Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT24061, author = {Ali Ridlo and Agus Sabdono and Subagiyo Subagiyo and Raden Ario and Ibnu Pratikto and Retno Hartati}, title = {Preparasi dan Karakterisasi Bioplastik dari Limbah Ekstraksi Karagenan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty ex P. C. Silva, 1966 dengan Pemlastis Gliserol}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {27}, number = {3}, year = {2024}, keywords = {Bioplastic film; glycerol; polymer; K. alvarezii waste}, abstract = { The carrageenan production process from Kappaphycus alvarezii seaweed produces solid waste of 60%-70% w/w, primarily composed of cellulose, which can be used for bioplastic films. This research aims to determine the effect of glycerol plasticizer addition on the characteristics of K. alvarezii waste-based bioplastics. Bioplastics were made by mixing 50 g of wet waste with 90 mL of distilled water, homogenized at 70°C for 30 minutes. Glycerol (0%, 1%, 2%, 3%, 4%) was added, with water to a total volume of 150 mL, and homogenized again for 30 minutes. The solution was poured into a polypropylene mold and dried at 60°C for 24 hours. Results showed glycerol increased transparency and elongation but reduced tensile strength and water resistance. The addition of 1% glycerol produced bioplastics with the best characteristics, meeting Japanese Industrial Standards. FTIR and SEM showed similar bioplastic properties across treatments. This research indicates that K. alvarezii carrageenan extraction waste is promising for packaging material and bioplastic production. Proses produksi karagenan dari rumput laut Kappaphycus alvarezii menghasilkan limbah padat sebesar 60%-70% w/w, terutama terdiri dari selulosa yang dapat digunakan untuk film bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan plastisizer gliserol terhadap karakteristik bioplastik limbah K. alvarezii. Bioplastik dibuat dengan mencampurkan 50 g limbah basah dengan 90 mL akuades, dihomogenkan pada suhu 70°C selama 30 menit. Gliserol (0%, 1%, 2%, 3%, 4%) ditambahkan hingga volume 150 mL, dihomogenkan kembali selama 30 menit. Larutan dituang dalam cetakan polipropilena dan dikeringkan pada suhu 60°C selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan gliserol meningkatkan transparansi dan elongasi, tetapi mengurangi kuat tarik dan ketahanan air. Penambahan 1% gliserol menghasilkan bioplastik dengan karakteristik terbaik, memenuhi Japanese Industrial Standard. FTIR dan SEM menunjukkan sifat bioplastik yang serupa pada semua perlakuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah ekstraksi karagenan K. alvarezii menjanjikan sebagai bahan kemasan dan produksi bioplastik. }, issn = {2528-3111}, pages = {415--422} doi = {10.14710/jkt.v27i3.24061}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/24061} }
Refworks Citation Data :
The carrageenan production process from Kappaphycus alvarezii seaweed produces solid waste of 60%-70% w/w, primarily composed of cellulose, which can be used for bioplastic films. This research aims to determine the effect of glycerol plasticizer addition on the characteristics of K. alvarezii waste-based bioplastics. Bioplastics were made by mixing 50 g of wet waste with 90 mL of distilled water, homogenized at 70°C for 30 minutes. Glycerol (0%, 1%, 2%, 3%, 4%) was added, with water to a total volume of 150 mL, and homogenized again for 30 minutes. The solution was poured into a polypropylene mold and dried at 60°C for 24 hours. Results showed glycerol increased transparency and elongation but reduced tensile strength and water resistance. The addition of 1% glycerol produced bioplastics with the best characteristics, meeting Japanese Industrial Standards. FTIR and SEM showed similar bioplastic properties across treatments. This research indicates that K. alvarezii carrageenan extraction waste is promising for packaging material and bioplastic production.
Proses produksi karagenan dari rumput laut Kappaphycus alvarezii menghasilkan limbah padat sebesar 60%-70% w/w, terutama terdiri dari selulosa yang dapat digunakan untuk film bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan plastisizer gliserol terhadap karakteristik bioplastik limbah K. alvarezii. Bioplastik dibuat dengan mencampurkan 50 g limbah basah dengan 90 mL akuades, dihomogenkan pada suhu 70°C selama 30 menit. Gliserol (0%, 1%, 2%, 3%, 4%) ditambahkan hingga volume 150 mL, dihomogenkan kembali selama 30 menit. Larutan dituang dalam cetakan polipropilena dan dikeringkan pada suhu 60°C selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan gliserol meningkatkan transparansi dan elongasi, tetapi mengurangi kuat tarik dan ketahanan air. Penambahan 1% gliserol menghasilkan bioplastik dengan karakteristik terbaik, memenuhi Japanese Industrial Standard. FTIR dan SEM menunjukkan sifat bioplastik yang serupa pada semua perlakuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah ekstraksi karagenan K. alvarezii menjanjikan sebagai bahan kemasan dan produksi bioplastik.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.