IDENTITAS KEBERADAAN KAMPUNG LAMA BERDASARKAN TRADISI DAN KEBIASAAN DI KAMPUNG PURWODINATAN, SEMARANG

Rizani Violita, Nany Yuliastuti
DOI: 10.14710/jpk.8.1.1-11

Abstract


Eksistensi kampung merupakan bentuk dari identitas kota. Pembangunan kota yang terus meningkat menyebabkan banyaknya kampung kota menghilang. Kampung Purwodinatan salah satu kampung lama yang berada di kawasan strategis yang dekat Kawasan Kota Lama, Pecinan dan Pasar Johar yang menjadikan kampung ini memiliki potensi beralihnya fungsi tempat tinggal menjadi lahan komersil. Selain itu, Kampung Purwodinatan juga rawan bencana banjir. Kampung ini terancam keberadaannya dan diperlukan kajian terhadap faktor yang mempengaruhi eksistensi agar tetap bertahan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi eksistensi kampung kota. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa faktor-faktor tersebut adalah tradisi dan kebiasaan, interaksi sosial, kualitas lingkungan permukiman, peran pemerintah dan ekonomi. Faktor yang mendapatkan skor tertinggi dan paling mempengaruhi eksistensi Kampung Purwodinatan adalah tradisi dan kebiasaan masyarakat, sedangkan faktor yang mendapatkan skor paling rendah adalah ekonomi masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu perencanaan wilayah dan kota khususnya mengenai eksistensi dan kebertahanan kampung kota.


Keywords


Eksistensi; Kampung Kota; Rawan Bencana; Tradisi dan Kebiasaan

Full Text: PDF

References


Awwal, F. N., & Kustiwan, I. (2014). Pengaruh Karakteristik Perkembangan Fisik Dan Sosial Ekonomi Kampung Kota Terhadap Keberlanjutannya di Kawasan Pusat Kota Bandung. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, A(1), 524-533.

Dyah, V., & Yuliastuti, N. (2014). Penilaian Keberlanjutan Permukiman Kampung Lama di Kelurahan Lempongsari. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 3(4), 766-775.

Handayani, S. (2008). Partisipasi Masyarakat Kampung Kota untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan Pemukiman. (Disertasi), Institut Pertanian Bogor, Bogor (ID).

Hirsan, F. P. (2011). Identifikasi Pola Bermukim Masyarakat Suku Sasak di Pulau Lombok yang Dipengaruhi oleh Sistem Kekerabatan – Studi Kasus: Desa Puyung, Kabupaten Lombok Tengah. Doi: http://lpsdimataram.com/phocadownload/Desember-2011/06-20111208fariz%20primadi.pdf.

Hribar, M. Š., Bole, D., & Pipan, P. (2015). Sustainable Heritage Management: Social, Economic and Other Potentials of Culture in Local Development. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 188, 103-110. Doi: 10.1016/j.sbspro.2015.03.344

Keman, S. (2005). Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman. Jurnal Kesehatan Lingkungan Unair, 2(1), 3947.

Madiasworo, T. (2009). Revitalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kampung Melayu Semarang dalam Pembangunan Berkelanjutan. Local Wisdom: Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal, 1(1), 10-18.

Navastara, A. M., Pradinie, K., & Martha, K. (2016). Ambiguous Public Space Towards Social Sustainability in Madurese Urban Kampong. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 227, 507-514. Doi: 10.1016/J.Sbspro.2016.06.108

Newmark, N., & Thompson, P. J. (1977). Self, space, and shelter: An introduction to housing. San Francisco: Canfield Press.

Nugroho, A. C. (2009). Kampung Kota Sebagai Sebuah Titik Tolak Dalam Membentuk Urbanitas dan Ruang Kota Berkelanjutan. Rekayasa: Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 13(3), 210-218.

Pratama, F. C. (2016). Analisis Peran Pemerintah dalam Pengembangan Objek Wisata Pantai Gandoriah dan Pulau Angso Duo di Kota Pariaman. (Disertasi), Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Riau (ID).

Putera, Y. A. (2014). Ambiguitas Ruang Kampung Pluis Jakarta Selatan dalam Perspektif Privat-publik. E-Journal Graduate Unpar, 1(2), 101-110.

Riska, N., & Yuliastuti, N. (2013). Bentuk Adaptasi Masyarakat terhadap Banjir di Kampung Purwodinatan dan Jurnatan Kota Semarang. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 2(3), 457-467.

Sangalang, I., & Adji, F. F. (2014). Pengaruh Kondisi Hunian dan Lingkungan Terhadap Keberlanjutan Permukiman Tepi Sungai Studi Kasus: Kampung Pahandut dan Desa Danau Tundai di Kota Palangka Raya. Jurnal Perspektif Arsitektur, 9(2), 47-58.

Sukmawati, A. M. a., & Yuliastuti, N. (2016). Eksistensi Kampung Lama Melalui Kearifan Lokal di Kampung Bustaman Semarang. Tataloka, 18(2), 108-117. Doi: 10.14710/tataloka.18.2.108-117

Surtiani, E. E. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus: Kawasan Pancuran, Salatiga). (Disertasi), Universitas Diponegoro, Semarang (ID).

Widodo, J. (2012). Urban Environment and Human Behaviour: Learning From History and Local Wisdom. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 42, 6-11. Doi: 10.1016/j.sbspro.2012.04.161

Wijanarka. (2007). Semarang Tempo Dulu: Teori Desain Kawasan Bersejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Windarsih, A. (2013). Memahami “Betawi” Dalam Konteks Cagar Budaya Condet dan Setu Babakan. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 15(1), 177-200. Doi: 10.14203/jmb.v15i1.146

Yuliastuti, N., & Saraswati, N. (2014). Environmental Quality in Urban Settlement: The Role of Local Community Association in East Semarang Sub-District. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 135, 31-35. Doi: 10.1016/j.sbspro.2014.07.321


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Pengembangan Kota

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0