Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT1738, author = {Ita Riniatsih and Munasik Munasik and Chrisna Suryono and Ria Azizah and Retno Hartati and Rudhi Pribadi and Subagiyo Subagiyo}, title = {Komposisi Makroalga Yang Berasosiasi Di Ekosistem Padang Lamun Pulau Tumpul Lunik, Pulau Rimau Balak Dan Pulau Kandang Balak Selatan, Perairan Lampung Selatan}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {20}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {macroalga; Halimeda macroloba; Enhalus acoroides; seagrass ecosystem; ekosistem padang lamun}, abstract = { Assosiation between macroalga and seagrass ecosystem in South Lampung has been determined. There were 3 sampling locations, ie. Station 1 (Tumpul Lunik Island), Station 2 (Rimau Balak Island) and Station 3 (Kandang Balak Selatan Island). Observation of macroalga and seagrass were carried out using quadran transect method (0,5 x 0,5 m 2 ) along 100 meter with 10 meter distance berween transect. It is done triplicates. The research showed that there were twelve species macroalgae belong to three families found in seagrass bed. Their distribution were varied. Highest density of macroalga was Halimeda makroloba in habitat of seagrass Enhalus acorides at around Pulau Tempul Lunik Island. The substrat was sand and rubble which support good growth of both species The presence of macroalgae in seagrass bed could be a competitor related to the space for live and nutrient utilization in the waters. Pengamatan tentang asosiasi antara makroalga di ekosistem padang lamun perairan Lampung Selatan telah dilakukan. Lokasi pengamatan yang terbagi menjadi 3 stasiun, yaitu Stasiun 1 (Pulau Tumpul Lunik), Stasiun 2 (Pulau Rimau Balak) dan Stasiun 3 (Pulau Kandang Balak Selatan). Pengamatan makroalga dan lamun di masing-masing lokasi dilakukan dengan metoda transek kuadran (0,5 x 0,5 m) sepanjang 100 meter dengan jarak pengamatan setiap 10 meter untuk penghitungan dengan kuadran. Pengamatan dilakukan dengan ulangan sebanyak 3 kali garis transek di setiap stasiun pengamatan. Duabelas jenis makroalga dari 3 Famili telah ditemukan di ekosistem padang lamun dengan sebaran kepadatan makroalga yang beragam. Kepadatan tertinggi makroalga ditemukan pada jenis Halimeda makroloba yang banyak ditemukan tumbuh pada habitat lamun Enhalus acorides di sekitar Pulau Tempul Lunik. Kondisi perairan yang bersubstrat dasar pasir dan pecahan karang sangat mendukung untuk pertumbuhan ke dua jenis vegetasi tersebut. Kehadiran makroalga di ekosistem padang lamun dapat menjadi kompetitor bagi keberadaan dan kondisi penutupan lamun, terkait dengan persaingan dalam menempati ruang dan pemanfaatan nutrien di perairan. }, issn = {2528-3111}, pages = {117--123} doi = {10.14710/jkt.v20i2.1738}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/1738} }
Refworks Citation Data :
Assosiation between macroalga and seagrass ecosystem in South Lampung has been determined. There were 3 sampling locations, ie. Station 1 (Tumpul Lunik Island), Station 2 (Rimau Balak Island) and Station 3 (Kandang Balak Selatan Island). Observation of macroalga and seagrass were carried out using quadran transect method (0,5 x 0,5 m2) along 100 meter with 10 meter distance berween transect. It is done triplicates. The research showed that there were twelve species macroalgae belong to three families found in seagrass bed. Their distribution were varied. Highest density of macroalga was Halimeda makroloba in habitat of seagrass Enhalus acorides at around Pulau Tempul Lunik Island. The substrat was sand and rubble which support good growth of both species The presence of macroalgae in seagrass bed could be a competitor related to the space for live and nutrient utilization in the waters.
Pengamatan tentang asosiasi antara makroalga di ekosistem padang lamun perairan Lampung Selatan telah dilakukan. Lokasi pengamatan yang terbagi menjadi 3 stasiun, yaitu Stasiun 1 (Pulau Tumpul Lunik), Stasiun 2 (Pulau Rimau Balak) dan Stasiun 3 (Pulau Kandang Balak Selatan). Pengamatan makroalga dan lamun di masing-masing lokasi dilakukan dengan metoda transek kuadran (0,5 x 0,5 m) sepanjang 100 meter dengan jarak pengamatan setiap 10 meter untuk penghitungan dengan kuadran. Pengamatan dilakukan dengan ulangan sebanyak 3 kali garis transek di setiap stasiun pengamatan. Duabelas jenis makroalga dari 3 Famili telah ditemukan di ekosistem padang lamun dengan sebaran kepadatan makroalga yang beragam. Kepadatan tertinggi makroalga ditemukan pada jenis Halimeda makroloba yang banyak ditemukan tumbuh pada habitat lamun Enhalus acorides di sekitar Pulau Tempul Lunik. Kondisi perairan yang bersubstrat dasar pasir dan pecahan karang sangat mendukung untuk pertumbuhan ke dua jenis vegetasi tersebut. Kehadiran makroalga di ekosistem padang lamun dapat menjadi kompetitor bagi keberadaan dan kondisi penutupan lamun, terkait dengan persaingan dalam menempati ruang dan pemanfaatan nutrien di perairan.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.