Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT4782, author = {Regina Melianawati and Ni Wayan Astuti}, title = {Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Plectropomus leopardus Lacepède, 1802 (Actinopterygii:Serranidae) dengan Waktu Awal Pemberian Pakan Buatan Berbeda}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {22}, number = {2}, year = {2019}, keywords = {Artificial feed; Coral trout; Larvae; Growth; Initial feeding time}, abstract = { Coral trout larvae in hatchery were given artificial feed, besides live feeds. However, the right time for feeding artificial feed is still unknown. Therefore, the purpose of this is study was to determine the differences initial time of feeding artificial feed on the growth of coral trout larvae. The treatment tested was feeding artificial feed to larvae started at 8 (A) and 15 (B) days old. The study was replicated three times. The observed biological variables was including total length, length of dorsal and pelvic fin and number of rotifers in larval digestive tract. The results showed that on 30 days old, total length of larvae A ll on ger (13.36 ± 2.05 mm) than larvae B (12.13 ± 2.11 mm) (P>0.05). The dorsal fin and pelvic fin of larvae A tended were longer (7.33 ± 0.68 mm and 5.38 ± 0.45 mm) than larvae B (6.23 ± 1.58 mm and 5.29 ± 0.81 mm) (P> 0.05). On 20 days old, larvae A tended to consume more rotifers (32.60 ± 21.53 individuals) than larvae B (27.40 ± 11.19 individuals) (P> 0.05). There was more juveniles produced from treatment A (79%) compared to treatment B (21%). Based on this study, feeding artificial feed started from 8 days old take effect to greater growth and survival rate of coral trout larvae. Therefore, the initial time of feeding artificial feed for coral trout larvae should be done started at 8 days old. Larva ikan kerapu sunu dalam pembenihan di panti benih, diberi pakan buatan, disamping pakan alami sebagai pakan awalnya. Namun, hingga saat ini belum diketahui waktu yang tepat untuk pemberian pakan buatan tersebut. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu awal pemberian pakan buatan terhadap pertumbuhan larva ikan kerapu sunu. Perlakuan yang diujikan adalah perbedaan waktu awal pemberian pakan buatan, yaitu mulai larva umur 8 hari (A) dan mulai larva umur 15 hari (B). Penelitian dilakukan sebanyak tiga kali ulangan waktu. Peubah yang diamati meliputi panjang total, panjang duri sirip punggung dan duri sirip perut, jumlah rotifer dan telurnya dalam pencernaan larva serta kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 30 hari larva A memiliki panjang total yang cenderung lebih besar (13,36±2,05 mm) dibandingkan pada larva B (12,13±2,11 mm) (P>0,05). Duri sirip punggung dan duri sirip perut larva A lebih panjang (7,33±0,68 mm dan 5,38±0,45 mm) dibandingkan larva B (6,23±1,58 mm dan 5,29±0,81 mm) (P>0,05). Larva A umur 20 hari cenderung mengkonsumsi rotifer lebih banyak (32,60±21,53 individu) dibandingkan larva B (27,40±11,19 individu) (P>0,05). Juvenil yang dihasilkan dari perlakuan A lebih banyak (79%) dibandingkan dari perlakuan B (21%). Berdasarkan hasil penelitian ini, pemberian pakan buatan mulai umur 8 hari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu sunu yang cenderung lebih besar. Oleh karenanya, pemberian pakan buatan bagi larva ikan kerapu sunu sebaiknya dilakukan mulai umur 8 hari. }, issn = {2528-3111}, pages = {181--190} doi = {10.14710/jkt.v22i2.4782}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/4782} }
Refworks Citation Data :
Coral trout larvae in hatchery were given artificial feed, besides live feeds. However, the right time for feeding artificial feed is still unknown. Therefore, the purpose of this is study was to determine the differences initial time of feeding artificial feed on the growth of coral trout larvae. The treatment tested was feeding artificial feed to larvae started at 8 (A) and 15 (B) days old. The study was replicated three times. The observed biological variables was including total length, length of dorsal and pelvic fin and number of rotifers in larval digestive tract. The results showed that on 30 days old, total length of larvae A llonger (13.36 ± 2.05 mm) than larvae B (12.13 ± 2.11 mm) (P>0.05). The dorsal fin and pelvic fin of larvae A tended were longer (7.33 ± 0.68 mm and 5.38 ± 0.45 mm) than larvae B (6.23 ± 1.58 mm and 5.29 ± 0.81 mm) (P> 0.05). On 20 days old, larvae A tended to consume more rotifers (32.60 ± 21.53 individuals) than larvae B (27.40 ± 11.19 individuals) (P> 0.05). There was more juveniles produced from treatment A (79%) compared to treatment B (21%). Based on this study, feeding artificial feed started from 8 days old take effect to greater growth and survival rate of coral trout larvae. Therefore, the initial time of feeding artificial feed for coral trout larvae should be done started at 8 days old.
Larva ikan kerapu sunu dalam pembenihan di panti benih, diberi pakan buatan, disamping pakan alami sebagai pakan awalnya. Namun, hingga saat ini belum diketahui waktu yang tepat untuk pemberian pakan buatan tersebut. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu awal pemberian pakan buatan terhadap pertumbuhan larva ikan kerapu sunu. Perlakuan yang diujikan adalah perbedaan waktu awal pemberian pakan buatan, yaitu mulai larva umur 8 hari (A) dan mulai larva umur 15 hari (B). Penelitian dilakukan sebanyak tiga kali ulangan waktu. Peubah yang diamati meliputi panjang total, panjang duri sirip punggung dan duri sirip perut, jumlah rotifer dan telurnya dalam pencernaan larva serta kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 30 hari larva A memiliki panjang total yang cenderung lebih besar (13,36±2,05 mm) dibandingkan pada larva B (12,13±2,11 mm) (P>0,05). Duri sirip punggung dan duri sirip perut larva A lebih panjang (7,33±0,68 mm dan 5,38±0,45 mm) dibandingkan larva B (6,23±1,58 mm dan 5,29±0,81 mm) (P>0,05). Larva A umur 20 hari cenderung mengkonsumsi rotifer lebih banyak (32,60±21,53 individu) dibandingkan larva B (27,40±11,19 individu) (P>0,05). Juvenil yang dihasilkan dari perlakuan A lebih banyak (79%) dibandingkan dari perlakuan B (21%). Berdasarkan hasil penelitian ini, pemberian pakan buatan mulai umur 8 hari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu sunu yang cenderung lebih besar. Oleh karenanya, pemberian pakan buatan bagi larva ikan kerapu sunu sebaiknya dilakukan mulai umur 8 hari.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.