skip to main content

ANALISIS DEFORMASI SESAR MATANO MENGGUNAKAN DATA UKURAN GNSS TAHUN 2018-2021

Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University, Indonesia,, Indonesia

Received: 12 Apr 2022; Accepted: 4 Jun 2022; Published: 4 Jun 2022.

Citation Format:
Abstract
Indonesia berada antara tiga lempeng kerak utama yang aktif, yaitu lempeng Eurasia, lempeng India-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng mikro Filipina. Wilayah Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia bagian timur yang memiliki lempeng tektonik yang kompleks dimana Sesar Matano merupakan salah satu sesar aktif di kawasan tersebut. Aktivitas pergerakan sesar tersebut perlu di pantau setiap tahunnya untuk keperluan mitigasi bencana gempa maupun tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pergerakan lempeng yang terjadi pada periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 melalui 20 Titik Pantau Geodinamika (TPG) yang berlokasi di kawasan jalur Sesar Matano. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pengamatan GNSS di kawasan jalur sesar Matano secara episodik pada bulan Februari tahun 2018 sampai dengan bulan September tahun 2021 yang diperoleh dari Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG) Badan Informasi Geospasial (BIG) serta data pengamatan dari International GNSS Service (IGS) sebagai titik referensi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software GAMIT/GLOBK. Nilai Velocity rate horizontal terbesar terjadi pada titik 4114 dengan nilai pergeseran 80,2000 milimeter/tahun dan nilai rata rata 0,0066 meter/tahun. Nilai Velocity rate vertikal terbesar terjadi pada titik 4114 dengan nilai pergeseran 50,400 milimeter/tahun dan nilai rata rata 12,7000 milimeter/tahun. Arah gerak stasiun GNNS Matano Periode tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 menunjukan bagian utara sesar mengalami vektor pergeseran horizontal yang dominan ke arah utara sedangkan bagian selatan sesar mengalami vektor pergeseran horizontal dominan ke arah timur. Pola pergeseran vertikal bagian utara dan selatan sesar mengalami sesar naik (reverse fault/thrust fault).
Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Anggara, O. (2019). Studi Slip Gempa Selat Sunda 2 Agustus 2019 Dengan Magnitude 6.9 Berdasarkan Data GNSS. Teknik Geomatika ITERA, 3
  2. BIG. (2022). MODEL DEFORMASI. Diakses pada 20 Maret 2022, dari https://srgi.big.go.id/download/info_produk/INFO MODEL DEFORMASI.pdf
  3. BMKG. (2022). GEMPA BUMI. Diakses pada 1 maret 2022, dari http://inatews2.bmkg.go.id/new/tentang_eq.php
  4. Fadinda, R. P. (2021). Pengolahan Data Seismik Dasar. Retrieved from VELOCITY: https://www.scribd.com/document/440997108/VELOCITY
  5. Fajriani, N. (2018). Analisis Pola-Pola Sesar Di Pulau Sulawesi Dengan Menggunakan Data Gempa. Skripsi Alauddin
  6. Ical, Andi. (2017). Identifikasi Sesar Menggunakan Metode Mekanisme Fokus di Wilayah Sesar Matano. Universitas Hasanudin. Makasar
  7. Lestari, D. (2006). GPS Study for Resolving the Stability of Borobudur Temple Site. 168
  8. Prasetyaningsih, Dina. (2012). Partisipasi Indonesia dalam Pembahasan Sistem Satelit Navigasi Global (Global Navigation Satellite System). Berita Dirgantara
  9. Saputra, H. (2016). Studi Analisis Parameter Gempa dan Pola Sebarannya Berdasarkan Data Multi Station (Studi Kasus : Kejadian Gempa Pulau Sulawesi Tahun 2000 - 2014). Jurnal FMIPA Universitas Negeri Makassar
  10. Sukmawaty, D. (2018). Analisis Deformasi Tanah Lunak Terhadap Perkuatan Geogrid Menggunakan Metode Elemen Hingga. Siimo Engineering. Jurnal Teknik Sipil Siimo Engineering. Universitas Muhammadiyah Palu

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.