak rumah tangga bicara stigma hingga omongan tetangga. Diakses pada 17 September 2024 dari https://magdalene.co/story/tantangan-jadi-bapak-rumah-tangga
  14. _______________________________________________
  15. Nurjanah, N. E., Jalal, F., & Supena, A. (2023). Studi kasus fatherless: Peran ayah dalam pengasuhan anak usia dini. Jurnal Kumara Cendekia, 11(3), 261-270. https://doi.org/10.20961/kc.v11i3.77789
  16. _______________________________________________
  17. Oakley, A. (1974). The Sociology of Housework. Oxford: Basil Blackwell
  18. _______________________________________________
  19. Ortner, S. B. (1974). Is Female to Male as Nature is to Culture? In M. Z. Rosaldo & L. Lamphere (Eds.), Woman, Culture, and Society (pp. 67–87). Stanford: Stanford University Press
  20. _______________________________________________
  21. Pleck, E. H. (2004). Two Dimensions of Fatherhood: A History of the Good Dad-Bad Dad Complex. Dalam M. E. Lamb (Ed.), The role of the father in child development (Edisi ke-4, hlm. 32–57). John Wiley & Sons, Inc.
  22. _______________________________________________
  23. Sabilla, M., Bahri, S., Ariasih, R. A., & Dzaljad, R. G. (2023). Peran dan persepsi ayah dalam mendukung pemberian ASI eksklusif: Sebuah perspektif Health Belief Model. Journal of Religion and Public Health, 5(2), 80-89
  24. _______________________________________________
  25. Umrana, S., Abadi, E., Waluyo, D., & Nasution, A. (2023). Father's involvement in the success of exclusive breastfeeding. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 8(3), 358-363. https://doi.org/10.30867/action.v8i3.1038

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.