BibTex Citation Data :
@article{JPPS8293, author = {AYI RACHDYNI SAFIRA}, title = {SEKOLAH INKLUSI (TK-SMA) DARMA ACITYA DI KOTA SEMARANG}, journal = {Jurnal Poster Pirata Syandana}, volume = {1}, number = {02}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 menunjukkan jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia mencapai hingga 1,6 juta jiwa. Dengan satu juta lebih ABK belum memperoleh pendidikan. Dari 30% ABK yang sudah memperoleh pendidikan, hanya 18% di antaranya yang menerima pendidikan inklusi, baik dari sekolah luar biasa (SLB), maupun sekolah regular pelaksana pendidikan inklusi. Rendahnya jumlah ABK yang memperoleh pendidikan disebabkan oleh macam-macam faktor, dimulai dari kurangnya infrastruktur sekolah, kurangnya tenaga pengajar khusus, dan juga stigma masyarakat terhadap ABK. Anak Berkubutuhan Khusus (ABK) Seharusnya mendapat penanganan khusus, namun bukan berarti harus dipisahkan dengan anak-anak normal. ABK berhak untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Pendidikan inklusif merupakan salah satu pilihan bagi Anak Bekebutuhan Khusus (ABK) untuk mendapatkan bimbingan dalam memperoleh ilmu. Pendidikan inklusif akan menerapkan sistem pendidikan dan pengajaran terpadu yang memandang seluruh anak sama. . Sebagai sekolah yang menampung peserta didik normal dan anak berkebutuhan khusus (ABK) maka sekolah inklusi akan menyediakan fasilitas, sarana & prasarana khusus yang ramah bagi seluruh penggunanya }, issn = {2715-6397}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpps/article/view/8293} }
Refworks Citation Data :
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 menunjukkan jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia mencapai hingga 1,6 juta jiwa. Dengan satu juta lebih ABK belummemperoleh pendidikan. Dari 30% ABK yang sudah memperoleh pendidikan, hanya 18% di antaranya yang menerima pendidikan inklusi, baik dari sekolah luar biasa (SLB), maupunsekolah regular pelaksana pendidikan inklusi. Rendahnya jumlah ABK yang memperoleh pendidikan disebabkan oleh macam-macam faktor, dimulai dari kurangnya infrastruktur sekolah,kurangnya tenaga pengajar khusus, dan juga stigma masyarakat terhadap ABK.Anak Berkubutuhan Khusus (ABK) Seharusnya mendapat penanganan khusus, namun bukan berarti harus dipisahkan dengan anak-anak normal. ABK berhak untuk bersosialisasi denganmasyarakat sekitar. Pendidikan inklusif merupakan salah satu pilihan bagi Anak Bekebutuhan Khusus (ABK) untuk mendapatkan bimbingan dalam memperoleh ilmu. Pendidikan inklusifakan menerapkan sistem pendidikan dan pengajaran terpadu yang memandang seluruh anak sama. . Sebagai sekolah yang menampung peserta didik normal dan anak berkebutuhankhusus (ABK) maka sekolah inklusi akan menyediakan fasilitas, sarana & prasarana khusus yang ramah bagi seluruh penggunanya
Last update:
JURNAL POSTER PIRATA SYANDANA (ISSN : 2715-6397)
Mailing Address:
Departemen Arsitektur FT. UNDIP
Jl. Prof. Soedarto, SH Kampus Tembalang Semarang Indonesia 50275
Telp. (024) 7470690 Fax. (024) 7470690
email : jpps@arsitektur.undip.ac.id
indexed by googlescholar, portal garuda