Kota Semarang merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia. Hal itu berdampak terhadap perkembangan ekonomi, baik dari sektor industri, pariwisata, perdagangan dan jasa. Arus migrasi yang mengalami peningkatan membuat kepadatan penduduk semakin tinggi sementara lahan untuk tempat tinggal akan semakin berkurang. Dari banyaknya sektor industri yang ada di Kota Semarang berkaitan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan tidak hanya berasal dari masyarakat sekitar, namun juga masyarakat perantauan dari luar daerah Kota Semarang. Adanya peningkatan tenaga kerja perlu diimbangi dengan fasilitas tempat tinggal yang memadai. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Irfiyanti & Mana (2014) sebagian besar responden penelitian dari buruh industri Wijayakusuma, 74% hunianrespondenmasihdiadakansecara informal dan hanya 26% yang tinggal di huniandenganpolapengadaan formal (dibangun oleh suatuusahaatau badan hukumseperti developer atauperumnas), darihaltersebutmenunjukkanbahwapemenuhankebutuhanhunianburuhindustri oleh usahaatau badan hukummasihrendah. Salah satusolusiuntukmemenuhiadanyakebutuhanhuniandariburuhindustriyaitumengembangkanhunianvertikalsehinggabisatanpamengurangiRuang Terbuka Hijau (RTH) kota yang banyak. Rumahsusunberfungsisebagaibangunanhunianvertikal yang turutmemenuhikebutuhanhunian yang ada. Konsep kampung susundipilih agar interaksiantarpenghunisertasuasanadalamhunianlebihcair dan salingmembaur. Selainitu, konsepinimenyesuaikandarigayahidupmaupunbudayadaripenghunirumahsusun.
Last update:
Last update: