BibTex Citation Data :
@article{info1111, author = {H. Susanto H. Susanto and N. Rokhati N. Rokhati and Gunawan Gunawan}, title = {IBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK}, journal = {INFO}, volume = {16}, number = {3}, year = {2014}, keywords = {Garam rakyat, pengembangan proses produksi, petani Jepara}, abstract = { ABSTRAK Sebagai salah satu kabupaten pengasil garam di Jawa Tengan, industri garam di Jepara terkonsentrasi di Kecamatan Kedung dengan produksi garam krosok rata-rata 60 ton/ha/tahun. Petani garam di Kec. Kedung Kab. Jepara menghadapi permasalahan-permasalahan baik teknologi yang digunakan untuk proses produksi maupun manajeman yang digunakan. Produksi garam rakyat di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara dikerjakan dengan teknologi yang sangat sederhana dan dilakukan secara turun temurun. Proses produksi diawali dengan mengalirkan air laut menuju tempat penguapkan dan kemudian menguapkan air laut di atas sebidang tanah pantai dengan bantuan angin dan sinar matahari sebagai sumber energi penguapan. Proses produksi yang sangat sederhana dan tidak mengalami peningkatan dari waktu ke waktu berakibat pada rendahnya kualitas produk dan tidak optimalnya kuantitas produk yang mampu diperoleh. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas industri pengolahan garam rakyat yang berdaya saing tinggi baik dari kemampuan sumber daya manusia, teknologi yang diterapkan, mutu dan standar produk yang dihasilkan, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mempunyai daya saing tinggi baik dari sisi keunggulan innovatif produk yang dihasilkan maupun efisiensi produksi. Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan yang telah dilakukan meliputi: Survei kondisi terkini lahan dan persiapan pelaksanaan program, peningkatan kualitas air yang dialirkan ke kolam kristalisasi, dan peningkatan kualitas produk garam dengan penerapan teknik kristalisasi bertahap. Dampak yang diperoleh dari pelaksanaan program meliputi garam yang dihasilkan lebih putih, dapat meningkatkan kadar HCl garam dari 90% menjadi 97,2%, serta dapat menigkatkan jumlah panen dari 84.000 kg menjadi 117.500 kg. }, issn = {0852-1816}, pages = {89--98} url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/info/article/view/1111} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Sebagai salah satu kabupaten pengasil garam di Jawa Tengan, industri garam di Jepara terkonsentrasi di Kecamatan Kedung dengan produksi garam krosok rata-rata 60 ton/ha/tahun. Petani garam di Kec. Kedung Kab. Jepara menghadapi permasalahan-permasalahan baik teknologi yang digunakan untuk proses produksi maupun manajeman yang digunakan. Produksi garam rakyat di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara dikerjakan dengan teknologi yang sangat sederhana dan dilakukan secara turun temurun. Proses produksi diawali dengan mengalirkan air laut menuju tempat penguapkan dan kemudian menguapkan air laut di atas sebidang tanah pantai dengan bantuan angin dan sinar matahari sebagai sumber energi penguapan. Proses produksi yang sangat sederhana dan tidak mengalami peningkatan dari waktu ke waktu berakibat pada rendahnya kualitas produk dan tidak optimalnya kuantitas produk yang mampu diperoleh. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas industri pengolahan garam rakyat yang berdaya saing tinggi baik dari kemampuan sumber daya manusia, teknologi yang diterapkan, mutu dan standar produk yang dihasilkan, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mempunyai daya saing tinggi baik dari sisi keunggulan innovatif produk yang dihasilkan maupun efisiensi produksi. Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan yang telah dilakukan meliputi: Survei kondisi terkini lahan dan persiapan pelaksanaan program, peningkatan kualitas air yang dialirkan ke kolam kristalisasi, dan peningkatan kualitas produk garam dengan penerapan teknik kristalisasi bertahap. Dampak yang diperoleh dari pelaksanaan program meliputi garam yang dihasilkan lebih putih, dapat meningkatkan kadar HCl garam dari 90% menjadi 97,2%, serta dapat menigkatkan jumlah panen dari 84.000 kg menjadi 117.500 kg.
Last update: