BibTex Citation Data :
@article{Rineka26993, author = {Muhammad Sofyan and Suyanto Suyanto and Vania Hanjani}, title = {Menantang Patriarki dari Ruang Keluarga: Involved Father dalam Focal Point Gerakan AyahASI Indonesia}, journal = {Rineka : Jurnal Antropologi}, volume = {1}, number = {1}, year = {2025}, keywords = {}, abstract = { Dalam masyarakat patriarkal, maskulinitas kerap dimaknai secara rigid, dengan menempatkan laki-laki hanya sebagai pencari nafkah, sedangkan pengasuhan anak dianggap sebagai tugas perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kegiatan para involved father dalam focal point gerakan AyahASI Indonesia dalam membentuk persepsi baru tentang figur ayah yang ideal, serta bagaimana gerakan ini berkontribusi dalam transformasi konstruksi maskulinitas tradisional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan pemberian ASI masih dipandang tidak lazim di masyarakat Indonesia. Para ayah dalam focal point gerakan AyahASI menghadapi stigma sosial dan ekspektasi gender yang kaku, sehingga keterlibatan mereka memerlukan proses negosiasi identitas maskulinitas yang panjang. Berangkat dari pengalaman kolektif, para co-founder gerakan ini merintih AyahASI sebagai ruang aman untuk saling berbagi, mendukung, dan mempromosikan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan. Gerakan ini menjadi sarana untuk mendekonstruksi maskulinitas hegemonik dan membentuk model keayahan yang lebih setara, inklusif, dan suportif Keywords : involved father , maskulinitas, gender performativity , gerakan AyahASI }, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/rineka/article/view/26993} }
Refworks Citation Data :
Dalam masyarakat patriarkal, maskulinitas kerap dimaknai secara rigid, dengan menempatkan laki-laki hanya sebagai pencari nafkah, sedangkan pengasuhan anak dianggap sebagai tugas perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kegiatan para involved father dalam focal point gerakan AyahASI Indonesia dalam membentuk persepsi baru tentang figur ayah yang ideal, serta bagaimana gerakan ini berkontribusi dalam transformasi konstruksi maskulinitas tradisional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan pemberian ASI masih dipandang tidak lazim di masyarakat Indonesia. Para ayah dalam focal point gerakan AyahASI menghadapi stigma sosial dan ekspektasi gender yang kaku, sehingga keterlibatan mereka memerlukan proses negosiasi identitas maskulinitas yang panjang. Berangkat dari pengalaman kolektif, para co-founder gerakan ini merintih AyahASI sebagai ruang aman untuk saling berbagi, mendukung, dan mempromosikan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan. Gerakan ini menjadi sarana untuk mendekonstruksi maskulinitas hegemonik dan membentuk model keayahan yang lebih setara, inklusif, dan suportif
Keywords: involved father, maskulinitas, gender performativity, gerakan AyahASI
Last update: