ANALISIS PERKEMBANGAN KECAMATAN COLOMADU DAN KECAMATAN GROGOL SEBAGAI PKLP DAN WPU SURAKARTA BERDASARKAN FAKTOR INTERNAL

Dayana Permatasari, Wisnu Pradoto
DOI: 10.14710/jpk.7.2.172-180

Abstract


Perkembangan Kota di Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar mengalami berbagai persoalan, karena tidak semua kota dapat memenuhi pelayanannya. Persoalan tersebut menyebabkan aktivitas kota melewati batas administrasinya. Ketidakmampuan dalam menyediakan kebutuhan dalam menyediakan ruang aktivitas mendorong terjadinya perluasan kota yang menyebabkan kawasan peri-urban mengalami perubahan dalam segala aspek baik secara fisik maupun non fisik. Perluasan kawasan perkotaan tentunya mengalami perubahan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk analisis perbandingan perkembangan kedua kecamatan yang memiliki peran sebagai WPU Kota Surakarta dan berstatus PKLp pada Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Analisis perbandingan dilakukan dengan melihat karakteristik perkembangan dan kategori perkembangan Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Grogol dalam kurun waktu 2000 - 2017 dan 2010 -2017 yang selanjutnya dilakukan perbandingan pada kedua Kecamatan. Metode yang digunakan dalam penelitian metode kuantitatif dengan teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif  kuantitatif dan analis skoring. Analisis Deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik perkembangan Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Grogol, sedangkan analisis skoring digunakan untuk melakukan pengkategorian terhadap  perkembangan rata-rata tahunan. Pengkategorian perkembangan didasarkan faktor internal kecamatan yaitu diantaranya perkembangan kepadatan penduduk, jenis pekerjaan penduduk non pertanian, fasilitas sosial dan ekonomi, kondisi ekonomi, dan perkembangan lahan terbangun. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Grogol memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda, ditinjau berdasarkan perkembangan lahan Kecamatan Colomadu lebih diarahkan sebagai kawasan permukiman, sedangkan Kecamatan Grogol sebagai kawasan industri, perdagangan dan jasa. Berdasarkan hasil perhitungan perkembangan rata-rata tahunan Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Grogol sepanjang tahun 2000 – 2010  tergolong dalam perkembangan lambat, namun sepanjang tahun 2010 -2017 Kecamatan Grogol tergolong dalam perkembangan cepat dan Kecamatan Colomadu tetap dikategorikan dalam perkembangan lambat.


Keywords


Perkembangan; Lahan; Fasilitas sosial dan ekonomi; Penduduk

Full Text: PDF

References


Adisasmita, R. (2015). Teori Pertumbuhan Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Chen, C., & Zhao, M. (2016). The Undermining of Rural Labor Out-Migration by Household Strategies in China's Migrant-Sending Areas: The Case of Nanyang, Henan Province. Cities, 60, 446-453. Doi: 10.1016/j.cities.2016.04.009

Fitriana, D. (2011). Perkembangan Industri Gula Colomadu dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat tahun 1990-1998. (Tugas Akhir), Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Gaigné, C., Riou, S., & Thisse, J.-F. (2016). How to Make the Metropolitan Area Work? Neither Big Government Nor Laissez-Faire. Journal of Public Economics, 134, 100-113. Doi: 10.1016/j.jpubeco.2015.12.002

Kühn, M. (2015). Peripheralization: Theoretical Concepts Explaining Socio-Spatial Inequalities. European Planning Studies, 23(2), 367-378. Doi: 10.1080/09654313.2013.862518

Leaf, M. (2002). A Tale of Two Villages: Globalization and Peri-Urban Change in China and Vietnam. Cities, 19(1), 23-31.

Prihanto, T. (2010). Perubahan Spasial dan Sosial-Budaya Sebagai Dampak Megaurban di Daerah Pinggiran Kota Semarang. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, 12(2), 131-140. Doi: 10.15294/jtsp.v12i2.1346

Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Baduose Media.

Sreeja, K., Madhusoodhanan, C., & Eldho, T. (2017). Processes of Peri-Urban Resource–Livelihood Transitions: Glimpses from the Periphery of Greater Mumbai City, India. Land Use Policy, 69, 49-55.

Sugestiadi, M., & Basuki, Y. (2019). Dinamika Pertumbuhan Perkotaan di Kawasan Perkotaan Surakarta. Seminar Nasional Geomatika, 3, 609. Doi: 10.24895/SNG.2018.3-0.1019

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Vernor, J. D., & Rabianski, J. (1993). Shopping Center Appraisal and Analysis: Appraisal Institute Chicago, IL.

Winarso, H. (2006). Metropolitan di Indonesia: Kenyataan dan Tantangan dalam Penataan Ruang. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum.

Yunus, H. S. (2008). Dinamika Wilayah Peri-Urban: Determinan Masa Depan Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zeng, C., Song, Y., He, Q., & Liu, Y. (2018). Urban-Rural Income Change: Influences of Landscape Pattern and Administrative Spatial Spillover Effect. Applied Geography, 97, 248-262.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Pengembangan Kota

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0