1Program Studi Teknik Kelautan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone, Indonesia
2Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muslim Indonesia, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT13484, author = {Dwi Rosalina and Katarina Hesty Rombe and Hasnatang Hasnatang}, title = {Pemetaan Sebaran Lamun Menggunakan Metode Lyzenga Studi Kasus Pulau Kapoposang, Provinsi Sulawesi Selatan}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {25}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {Lamun; Pemetaan; Kerapatan; Penutupan; Pulau Kapoposang}, abstract = { Remote sensing is an alternative to help detect the distribution of seagrass. The satellite image used is Landsat 8 Image (LDCM). Seagrass is a plant that lives in shallow and estuarine waters. This study aims to map the distribution of seagrass on Kapoposang Island using the lyzenga method and validate the data by calculating the density and cover of seagrass. This research was conducted on Kapoposang Island. the results of the analysis of the shallow water correction lyzenga obtained seagrass area of about 40.58 ha. There were 6 types of seagrass found on Kapoposang Island, namely Thalassia hemprichii, Enhalus acroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, and Syringodium isoetifolium. The highest density value was Thalassia hemprichii 24-38 ind/m², while the lowest density was Halophila ovalis and Enhalus acroides 1 ind/m². The highest seagrass closing value was 29%. Determination of the status of seagrass beds in damaged condition and poor category because it only reached 29.9%. P engind e raan jauh merupakan alternative untuk dapat membantu mendeteksi sebaran lamun. Citra satelit yang digunakan adalah Citra Landsat 8 (LDCM). Lamun merupakan tumbuhan yang h idup diperairan dangkal dan estuari. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan sebaran lamun di Pulau Kapoposang dengan menggunakan metode lyzenga dan validasi data dengan menghitung kerapatan dan penutupan lamun. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Kapoposang . hasil analisis lyzenga koreksi perairan dangkal diperoleh luasan lamun sekitar 40.58 Ha. Adapun jenis lamun yang ditemu ka n di Pulau Kapoposang 6 jenis lamun yaitu Thalassia hempric hi i, Enhalus acroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, dan Syringodium isoetifolium. Nilai kerapatan tertinggi Thalassia hempricii 24-38 ind/m², s edangkan kerapatan terendah yaitu Halophila ovalis dan Enhalus acroides 1 ind/m². Nilai penutupan lamun tertinggi 29% . Penentuan s tatus p adang l amun dalam kondisi rusak dan kategori miskin dikarenakan hanya mencapai 29,9%. }, issn = {2528-3111}, pages = {169--178} doi = {10.14710/jkt.v25i2.13484}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/13484} }
Refworks Citation Data :
Remote sensing is an alternative to help detect the distribution of seagrass. The satellite image used is Landsat 8 Image (LDCM). Seagrass is a plant that lives in shallow and estuarine waters. This study aims to map the distribution of seagrass on Kapoposang Island using the lyzenga method and validate the data by calculating the density and cover of seagrass. This research was conducted on Kapoposang Island. the results of the analysis of the shallow water correction lyzenga obtained seagrass area of about 40.58 ha. There were 6 types of seagrass found on Kapoposang Island, namely Thalassia hemprichii, Enhalus acroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, and Syringodium isoetifolium. The highest density value was Thalassia hemprichii 24-38 ind/m², while the lowest density was Halophila ovalis and Enhalus acroides 1 ind/m². The highest seagrass closing value was 29%. Determination of the status of seagrass beds in damaged condition and poor category because it only reached 29.9%.
Penginderaan jauh merupakan alternative untuk dapat membantu mendeteksi sebaran lamun. Citra satelit yang digunakan adalah Citra Landsat 8 (LDCM). Lamun merupakan tumbuhan yang hidup diperairan dangkal dan estuari. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan sebaran lamun di Pulau Kapoposang dengan menggunakan metode lyzenga dan validasi data dengan menghitung kerapatan dan penutupan lamun. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Kapoposang. hasil analisis lyzenga koreksi perairan dangkal diperoleh luasan lamun sekitar 40.58 Ha. Adapun jenis lamun yang ditemukan di Pulau Kapoposang 6 jenis lamun yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, dan Syringodium isoetifolium. Nilai kerapatan tertinggi Thalassia hempricii 24-38 ind/m², sedangkan kerapatan terendah yaitu Halophila ovalis dan Enhalus acroides 1 ind/m². Nilai penutupan lamun tertinggi 29%. Penentuan status padang lamun dalam kondisi rusak dan kategori miskin dikarenakan hanya mencapai 29,9%.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.