BibTex Citation Data :
@article{JPPS6305, author = {ALIFA WARDYASARI}, title = {REST AREA TIPE A RUAS TOL SEMARANG-SOLO}, journal = {Jurnal Poster Pirata Syandana}, volume = {1}, number = {1}, year = {2019}, keywords = {}, abstract = { Seiring berjalannya waktu kebutuhan akan moda transportasi semakin meningkat baik itu moda transportasi umum maupun pribadi. Begitu pula dengan infrastuktur transportasi semakin ditingkatkan, seperti jalan tol. Pemerintah mengembangkan jalan Tol Trans Jawa yang juga termasuk dalam Asian Highway 2, sepanjang 1.167 km yang membentang dari Merak hingga Banyuwangi. Jalan tol atau jalan bebas hambatan merupakan sebuah solusi untuk kelancaran bertransportasi tanpa perlu terganggu dengan kemacetan. Jalan tol yang cenderung lurus dan adanya batas laju kendaraan menuntut pengendara untuk selalu fokus tanpa henti, sehingga tak jarang pengendara mengalami kelelahan, maka dari itu dibutuhkan tempat untuk beristirahat untuk melepas lelah. Selain itu pengendara juga membutuhkan tempat untuk mengistirahatkan kendaraannya guna menyetabilkan kinerja kendaraan. Tempat inilah yang bisa disebut rest area. Rest area dulunya hanya berupa warung - warung yang menjual berbagai jenis makanan dan menyediakan fasilitas toilet, berbeda dengan keadaan sekarang teknologi semakin maju sehingga fasilitas penunjang pun turut meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kemajuan tersebut tidak lepas dari kebutuhan akan listrik. Lokasi rest area yang berada di dalam area tol yang tertutup dan jauh menyebabkan sulitnya menyalurkan jaringan listrik, sehingga seringkali ditemui jalanan tol yang difasilitasi lampu jalan hanya terdapat pada lokasi yang dekat dengan pintu tol maupun gerbang tol. Selain itu untuk menyalurkan listrik dengan jaringan khusus memakan biaya tidak sedikit. Maka dari itu diperlukan sebuah rancangan rest area yang hemat energi serta mampu menciptakan energi dengan potensi sekitar yang ada. }, issn = {2715-6397}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpps/article/view/6305} }
Refworks Citation Data :
Seiring berjalannya waktu kebutuhan akan moda transportasi semakin meningkat baikitu moda transportasi umum maupun pribadi. Begitu pula dengan infrastuktur transportasisemakin ditingkatkan, seperti jalan tol. Pemerintah mengembangkan jalan Tol Trans Jawa yangjuga termasuk dalam Asian Highway 2, sepanjang 1.167 km yang membentang dari Merakhingga Banyuwangi. Jalan tol atau jalan bebas hambatan merupakan sebuah solusi untukkelancaran bertransportasi tanpa perlu terganggu dengan kemacetan. Jalan tol yang cenderunglurus dan adanya batas laju kendaraan menuntut pengendara untuk selalu fokus tanpa henti,sehingga tak jarang pengendara mengalami kelelahan, maka dari itu dibutuhkan tempat untukberistirahat untuk melepas lelah. Selain itu pengendara juga membutuhkan tempat untukmengistirahatkan kendaraannya guna menyetabilkan kinerja kendaraan. Tempat inilah yangbisa disebut rest area. Rest area dulunya hanya berupa warung - warung yang menjualberbagai jenis makanan dan menyediakan fasilitas toilet, berbeda dengan keadaan sekarangteknologi semakin maju sehingga fasilitas penunjang pun turut meningkat baik dari segi kualitasmaupun kuantitas. Kemajuan tersebut tidak lepas dari kebutuhan akan listrik. Lokasi rest areayang berada di dalam area tol yang tertutup dan jauh menyebabkan sulitnya menyalurkanjaringan listrik, sehingga seringkali ditemui jalanan tol yang difasilitasi lampu jalan hanyaterdapat pada lokasi yang dekat dengan pintu tol maupun gerbang tol. Selain itu untukmenyalurkan listrik dengan jaringan khusus memakan biaya tidak sedikit. Maka dari itudiperlukan sebuah rancangan rest area yang hemat energi serta mampu menciptakan energidengan potensi sekitar yang ada.
Last update:
JURNAL POSTER PIRATA SYANDANA (ISSN : 2715-6397)
Mailing Address:
Departemen Arsitektur FT. UNDIP
Jl. Prof. Soedarto, SH Kampus Tembalang Semarang Indonesia 50275
Telp. (024) 7470690 Fax. (024) 7470690
email : jpps@arsitektur.undip.ac.id
indexed by googlescholar, portal garuda