skip to main content

Yogyakarta Art Space Center Dengan Pendekatan Arsitektur Simbiosis

*Nathan Pratama  -  Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang dikenal sebagai kota seni dan budaya. Yogyakarta ditetapkan sebagai Kota Kebudayaan ASEAN (ASEAN City of Culture) ke-5, periode 2018 hingga 2020 oleh menteri ASEAN bidang kebudayaan dan kesenian. Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai banyak event dan fasilitas yang mendukung aktivitas kesenian di Yogyakarta. Menurut. Dr. Soewarno Wisetrotomo, seorang kritikus seni dan dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta, mengatakan bahwa Yogyakarta merupakan lahan yang subur bagi perkembangan seni. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya seniman besar berasal dari kota ini, seperti Basuki Abdullah, Affandi Koesoema, dan Eko Nugroho. Berbagai hal tersebut membuktikan bahwa Yogyakarta Art Space Center mempunyai iklim seni yang bagus. Perancangan Yogyakarta Art Space Center bertujuan untuk memperkuat identitas dan mendukung iklim Kota Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya. Selain itu, Yogyakarta Art Space Center menyediakan ruang publik berupa ruang kreatif bagi seniman dan masyarakat. Perancangan Yogyakarta art space center menggunakan pendekatan arsitektur simbiosis dalam penetuan zona di dalam perancangan. Dengan pendekatan tersebut, dapat menggabungkan tiga fungsi utama bangunan pada zona suci (sacred zone), yaitu exhibition space, art space center, dan creative space yang dapat meningkatkan kualitas seniman dan komunitas kreatif, serta mempertahankan budaya dan lokalitas Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui arsitektur simbiosis, zona suci (sacred zone) akan dipadukan dengan adanya zona antara (intermediate zone). Ruang-ruang yang berada di zona antara (intermediate zone) ini diharapkan dapat menjadi penengah dari aspek yang saling bertentangan baik dari fungsi, maupun kegiatan pengguna di zona suci (sacred zone). Oleh karena itu, diperlukan perancangan Yogyakarta art space center sebagai ruang publik untuk mendukung iklim kesenian dan industri kreatif di Yogyakarta
Fulltext View|Download
  1. Appleton, I. (2008). Buildings for the Performing Arts. Taylor & Francis
  2. Carmona, M. (2008). Public Space: The Management Dimension. Routledge
  3. Neufert, E. (1996). Data Arsitek 1. Penerbit Erlangga

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.