skip to main content

PENINGKATAN KECEPATAN PENGERINGAN GABAH MENGGUNAKAN VERTICAL SCREW CONVEYOR DRYER

*Mohamad Djaeni scopus  -  Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University, Indonesia
Cindi Yasintasia  -  , Indonesia
Maharani Ratridewi  -  , Indonesia
Ratnawati Ratnawati  -  , Indonesia
Andri Cahyo Kumoro  -  , Indonesia

Citation Format:
Abstract

Ketersediaan beras yang cukup, merata dan berkualitas tinggi sangat penting bagi stabilitas ketahanan dan keamanan nasional. Beras tidak diproduksi sepanjang tahun, tetapi hanya 2 sampai 3 kali panen dalam satu tahun. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan sepanjang tahun, komoditas pertanian ini harus disimpan kering (kadar air 12 – 14%), baik dalam bentuk gabah maupun beras. Proses pengeringan gabah dengan screw conveyor dilengkapi sistem dehumidifikasi udara dengan  zeolite berbahan bakar biogas menjadi suatu pilihan untuk pengeringan gabah. Udara berkadar air rendah ini meningkatkan driving force pengeringan, sehingga proses menjadi cepat, dan efisien. Selain itu, suhu udara rendah ini, sangat tepat untuk gabah yang sensitive terhadap panas, sehingga kerusakan tekstur dan nutrisi dapat dihindari.

Rancangbangun demonstrasi unit pengeringan gabah dengan screw conveyor dryer telah dilakukan dengan kapasitas terpasang 500 kg per batch. Unit pengeringan ini difabrikasi atas kerjasama Universitas Diponegoro, PT Muatiara Global Industri (Bogor), dan CV Raja Pengering (Surabaya). Alat ini menggunakan bahan bakar yang fleksibel karena dirancang dengan model knock down dengan sumber pemanas udara. Burner berbahan bakar LPG atau pun biogas bisa diganti dengan furnace berbahan bakar sekam untuk memanasi udara sebagai media pengering. Uji coba telah dilakukan pada laju 10% dari kapasitas idealnya, dengan variasi berbagai temperature. Hasil menunjukkan alat tersebut dapat meningkatkan kualitas gabah kering giling dan mempercepat proses pengeringan menjadi 90 menit dengan prosentase beras utuh saat penggilingan di atas 50%. Peningkatan efisiensi panas, dan pengggunaan bahan bakar yang lebih murah seperti biogas atau sekam sangat diperlukan agar dapat menekan biaya produksi.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Barber, S. (1972). Milled rice and changes during aging, Rice: Chemistry and Technology (D. F. Houston, ed.), American Association of Cereal Chemists, St. Paul, MN, p. 215
  2. Chrastil, J. 1994. Effect of Storage on the Physicochemical Properties and Quality Factors of Rice. In Marshall, W.E. and Wadsworth, J.I. (Eds.). Rice Science and Technology. Marcel Dekker, Inc., New York
  3. Djaeni, M., Ayuningtyas,D., Asiah,N., Hargono, Ratnawati, Jumali,& Wiratno. (2013). Paddy Drying in Mixed Adsorption Dryer With Zeolite : Drying Rate and Time Estimation. Reaktor 14(3); 173 - 178
  4. FAO Corporate Document Repository (2003). Food energy – methods of analysis and conversion factors. Report of a Technical Workshop, Rome, 3-6 December 2002. http://www.fao.org,akses 22 April 2010)
  5. Golmohammadi, M., Rajabi-hamane, M., & Hashemi, S.J. (2012). Optimization of drying–tempering periods in a paddy rice dryer, Drying Technology 30(1); 106-113
  6. Satriya, A. (2012). Kualitas Beras Miskin Memprhatinkan. RRI PRO3. http://www.pro3rri.com, akses 2 Maret 2012)
  7. Soponronnarit, S. (1999). Fluidized-bed paddy drying. Science Asia :51-56 ( http://www.scienceasia.org/ accessed 22nd January 2013)
  8. Revilla, G.O., Velázquez, T.G.; Cortés, S.L., & Cárdenas, S.A. (2006). Immersion drying of wheat using Al-PILC, zeolite, clay, and sand as particulate media. Drying Technology 24(8); 1033-1038

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.