IDENTIFIKASI URBAN SPATIAL STRUCTURE MENGGUNAKAN DATA SPASIAL GOOGLE EARTH DAN GOOGLE MAPS

Renindya Azizza Kartikakirana
DOI: 10.14710/jpk.9.1.1-12

Abstract


Struktur spasial wilayah dipengaruhi oleh perkembangan kota. Perkembangan kota yang cepat pada akhirnya memicu perubahan urban spatial structure. Tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) mengidentifikasi pusat-pusat kegiatan/struktur spasial di kecamatan tersebut; (2) mengidentifikasi perkembangan struktur spasial Kecamatan Depok pada periode tahun 2007 ke 2019 dilihat dari bentuk morfologi/urban form. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan deduktif-kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data spasial yang bersumber dari Citra Google Earth pada periode waktu tahun 2007 dan 2019 dan Google Maps. Identifikasi struktur spasial menggunakan analisis indeks sentralitas jumlah fasilitas pada setiap blok permukiman, sedangkan perkembangan struktur spasialnya dilihat dari elemen urban form (penggunaan lahan, pola jaringan jalan, kepadatan bangunan dan pola bentuk bangunan). Struktur spasial Kecamatan Depok termasuk kategori polycentric and dispersed. Bentuk morfologi Kacamatan Depok cenderung masuk kategori bentuk linier bermanik. Perkembangan lahan terbangun Kecamatan Depok menyasar daerah non terbangun pada sisi utara, tengah, dan timur wilayah. Daerah terbangun yang disasar merupakan lahan pertanian.


Keywords


Urban Spatial Structure; Urban Form; Perkembangan Kota; Pusat Pertumbuhan: Indeks Sentralitas

Full Text: PDF

References


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman. (2020). Peta Administrasi Kecamatan. https://bappeda.slemankab.go.id/peta-tata-guna-lahan

Chen, T., Hui, E. C., Wu, J., Lang, W., & Li, X. (2019). Identifying Urban Spatial Structure and Urban Vibrancy in Highly Dense Cities Using Georeferenced Social Media Data. Habitat International, 89, 102005. Doi: https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2019.102005

Google Earth Pro. (2020). Citra Satelit. https://www.google.com/earth/

Google Maps. (2020). Citra satelit. https://www.google.com/maps

Krehl, A. (2015). Urban Spatial Structure: An Interaction Between Employment and Built-up Volumes. Regional Studies, Regional Science, 2(1), 290-308. Doi: https://doi.org/10.1080/21681376.2015.1034293

Li, W., Sun, B., Zhao, J., & Zhang, T. (2018). Economic Performance of Spatial Structure in Chinese Prefecture Regions: Evidence from Night-Time Satellite Imagery. Habitat International, 76, 29-39. Doi: https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2018.05.006

Li, Y. (2020). Towards Concentration and Decentralization: The Evolution of Urban Spatial Structure of Chinese Cities, 2001–2016. Computers, Environment and Urban Systems, 80, 101425. Doi: https://doi.org/10.1016/j.compenvurbsys.2019.101425

Li, Y., & Liu, X. (2018). How Did Urban Polycentricity and Dispersion Affect Economic Productivity? A Case Study of 306 Chinese Cities. Landscape and Urban Planning, 173, 51-59. Doi: https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2018.01.007

Lynch, Kevin. (1984). A Theory of Good City Form. Massachusetts: The MIT Press.

Meijers, E. J., & Burger, M. J. (2010). Spatial Structure and Productivity in US Metropolitan Areas. Environment and Planning A: Economy and Space, 42(6), 1383-1402. Doi: https://doi.org/10.1068%2Fa42151

Muta’Ali, L. (2015). Teknik Analisis Regional untuk Perencanaan Wilayah, Tata Ruang dan Lingkungan (Vol. 347). Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Ningsih, T. R. (2017). Pengaruh Keberadaan Kampus Terhadap Perubahan Fisik Kawasan di Sekitarnya (Studi Kasus: Kawasan Babarsari, Kecamatan Depok, Yogyakarta). Jurnal Pengembangan Kota, 5(2), 159-165. Doi: https://doi.org/10.14710/jpk.5.2.159-165

Oliveira, V. (2016). Urban Morphology: An Introduction to The Study of The Physical Form of Cities. Switzerland: Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-319-32083-0

Putri, M. A., Rahayu, M. J., & Putri, R. A. (2017). Bentuk Morfologi Kawasan Permukiman Urban Fringe Selatan Kota Surakarta. Jurnal Pengembangan Kota, 4(2), 120-128. Doi: https://doi.org/10.14710/jpk.4.2.120-128

Rijal, S. (2008). Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar Tahun 2017. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 3(1), 001-110. Doi: https://doi.org/10.24259/jhm.v12i1.6031

Setyono, D. A., Hariyani, S., & Haryani, B. A. S. (2019). Identifikasi Bentuk Struktur Ruang Kota Batu. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 11(2), 85-92. Doi: http://dx.doi.org/10.21776/ub.takoda.2019.011.02.5

Tallo, A. J., Pratiwi, Y., & Astutik, I. (2014). Identifikasi Pola Morfologi Kota (Studi Kasus: Sebagian Kecamatan Klojen, di Kota Malang). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 25(3), 213-227. Doi: https://doi.org/10.5614/jpwk.2015.25.3.3

Williams, K., Burton, E., & Jenks, M. (2000). Achieving Sustainable Urban Form: Conclusions. London: E & FN Spon.

Yuliandhari, R., Marsoyo, A., & Royschansyah, M. S. (2016). Ketimpangan Spasial Perkotaan Tanah Grogot Kabupaten Paser. Plano Madani: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 5(2), 136-142.

Živković, J. (2020). Urban form and function. Climate action, 862-871. Doi: https://doi.org/10.1007/978-3-319-95885-9_78


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Pengembangan Kota

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0