BibTex Citation Data :
@article{JPPS14946, author = {Rania Nur Azizah}, title = {REDESAIN PELABUHAN ASDP KETAPANG BANYUWANGI DENGAN PENDEKATAN DESAIN INKLUSIF}, journal = {Jurnal Poster Pirata Syandana}, volume = {3}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {}, abstract = { Kecepatan layanan dan kebebasan dari konflik menjadi kunci performa bangunan Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi yang melayani bongkar muat kendaraan dengan frekuensi pelayanan yang tinggi . Namun realitanya , terdapat sistem sirkulasi yang belum optimal (Azizah, 2021) pada bangunan eksisting , yaitu jarak tempuh pejalan kaki yang terlalu jauh dan potensi kemacetan . Klasifikasi pelabuhan dari pihak yang dilayani , yaitu melayani penumpang dan kendaraan secara bersamaan menyebabkan ditemukannya konflik di ruang sirkulasi . Kedua poin keadaan eksisting tersebut tidak sesuai dengan kualitas kinerja pelabuhan feri sesuai The World Ports Sustainability Program (WPSP) yaitu memiliki layanan yang inklusif . Bangunan publik di Indonesia juga diharuskan untuk memiliki layanan yang memadai dan inklusif untuk mewujudkan kesetaraan hak dan kewajiban penggunanya termasuk penyandang cacat dan lansia ( Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan ). Agar tidak mengesampingkan kebutuhan layanan untuk pejalan kaki sebagai kelompok pengguna , maka diperlukan pemetaan sirkulasi pengguna pejalan kaki yang baik . Di sisi lain, Pelabuhan ASDP Ketapang memiliki dermaga-dermaga yang tersebar karena diperlukan ruang gerak kapal yang cukup serta bentuk lahan yang memanjang . Hal ini menjadikan perlunya penataan ulang fasilitas . Penataan ulang fasilitas ini tentu juga perlu mempertimbangkan adanya kebutuhan lahan untuk sirkulasi kendaraan . }, issn = {2715-6397}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpps/article/view/14946} }
Refworks Citation Data :
KecepatanlayanandankebebasandarikonflikmenjadikunciperformabangunanPelabuhan ASDP KetapangBanyuwangi yang melayanibongkarmuatkendaraandenganfrekuensipelayanan yang tinggi. Namunrealitanya, terdapatsistemsirkulasi yang belum optimal (Azizah, 2021) padabangunaneksisting, yaitujaraktempuhpejalan kaki yang terlalujauhdanpotensikemacetan. Klasifikasipelabuhandaripihak yang dilayani, yaitumelayanipenumpangdankendaraansecarabersamaanmenyebabkanditemukannyakonflik di ruangsirkulasi. KeduapoinkeadaaneksistingtersebuttidaksesuaidengankualitaskinerjapelabuhanferisesuaiThe World Ports Sustainability Program (WPSP) yaitumemilikilayanan yang inklusif. Bangunanpublik di Indonesia jugadiharuskanuntukmemilikilayanan yang memadaidaninklusifuntukmewujudkankesetaraanhakdankewajibanpenggunanyatermasukpenyandangcacatdanlansia (PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 30 Tahun 2006 TentangPedomanTeknisFasilitas Dan AksesibilitasPadaBangunanGedung Dan Lingkungan). Agar tidakmengesampingkankebutuhanlayananuntukpejalan kaki sebagaikelompokpengguna, makadiperlukanpemetaansirkulasipenggunapejalan kaki yang baik. Di sisi lain, Pelabuhan ASDP Ketapangmemilikidermaga-dermaga yang tersebarkarenadiperlukanruanggerakkapal yang cukupsertabentuklahan yang memanjang. Hal inimenjadikanperlunyapenataanulangfasilitas. Penataanulangfasilitasinitentujugaperlumempertimbangkanadanyakebutuhanlahanuntuksirkulasikendaraan.
Last update:
JURNAL POSTER PIRATA SYANDANA (ISSN : 2715-6397)
Mailing Address:
Departemen Arsitektur FT. UNDIP
Jl. Prof. Soedarto, SH Kampus Tembalang Semarang Indonesia 50275
Telp. (024) 7470690 Fax. (024) 7470690
email : jpps@arsitektur.undip.ac.id
indexed by googlescholar, portal garuda