POLA DAN FAKTOR PERKEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN DI KECAMATAN MRANGGEN, KABUPATEN DEMAK
Abstract
Sebagai wilayah pinggiran, Kecamatan Mranggen mengalami perkembangan penggunaan lahan yang intensif sejak tahun 90-an, hal ini disebabkan adanya ekspansi pembangunan perkotaan ke wilayah pinggiran, seperti pembangunan Perumnas Pucang Gading dan peningkatan kawasan pemukiman akibat tingginya urbanisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola dan faktor yang mempengaruhi perkembangan pemanfaatan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data baik primer maupun sekunder. Penelitian dilakukan dalam beberapa analisis, yaitu analisis spasial overlay melalui analisis perbandingan citra 1994 dan 2015 menggunakan GIS, analisis deskriptif, dan analisis crosstabs menggunakan SPSS. Hasilnya pola pemanfaatan lahan di Kecamatan Mranggen sejak tahun 1994-2015 membentuk pola yang menyebar dengan mengalami perkembangan wilayah yang berbeda-beda (cepat, sedang, dan lambat) dan faktor yang mempengaruhi pamanfaatan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen adalah faktor lokasi, harga, lingkungan, aksesibilitas, dan fasilitas.
Keywords
References
Deng, X., Huang, J., Rozelle, S., Zhang, J., & Li, Z. (2015). Impact of urbanization on cultivated land changes in China. Land Use Policy, 45, 1-7. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.landusepol.2015.01.007
Dwiyanto, T. A., & Sariffuddin, S. (2013). Karakteristik Belanja Warga Pinggiran Kota (Studi Kasus: Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). Jurnal Pengembangan Kota, 1(2), 118-127. doi: http://dx.doi.org/10.14710/jpk.1.2.118-127
Ehinmowo, A., & Eludoyin, O. (2010). The university as a nucleus for growth pole: Example from Akungba-Akoko, Southwest, Nigeria. International Journal of Sociology and Anthropology, 2(7), 149-154. doi: http://www.academicjournals.org/article/article1379428966_Ehinmowo%20and%20Eludoyin.pdf
Firman, T. (2009). The continuity and change in mega-urbanization in Indonesia: A survey of Jakarta–Bandung Region (JBR) development. Habitat International, 33(4), 327-339. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.habitatint.2008.08.005
Freeman, L. (2005). Displacement or Succession?: Residential Mobility in Gentrifying Neighborhoods. Urban Affairs Review, 40(4), 463-491. doi: http://dx.doi.org/10.1177/1078087404273341
Koestoer, R. H. (2001). Dimensi Keruangan Kota: teori dan kasus. Jakarta: UI Press.
Nelson, L., & Nelson, P. B. (2010). The global rural: Gentrification and linked migration in the rural USA. Progress in Human Geography. doi: http://dx.doi.org/10.1177/0309132510380487
Wang, D., & Li, S.-m. (2006). Socio-economic differentials and stated housing preferences in Guangzhou, China. Habitat International, 30(2), 305-326. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.habitatint.2004.02.009
Yunus, H. S. (2000). Struktur tata ruang kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Pengembangan Kota
License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0