WARGA BERDAYA SEBAGAI SUBPOLITIK DAN KAMPANYE JOGJA ASAT: PENOLAKAN PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN DI YOGYAKARTA

Saqib Fardan Ahmada, S Susetiawan
DOI: 10.14710/jpk.9.1.85-98

Abstract


Artikel ini berangkat dari kampanye Jogja Asat yang digunakan oleh warga berdaya dalam melakukan penolakan hotel dan apartemen di Yogyakarta. Konsep subpolitik milik Ulrich Beck kemudian menjadi pilihan untuk menganalisis kasus tersebut. Dengan uraian di atas, penelitian ini mengajukan pertanyaan utama yaitu bagaimana proses warga berdaya sebagai fenomena subpolitik menolak atas pembangunan hotel dan apartemen di Yogyakarta melalui kampanye Jogja Asat. Proses penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus dengan analisis deskriptif. Penelitian ini kemudian menunjukan bahwa warga berdaya merupakan bagian dari realitas subpolitik sebagaimana dijelaskan Ulrich Beck. Subpolitik di sini berangkat dari temuan bahwa warga berdaya bukan merupakan organisasi formal, melainkan sebuah koalisi warga yang juga terhubung dengan organisasi masyarakat sipil lain seperti Wahana Lingkingan Hidup (WALHI), Indonesia Visual Art Archive (IVAA), hingga Watchdoc. Melalui kampanye Jogja Asat, warga berdaya berusaha melakukan kontra narasi dari kemajuan pariwisata yang ada di Yogyakarta. Pada prosesnya, warga berdaya sebagai subpolitik aktivitasnya tidak hanya sekedar berkampanye tentang Jogja Asat saja. Warga berdaya juga turut memberdayakan masyarakat menuju kesadaran kritis terhadap lingkungan dan membangun jejaring dengan berbagai pihak yang mengalami keresahan akibat perkembangan hotel dan apartemen dalam industri pariwisata di Yogyakarta.


Keywords


Subpolitik; Warga Berdaya; Hotel dan Apartemen

Full Text: PDF

References


Amrta Institute (Producer). (2017, 22 Maret). Jogja Darurat Air, Laporan Amrta Institute Untuk Hari Air Sedunia Tahun 2017. Amrta Institute. Retrieved from https://issuu.com/tifafoundation/docs/jogja_darurat_air_-_laporan_amrta_i

Baxter, P., & Jack, S. (2008). Qualitative Case Study Methodology: Study Design and Implementation for Novice Researchers. The Qualitative Report, 13(4), 544–559. Doi: https://doi.org/10.46743/2160-3715/2008.1573

Beck, U. (1997). Subpolitics: Ecology and The Disintegration of Institutional Power. Organization & Environment, 10(1), 52-65. Doi: https://doi.org/10.1177%2F0921810697101008

Beck, U. (2015). Masyarakat Risiko: Menuju Modernitas Baru. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Case, R., & Caragata, L. (2009). The Emergence of A New Social Movement: Social Networks and Collective Action on Water Issues in Guelph, Ontario. Community Development, 40(3), 247-261. Doi: https://doi.org/10.1080/15575330903091738

Chan, R. K. (2008). Risk, Reflexivity and Sub-Politics: Environmental Politics in Hong Kong. Asian Journal of Political Science, 16(3), 260-275. Doi: https://doi.org/10.1080/02185370802504308

Dinas Pariwisata Daerah Istimewah Yogyakarta. (2017). Statistik Kepariwisataan 2017. from Dinas Pariwisata Daerah Istimewah Yogyakarta https://visitingjogja.com/15691/statistik-pariwisata-diy-2017/

Giddens, A. (2005). Konsekuensi-Konsekuensi Modernitas. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Hayat, M. (2019). Kebijakan Pertumbuhan Industri dan Munculnya Masyarakat yang Anomi. Jurnal Sosial Politik, 2(1), 71-84. Doi: https://doi.org/https://doi.org/10.22219/sospol.v2i1.4757

Holzer, B., & Sørensen, M. (2001). Subpolitics and Subpoliticians Arbeitspapier 4 des SFB 536 Reflexive Modernisierung.

Kurniawan, N. I. (2001). Melacak Pemikiran Anthony Giddens tentang Nation-State dan Modernitas. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, 4(3), 341-364.

Lindgren, S., & Linde, J. (2012). The Subpolitics of Online Piracy: A Swedish Case Study. Convergence, 18(2), 143-164. Doi: https://doi.org/10.1177%2F1354856511433681

Mahaswara, H. A. (2016). Menggugat Ruang Publik Melalui Gerakan Masyarakat (Studi Kasus Gerakan Warga Berdaya di Yogyakarta). Jurnal Pemikiran Sosiologi, 3(2), 26-39. Doi: https://doi.org/10.22146/jps.v3i2.23534

Mata Najwa (Producer). (2015). Penyeru Perlawanan. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=LsxXC5SSa9I

Moleong, L. J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurshafira, T. (2018). Mainstreaming Modernisation Risk Politics in Indonesia’s Democratisation: Towards Public Control of Welfare and Risk in Expanding Water Access. PCD Journal, 6(2), 271-304. Doi: https://doi.org/10.22146/pcd.35411

Pearsall, H., & Anguelovski, I. (2016). Contesting and Resisting Environmental Gentrification: Responses to New Paradoxes and Challenges for Urban Environmental Justice. Sociological Research Online, 21(3), 121-127. Doi: https://doi.org/10.5153%2Fsro.3979

Putsanra, D. V. (2017). Warga Yogya Menolak Pembangunan Hotel dan Apartemen, tirto.id. Retrieved from https://tirto.id/warga-yogya-menolak-pembangunan-hotel-dan-apartemen-csjG

PWKTAU. (2014). Tolak Apartemen Uttara. Retrieved from https://tolakapartemenuttara.tumblr.com/

Sesanti, A. D. (2016). Jogja-Ku (Dune Ora) Didol. Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta. Yogyakarta: STPN Press.

Simatupang, E., & Swara, V. Y. (2019). Membaca Arena Baru Subpolitik Anak Muda dalam Memaknai Risiko Industri Ekstraktif. Jurnal Studi Pemuda, 8(2), 99-112. Doi: https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.48429

Skovgaard, J. (2015). Subpolitics and the Campaign against Barclays’ Involvement in South Africa. Moving the Social, 54, 37-58. Doi: https://doi.org/10.13154/mts.54.2015.37-58

Suharko, S. (2017). Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 20(2), 97-116. Doi: https://doi.org/10.22146/jsp.24776

Suharko, S. (2020). Urban Environmental Justice Movements in Yogyakarta, Indonesia. Environmental Sociology, 6(3), 231-241. Doi: https://doi.org/10.1080/23251042.2020.1778263

Sukmana, O. (2016). Konsep dan Teori Gerakan Sosial: Intrans Publishing.

Tortella, B. D., & Tirado, D. (2011). Hotel Water Consumption at A Seasonal Mass Tourist Destination. The Case of The Island of Mallorca. Journal of environmental management, 92(10), 2568-2579. Doi: https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2011.05.024

Trisnawati, H. (2012). Dampak Perkembangan Infrastruktur Pariwisata Terhadap Konflik Air di Kabupaten Badung dan Tabanan. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 2(1), 109-222.

Wang, L., & Yotsumoto, Y. (2019). Conflict in Tourism Development in Rural China. Tourism Management, 70, 188-200. Doi: https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.08.012

Watchdoc (Producer). (2015). Belakang Hotel. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=mGwS78pMPmU

Yuda, T. K. (2016). Memaknai Ulang Corporate Social Responsibility: Upaya Mewujudkan Fair Responsibility. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 19(3), 200-217. Doi: https://doi.org/10.22146/jsp.15680

Yuniar, R., & Efendi, D. (2018). Art and Urban Politics : Social and Political Impact of ‘Underground’ Movement toward Neoliberal Development in Yogyakarta, Indonesia Shifting Undergrounds in East and Southeast Asia: Transformations and Declinations of Cultural Self-Expressions and Communities in Cityscape (pp. 1–19). National University of Singapore.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Pengembangan Kota

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0