skip to main content

Pertambahan Biomasa Kepiting Bakau Scylla serrata pada Daerah Mangrove dan Tidak Bermangrove

Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Mar 2016.
Open Access Copyright (c) 2016 Jurnal Kelautan Tropis

Citation Format:
Abstract

Lahan mangrove mempunyai potensi dikembangkan untuk usaha penggemukan kepiting tanpa merusak, yaitu melalui konsep silvofishery.  Tujuan dari penelitian ini adalah menjajaki pemeliharan kepiting bakau Scylla serrata didaerah mangrove. Metoda yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan acak kelompok.  Perlakuan yang diterapkan adalah kepadatan yang berbeda (4 ekor/m2, 6 ekor/m2 dan 8 ekor/m2) dengan kelompok (daerah mangrove dan tidak bermangrove) dengan ulangan 3 kali.  Data yang diperoleh berupa penambahan biomasa dianalisa dengan balanced designs anova. Hasil yang didapat menunjukan kepiting bakau yang dipelihara didaerah mangrove memiliki penambahan biomasa yang lebih besar bila dibandingkan dengan yang dipelihara pada daerah tidak bermangrove.  Kepiting bakau yang dipelihara didaerah mangrove dengan kepadatan  ekor/m2 pertambahan biomasanya rata rata 81,7 gr/bulan; dan kepadatan 6 ekor/m2 bertambah rata rata 77,8 gr/bulan, sedang kepadatan 8 ekor/m2 73,9 gr/bulan.  Hal tersebut sangat berbeda dengan kepiting yang dipelihara pada daerah yang tidak bermangrove dimana untuk kepadatan 4 ekor/m2 rata rata hanya bertambah 68,75 gr/bulan dan yang berkepadatan kepadatan 6 ekor/m2 bertambah rata rata 39,1 gr/bulan sedangkan yang berkepadatan 8 ekor/m2 32,2 gr/bulan.  Interaksi antara kepadatan dan lokasi (bermangrove dan bukan) memberikan pengaruh yang sangat nyata pada penambahan berat kepiting bakau (p<0,001).

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: Kepiting bakau; pertumbuhan; mangrove

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.