Institut Teknologi Sumatera, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{ELIPSOIDA7769, author = {Lea Kristi Agustina and Danni Harbowo and Bilal Al Farishi}, title = {IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN LONGSOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK BATUAN PENYUSUN DI KOTA BANDAR LAMPUNG}, journal = {Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika}, volume = {3}, number = {01}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Kota Bandar Lampung memiliki topografi yang cukup beragam berupa lembah maupun punggungan bukit, dalam perkembangannya banyak kawasan pemukiman yang tersebar diantara perbukitan. Bencana longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Perlu adanya kajian daerah rawan longsor beserta mitigasi bencana secara spesifik yang menjadi langkah konkrit dalam mengurangi angka korban jiwa maupun materi. Banyak faktor yang mempengaruhi rawan bencana longsor, yaitu: tingkat kemiringan dari kelerengan, tutupan lahan, jenis batuan dan tanah, serta didukung dengan data kejadian sebelumnya. Gambaran permukaan bumi khususnya daerah rawan longsor dapat direpresentasikan dalam peta, diawali dengan disusunnya dataset fundamental berdasarkan parameter yang berpengaruh kejadian longsor. Setiap parameter yang mempengaruhi kejadian longsor yang digunakan memiliki besar bobot yang berbeda dan terangkum dalam metode tumpang susun ( Overlay ). Meninjau area rawan di Kota Bandar Lampung terdapat sisa endapan gunungapi menghasilkan geomorfologi bukit terjal dimana penyusun batuannya adalah tuff dan breksi, yang kini bisa diamati di Kota Bandar Lampung, diantaranya adalah Bukit Sulah Sukarame, Bukit Koga Kedaton, Bukit Kaliawi dan Bukit Randu Tanjungkarang. Selain itu, terdapatnya banyak sesar yang berarah NW-SW sejajar orientasi Teluk Lampung, beberapa bukit di sekitarnya memiliki morfologi dengan curam. Batuan penyusunnya pun memiliki banyak rekahan, sehingga cenderung menjadikan lereng menjadi tidak stabil. Inilah yang membuat beberapa daerah di Kota Bandar Lampung rawan terjadi longsor. }, issn = {2621-9883}, pages = {30--37} doi = {10.14710/elipsoida.2020.7769}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/elipsoida/article/view/7769} }
Refworks Citation Data :
Kota Bandar Lampung memiliki topografi yang cukup beragam berupa lembah maupun punggungan bukit, dalam perkembangannya banyak kawasan pemukiman yang tersebar diantara perbukitan. Bencana longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Perlu adanya kajian daerah rawan longsor beserta mitigasi bencana secara spesifik yang menjadi langkah konkrit dalam mengurangi angka korban jiwa maupun materi. Banyak faktor yang mempengaruhi rawan bencana longsor, yaitu: tingkat kemiringan dari kelerengan, tutupan lahan, jenis batuan dan tanah, serta didukung dengan data kejadian sebelumnya. Gambaran permukaan bumi khususnya daerah rawan longsor dapat direpresentasikan dalam peta, diawali dengan disusunnya dataset fundamental berdasarkan parameter yang berpengaruh kejadian longsor. Setiap parameter yang mempengaruhi kejadian longsor yang digunakan memiliki besar bobot yang berbeda dan terangkum dalam metode tumpang susun (Overlay). Meninjau area rawan di Kota Bandar Lampung terdapat sisa endapan gunungapi menghasilkan geomorfologi bukit terjal dimana penyusun batuannya adalah tuff dan breksi, yang kini bisa diamati di Kota Bandar Lampung, diantaranya adalah Bukit Sulah Sukarame, Bukit Koga Kedaton, Bukit Kaliawi dan Bukit Randu Tanjungkarang. Selain itu, terdapatnya banyak sesar yang berarah NW-SW sejajar orientasi Teluk Lampung, beberapa bukit di sekitarnya memiliki morfologi dengan curam. Batuan penyusunnya pun memiliki banyak rekahan, sehingga cenderung menjadikan lereng menjadi tidak stabil. Inilah yang membuat beberapa daerah di Kota Bandar Lampung rawan terjadi longsor.
Article Metrics:
Last update:
Starting from 2021, the author(s) whose article is published in the Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika attain the copyright for their article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. By submitting the manuscript to Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika, the author(s) agree with this policy. No special document approval is required.
The author(s) guarantee that:
The author(s) retain all rights to the published work, such as (but not limited to) the following rights:
Suppose the article was prepared jointly by more than one author. Each author submitting the manuscript warrants that all co-authors have given their permission to agree to copyright and license notices (agreements) on their behalf and notify co-authors of the terms of this policy. Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika will not be held responsible for anything arising because of the writer's internal dispute. Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika will only communicate with correspondence authors.
Authors should also understand that their articles (and any additional files, including data sets and analysis/computation data) will become publicly available once published. The license of published articles (and additional data) will be governed by a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika allows users to copy, distribute, display and perform work under license. Users need to attribute the author(s) and Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika to distribute works in journals and other publication media. Unless otherwise stated, the author(s) is a public entity as soon as the article is published.
Editorial Office of Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika View statisticsThe Old Dean Building (2nd Floor) Faculty of Engineering, Diponegoro UniversityJl Prof Soedarto SH, Tembalang. Semarang, Indonesia, 50275Email : redaksi.elipsoida@ft.undip.ac.id, Telephone : 081802403435