BibTex Citation Data :
@article{LG7130, author = {Mega Prawesthie}, title = {Penyelesaian Wanprestasi Yang Terjadi Dalam Arisan Motor Dengan Sistem Lelang (Studi di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang)}, journal = {LEGALITATUM}, volume = {1}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Abstrak Penawaran kepemilikan sepeda motor melalui arisan sepeda motor sekarang ini banyak diminati oleh masyarakat, hal ini dikarenakan kebutuhan akan jenis kendaraan ini yang semakin meningkat, dan kemudahan dalam mengikuti prosedur arisan. Salah satu nya adalah arisan motor dengan sistem lelang yang di adakan oleh karyawan RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang (Asmot PWDC). Dari hasil penelitian terdapat hasil bahwa bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi dalam Asmot PWDC adalah : 1). Peserta terlambat membayar uang iuran bulanan, 2). Tidak membayar denda keterlambatan, 3). Peserta resign dari PWDC dan tidak membayar uang iuran bulanan lagi, padahal putaran arisan belum selesai. Atas wanprestasi yang terjadi dalam Asmot PWDC, panitia menempuh jalur diluar pengadilan. Secara umum tahapan yang dilakukan oleh panitia dalam menyelesaikan masalah wanprestasi dalam Asmot PWDC ini adalah : 1). Melakukan penagihan, 2). Memberikan peringatan dan peringatan lanjutan, 3). Melakukan pertemuan dengan peserta yang melakukan wanprestasi, 4). Melakukan pemotongan gaji melalui bendahara PWDC sebesar uang iuran yang menunggak beserta denda yang timbul (selama tidak melebihi 50% gaji dari keseluruhan angsuran yang dipotong). Kata kunci : Arisan, Motor, Wanprestasi. Abstract The offer of motorcycle ownership through motorbike social gathering is currently in high demand by the community, this is due to the increasing need for this type of vehicle, and the ease in following the social gathering procedure. One of them is a motorbike social gathering with an auction system which held by hospital employees. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Hospital (abbreviated as Asmot PWDC) . From the results of the study there are results that the forms of default that occur in Asmot PWDC are: 1). Participants paid the monthly contributions lately, 2). They didn’t pay the late fees, 3). The participants resigned from PWDC and did not pay the monthly fee again, even though the social gathering round was not finished. For the default that happens in the PWDC Asmot, the committee took the path outside the court, resolved the dispute peacefully. In general, the steps carried out by the committee in resolving the default problems in Asmot PWDC are: 1). Billing, 2). Provide further warnings and warnings, 3). Meeting with participants who default, 4). Make salary deductions through the PWDC treasurer in the amount of delinquent contributions and penalties incurred (as long as they do not exceed 50% of the total installments deducted). Keywords: Social gathering (Arisan), Motorcycle, Default system . }, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/otentik/article/view/7130} }
Refworks Citation Data :
Abstrak
Penawaran kepemilikan sepeda motor melalui arisan sepeda motor sekarang ini banyak diminati oleh masyarakat, hal ini dikarenakan kebutuhan akan jenis kendaraan ini yang semakin meningkat, dan kemudahan dalam mengikuti prosedur arisan. Salah satu nya adalah arisan motor dengan sistem lelang yang di adakan oleh karyawan RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang (Asmot PWDC). Dari hasil penelitian terdapat hasil bahwa bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi dalam Asmot PWDC adalah : 1). Peserta terlambat membayar uang iuran bulanan, 2). Tidak membayar denda keterlambatan, 3). Peserta resign dari PWDC dan tidak membayar uang iuran bulanan lagi, padahal putaran arisan belum selesai. Atas wanprestasi yang terjadi dalam Asmot PWDC, panitia menempuh jalur diluar pengadilan. Secara umum tahapan yang dilakukan oleh panitia dalam menyelesaikan masalah wanprestasi dalam Asmot PWDC ini adalah : 1). Melakukan penagihan, 2). Memberikan peringatan dan peringatan lanjutan, 3). Melakukan pertemuan dengan peserta yang melakukan wanprestasi, 4). Melakukan pemotongan gaji melalui bendahara PWDC sebesar uang iuran yang menunggak beserta denda yang timbul (selama tidak melebihi 50% gaji dari keseluruhan angsuran yang dipotong).
Kata kunci : Arisan, Motor, Wanprestasi.
Abstract
The offer of motorcycle ownership through motorbike social gathering is currently in high demand by the community, this is due to the increasing need for this type of vehicle, and the ease in following the social gathering procedure. One of them is a motorbike social gathering with an auction system which held by hospital employees. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Hospital (abbreviated as Asmot PWDC). From the results of the study there are results that the forms of default that occur in Asmot PWDC are: 1). Participants paid the monthly contributions lately, 2). They didn’t pay the late fees, 3). The participants resigned from PWDC and did not pay the monthly fee again, even though the social gathering round was not finished. For the default that happens in the PWDC Asmot, the committee took the path outside the court, resolved the dispute peacefully. In general, the steps carried out by the committee in resolving the default problems in Asmot PWDC are: 1). Billing, 2). Provide further warnings and warnings, 3). Meeting with participants who default, 4). Make salary deductions through the PWDC treasurer in the amount of delinquent contributions and penalties incurred (as long as they do not exceed 50% of the total installments deducted).
Keywords: Social gathering (Arisan), Motorcycle, Default system.
Last update: