PREFERENSI PENGHUNI TINGGAL DI APARTEMEN BERSUBSIDI THE MODERN GOLF KOTA TANGERANG
Abstract
Pemenuhan kebutuhan perumahan layak bagi masyarakat menengah kebawah dan pembangunan perumahan vertikal menjadi sangat penting dalam mengurangi kepadatan. The Modern Golf Apartement menjadi apartemen bersubsidi pertama yang dibangun di kota Tangerang dengan statusnya yang bersubsidi memiliki daya tarik tersendiri bagi para penghuni untuk tinggal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi dan tujuan penghuni untuk tinggal di apartemen bersubsidi The Modern Golf. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik sampling stratified random sampling. Berdasarkan analisis, diketahui bahwa faktor penghuni tinggal di apartemen bersubsidi The Modern Golf yang memiliki preferensi paling tinggi berdasakan nilai rata-ratanya yaitu faktor kemudahan aksesibilitas menuju sarana perdagangan dengan nilai rata-rata 4,63. Hal ini diperkuat dengan adanya berbagai jenis sarana perdagangan yang dapat memudahkan penghuni untuk memenuhi kebutuhannya tanpa perlu keluar dari kawasan The Modernland, serta terdapat kecenderungan aktivitas bahwa penghuni akan menuju ke sarana perdagangan baik mall maupun pusat pertokoan setelah pulang bekerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya fenomena masyarakat perkotaan yang cenderung konsumtif serta tingginya minat masyarakat terhadap hunian yang berada di pusat kota dengan dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung.
Keywords
References
Ariayuda, A., Trilistyo, H., & Suyono, B. (2013). Rusunami di Jakarta Timur. Universitas Diponegoro, Semarang. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/42308/
Balbontin, C., de Dios Ortúzar, J., & Swait, J. D. (2014). Importance of Dwelling, Neighbourhood Attributes in Residential Location Modelling: Best Worst Scaling vs. Discrete Choice. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 160, 92-101. doi:http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.12.120
Chen, B., & Nakama, Y. (2015). Residents’ preference and willingness to conserve homestead woodlands: Coastal villages in Okinawa Prefecture, Japan. Urban Forestry & Urban Greening, 14(4), 919-931. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.ufug.2015.08.008
Dillman, D. A. (1979). Residential Preferences, Quality of Life, and the Population Turnaround. American Journal of Agricultural Economics, 61(5), 960-966. doi:https://doi.org/10.2307/3180356
Garcia, M. (2006). Citizenship Practices and Urban Governance in European Cities. Urban Studies, 43(4), 745-765. doi:https://doi.org/10.1080/00420980600597491
Hirsch, W. Z. (1977). The Efficiency of Restrictive Land Use Instruments. Land Economics, 53(2), 145. doi:https://doi.org/10.2307/3145920
Howley, P., Scott, M., & Redmond, D. (2009). An examination of residential preferences for less sustainable housing: Exploring future mobility among Dublin central city residents. Cities, 26(1), 1-8. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.cities.2008.10.001
Hudalah, D., & Firman, T. (2012). Beyond property: Industrial estates and post-suburban transformation in Jakarta Metropolitan Region. Cities, 29(1), 40-48. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.cities.2011.07.003
Ismail, R. N. I. (2003). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Perumahan di Jakarta Selatan. (Master), Program Pendidikan Pasca sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Lehman, A. F., Slaughter, J. G., & Myers, C. P. (1991). Quality of life in alternative residential settings. Psychiatric Quarterly, 62(1), 35-49. doi:https://doi.org/10.1007/bf01958837
Logan, J. R., Bian, Y., & Bian, F. (1999). Housing inequality in urban China in the 1990s. International Journal of Urban and Regional Research, 23(1), 7-25. doi:10.1111/1468-2427.00176
Purbosari, A., & Hendarto, R. M. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bertempat Tinggal Di Kota Bekasi Bagi Penduduk Migran Berpenghasilan Rendah yang Bekerja Di Kota Jakarta. (SE), Universitas Diponegoro, Semarang.
Rahman, A. A., Hasshim, S. A., & Rozali, R. (2015). Residents’ Preference on Conservation of the Malay Traditional Village in Kampong Morten, Malacca. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 202, 417-423. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.08.246
Sestiyani, E., & Sariffuddin, S. (2015). Identifikasi Perubahan Perumahan di Perumahan Bumi Wanamukti, Kota Semarang. Jurnal Pengembangan Kota, 3(1), 49-59. doi:http://dx.doi.org/10.14710/jpk.3.1.49-59
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutedi, A. (2010). Hukum Rumah Susun dan Apartemen. Jakarta: Grafika.
Tao, L. W. (2015). Living conditions—The key issue of housing development in Beijing Fengtai District. HBRC Journal, 11(1), 136-142. doi:http://doi.org/10.1016/j.hbrcj.2014.07.003
Wang, X., Hu, P., & Zhu, Y. (2016). Location choice of Chinese urban fringe residents on employment, housing, and urban services: A case study of Nanjing. Frontiers of Architectural Research, 5(1), 27-38. doi:http://doi.org/10.1016/j.foar.2015.12.003
Winarso, H., Hudalah, D., & Firman, T. (2015). Peri-urban transformation in the Jakarta metropolitan area. Habitat International, 49, 221-229. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.habitatint.2015.05.024
Yuliastuti, N., & Sukmawati, A. M. a. (2016). Transformasi Perumahan Sosial dan Keberlanjutan Perumahan di Perumnas Sendangmulyo. 2016, 4(1), 87-94. doi:http://dx.doi.org/10.14710/jpk.4.1.87-94
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Pengembangan Kota
License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0