KAPASITAS PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM PENYEDIAAN TAMAN TEMATIK GUNA MEWUJUDKAN KOTA LAYAK HUNI
Abstract
RTH merupakan tuntutan dasar yang jika tidak dipenuhi maka dapat menunjukan ketidakmampuan pemerintah dalam meningkatkan kualitas kehidupan kota dan keseimbangan ekologi. Pemerintah Kota Bandung berupaya memenuhi RTH dengan membangun taman tematik yakni taman yang diberi daya tarik agar dapat merubah taman yang semula pasif menjadi taman aktif. Taman tematik dibangun untuk meningkatkan indeks kebahagiaan warga serta mewadahi aktivitas komunitas dalam rangka mewujudkan kota layak huni. Sebanyak 30 taman tematik telah dibangun namun lokasinya masih terfokus di pusat kota. Penelitian ini hendak melihat kapasitas pemerintah daerah dalam penyediaan taman tematik yang dianalisis menggunakan kerangka tata kelola ruang publik meliputi komposisi, pemangku kepentingan, sarana serta tugas pemerintah. Dalam mewujudkan kota layak huni, pemerintah harus memegang peran utama dengan melakukan kolaborasi bersama stakeholders lainnya untuk percepatan penyediaan ruang publik terutama dalam hal anggaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa kapasitas Pemerintah Kota Bandung cukup baik terutama dalam hal anggaran dan SDM, namun ketersediaan lahan masih menjadi kendala utama sehingga belum dapat menyediakan taman tematik yang merata di seluruh wilayah Kota Bandung.
Keywords
References
Azadi, H., Ho, P., Hafni, E., Zarafshani, K., & Witlox, F. (2011). Multi-Stakeholder Involvement and Urban Green Space Performance. Journal of Environmental Planning and Management, 54(6), 785-811. doi:https://doi.org/10.1080/09640568.2010.530513
Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung. (2013). Rencana Strategis Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Tahun 2013-2018. Bandung: Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung.
Dzhambov, A. M., & Dimitrova, D. D. (2014). Elderly Visitors of an Urban Park, Health Anxiety and Individual Awareness of Nature Experiences. Urban Forestry & Urban Greening, 13(4), 806-813. doi:https://doi.org/10.1016/j.ufug.2014.05.006
Evans, P. B. (2002). Livable Cities: Urban Struggles for Livelihood and Sustainability. Barkeley: University of California Press.
Frick, H., & Mulyani, T. H. (2006). Arsitektur Ekologis: Konsep Arsitektur Ekologis di iklim Tropis. Yogyakarta: Kanisius.
Future Communities. (2009). Place Shaping. Diakses dari http://www.futurecommunities.net/why/place-shaping-0, 5 Maret 2018
Humaida, N., Prasetyo, L. B., & Rushayati, S. B. (2016). Priority Assessment Method of Green Open Space (Case Study: Banjarbaru City). Procedia Environmental Sciences, 33, 354-364. doi:https://doi.org/10.1016/j.proenv.2016.03.086
IAP. (2017). Indonesia Most Livable City Index 2017. Diakses dari https://drive.google.com/file/d/1yQ6cJMLI4H7h_RsqqUbdurd9UMvzqqqX/view, Maret 10th 2018
Kusumawanto, A., & Astuti, Z. B. (2014). Arsitektur Hijau dalam Inovasi Kota. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nugraha, D. H., & Heston, Y. P. (2017). Oase di Tengah Kota: Kota Ekologis dan Penyiapan RTH. Yogyakarta: UGM PRESS.
Nururrohmah, Z., & Suhirman. (2016). Shared-power Governance in Managing Common Pool Resources Case Study: Collaborative Planning to Manage Thematic Parks in Bandung City, Indonesia. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 227, 465-476. doi:https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.06.102
Pemerintah Kota Bandung. (2012). Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung tahun 2012-2032. Bandung.
Pemerintah Kota Bandung. (2014). RPJMD Kota Bandung 2014-2018. Bandung: Pemerintah Kota Bandung.
Ramdhoni, S., Rushayati, S. B., & Prasetyo, L. B. (2016). Open Green Space Development Priority Based on Distribution of air Temperature Change in Capital City of Indonesia, Jakarta. Procedia Environmental Sciences, 33, 204-213. doi:https://doi.org/10.1016/j.proenv.2016.03.071
Razak, M. A. W. A., Othman, N., & Nazir, N. N. M. (2016). Connecting People with Nature: Urban Park and Human Well-being. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 222, 476-484. doi:https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.138
Tan, P. Y., & Samsudin, R. (2017). Effects of Spatial Scale on Assessment of Spatial Equity of Urban Park Provision. Landscape and Urban Planning, 158, 139-154. doi:https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2016.11.001
Wai, A. T. P., Nitivattananon, V., & Kim, S. M. (2018). Multi-stakeholder and Multi-benefit Approaches for Enhanced Utilization of Public Open Spaces in Mandalay City, Myanmar. Sustainable Cities and Society, 37, 323-335. doi:https://doi.org/10.1016/j.scs.2017.10.038
Woolley, H. (2003). Urban Open Spaces. London: Taylor & Francis.
Zamanifard, H., Alizadeh, T., & Bosman, C. (2018). Towards a Framework of Public Space Governance. Cities, 78, 155-165. doi:https://doi.org/10.1016/j.cities.2018.02.010Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Jurnal Pengembangan Kota
License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0