Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT837, author = {Sugeng Widada}, title = {Analisis Dimensi Fraktal Kejadian Gempa Dl Laut Banda Indonesia}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {19}, number = {2}, year = {2016}, keywords = {Earthuakes system; fractal; Banda Sea; Pole gempa; fraktal; Laut Banda}, abstract = { The Banda Sea region is an active earthquakes area which indicated by mean monthly incident of quakes more than 220. The condition is caused the area being located in the triple jucntion. Earthquakes system in this region which occur during September 2015 up to October 2016 is analyzed by fractal approach to investigate the subduction system.Earthquakes system is chaotic, so can be quantified using fractal concept. Quantify result of Banda Sea earthquakes system using Aki method is fractal dimension 2.08. It indicates that the slab was fractured by some fault in form an angle or upright possition with the subduction strike. Such a thing also be proven by the fact that the length zone of slab moved during each earthquake is not same, the variation is about 6 – 1,056 m. Based on the fractal analysis, also be identified that about 6.25 magnitute six earthquakes are expected each year. The result of study support the previous studies which propose that the tectonic system in Banda Sea region is very complex. Kawasan Laut Banda merupakan daerah aktif gempa yang ditunjukan dengan kejadian gempa rata-rata bulanan Iebih dan 220. Keadaan ini dapat dimengerti mengingat kawasan tersebut merupakan pertemuan tiga buah lempeng yang bergerak. Pola kegempaan di daerah tesebut yang tejadi pada September 2015 hingga Oktober 2016 dicoba dianalisa menggunakan pendekatan fraktal untuk mengetahui pola subduksi di daerah tersebut. Pola kegempaan merupakan suatu kejadian yang chaos, sehingga dapat dilakukan kuantisasi berdasarkan konsep fraktal. Hasil kuantisasi pola gempa Laut Banda meggunakan metode Aki diperoleh dimensi fraktal 2,08 . Hal ini menunjukan bahwa slab yang menunjam dan bergerak sehingga menimbulkan gempa terbagi dalarn beberapa bagian melalui suatu sesar yang menyududut / tegak lurus jurus subduksi. Keadaan ini dikuatkan oleh hasil perhitungan panjang daerah yang bergerak untuk setiap kejadian gempa tidak sama, yaitu bervariasi dari 6 – 1.056 m. Berdasarkan analisa fraktal tersebut juga diketahui bahwa gempa dengan magnitudo 6,25 akan terjadi 6 kali dalam satu tahun. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa tatanan tektonik di daerah Laut Banda sangat kompleks. }, issn = {2528-3111}, pages = {108--114} doi = {10.14710/jkt.v19i2.837}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/837} }
Refworks Citation Data :
The Banda Sea region is an active earthquakes area which indicated by mean monthly incident of quakes more than 220. The condition is caused the area being located in the triple jucntion. Earthquakes system in this region which occur during September 2015 up to October 2016 is analyzed by fractal approach to investigate the subduction system.Earthquakes system is chaotic, so can be quantified using fractal concept. Quantify result of Banda Sea earthquakes system using Aki method is fractal dimension 2.08. It indicates that the slab was fractured by some fault in form an angle or upright possition with the subduction strike. Such a thing also be proven by the fact that the length zone of slab moved during each earthquake is not same, the variation is about 6 – 1,056 m. Based on the fractal analysis, also be identified that about 6.25 magnitute six earthquakes are expected each year. The result of study support the previous studies which propose that the tectonic system in Banda Sea region is very complex.
Kawasan Laut Banda merupakan daerah aktif gempa yang ditunjukan dengan kejadian gempa rata-rata bulanan Iebih dan 220. Keadaan ini dapat dimengerti mengingat kawasan tersebut merupakan pertemuan tiga buah lempeng yang bergerak. Pola kegempaan di daerah tesebut yang tejadi pada September 2015 hingga Oktober 2016 dicoba dianalisa menggunakan pendekatan fraktal untuk mengetahui pola subduksi di daerah tersebut. Pola kegempaan merupakan suatu kejadian yang chaos, sehingga dapat dilakukan kuantisasi berdasarkan konsep fraktal. Hasil kuantisasi pola gempa Laut Banda meggunakan metode Aki diperoleh dimensi fraktal 2,08. Hal ini menunjukan bahwa slab yang menunjam dan bergerak sehingga menimbulkan gempa terbagi dalarn beberapa bagian melalui suatu sesar yang menyududut / tegak lurus jurus subduksi. Keadaan ini dikuatkan oleh hasil perhitungan panjang daerah yang bergerak untuk setiap kejadian gempa tidak sama, yaitu bervariasi dari 6 – 1.056 m. Berdasarkan analisa fraktal tersebut juga diketahui bahwa gempa dengan magnitudo 6,25 akan terjadi 6 kali dalam satu tahun. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa tatanan tektonik di daerah Laut Banda sangat kompleks.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.