skip to main content

Pemanfaatan Ekstrak Batang Serai dan Limbah Kulit Jeruk Sebagai Obat Spray Anti Nyamuk

1Prodi S-Tr Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Departemen Teknologi Industri, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro, Indonesia

2Prodi S-1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro., Indonesia


Citation Format:
Abstract
Nyamuk termasuk ke dalam jenis serangga yang sering kita jumpai peranannya sebagai vektor pembawa penyak. Salah satunya, Demam Berdarah Dengue (DBD). Upaya pengendalian penyebaran nyamuk sebagai vektor pembawa penyakit dapat dilakukan dengan memutus siklus hidupnya yang dapat dilakukan dengan menggunakan anti nyamuk kimia sintetis atau reppelent. Zat aktif yang biasanya terkandung dalam repellent adalah diethyltoluamide (DEET). Namun, zat kimia tersebut akan memberikan dampak buruk untuk kesehatan jika digunakan secara terus menerus. Oleh karena itu dibutuhkan penggunaan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki kemampuan insektisida alami seperti serai wangi dan juga kulit jeruk yang dapat mencegah serangan gigitan nyamuk karena kandungan sitronelal, sitronelol dan geraniol di dalamnya. Ekstraksi batang serai wangi dan kulit jeruk dilakukan dengan metode maserasi perendaman bahan menggunakan etanol. Terdapat 3 sampel spray anti nyamuk dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda-beda. Dari hasil analisa didapatkan hasil uji pH sampel yang sudah sesuai dengan SNI. Pada uji daya sebar didapatkan bahwa semakin kecil konsentrasi ekstrak diameter daya sebar yang dihasilkan semakin besar. Sedangkan untuk uji organoleptik didapatkan hasil bahwa Sampel 2 merupakan sampel terbaik karena tidak mengiritasi kulit.
Fulltext View|Download
Keywords: Batang serai, Kulit jeruk, Spray anti nyamuk
  1. Kemenkes. (2021). Situasi DBD di Indonesia Minggu ke 51 Tahun 2021. Kemenkes RI
  2. Muhamat, Wahyuni, T., Rusmiati, & Jumar. (2016). DAYA PROTEKSI MINYAK ATSIRI
  3. ZODIA (Euvodia suaveolens) DALAM BENTUK SPRAY TERHADAP TEMPAT
  4. HINGGAP NYAMUK Aedes aegypti L. DAN Culex quinquefasciatus. Prosiding
  5. Seminar Nasional Lahan Basah, 1, 278–282
  6. Nurfadilah, A. F., & Moektiwardoyo, M. (2020). POTENSI TUMBUHAN SEBAGAI
  7. REPELLENT AEDES AEGYPTI VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE. 17(3), 84–
  8. Rasydy, L. O. A., Kuncoro, B., & Hasibuan, M. Y. (2020). FORMULATION OF THE
  9. SPRAY LEAVES AND CITRONELLA STEMS (Cymbopogon nardus L.) AS
  10. REPELLENTS OF THE Culex s.p MOSQUITO. Jurnal Farmagazine, 7(1), 45–50
  11. Sofian, F. F., Runadi, D., Tjitraresmi, A., Arwa, & Pratama, G. (2016). AKTIVITAS
  12. REPELEN KOMBINASI MINYAK ATSIRI RIMPANG BENGLE (Zingiber
  13. cassumunar Roxb.) DAN DAUN SEREH WANGI (Cymbopogon nardus (L.) Rendle)
  14. TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti. Farmaka, 14(2), 72–81

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.