skip to main content

PEMETAAN TEMATIK DAN TATA RUANG KEPULAUAN LENGKAP BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS AGAR TERCAPAINYA MANAJEMEN PERTANAHAN

Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, Indonesia

Received: 20 Oct 2021; Accepted: 22 Nov 2021; Published: 4 Dec 2021.

Citation Format:
Abstract

Kegiatan Pemetaan Tematik dan Tata Ruang (PTPR) dilaksanakan sebagai wujud penerapan manajemen pertanahan yang mencakup aspek tenure, use, value, dan land development. Seiring berkembangnya teknologi, kegiatan PTPR dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penggunaan SIG dalam pemetaan bidang tanah akan menghasilkan informasi geospasial tematik yang terkomputerisasi, yang selaras dengan tujuan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk menyelenggarakan pengelolaan pertanahan berbasis komputer yang berkepastian hukum dan produktif. Studi ini bertujuan untuk melakukan pemetaan tematik seluruh bidang tanah di Pulau Derawan, Kalimantan Timur, yang merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki reputasi internasional. Dengan melimpahnya kekayaan agraria di Pulau Derawan, diperlukan kepastian hak (rights), batasan (restrictions), dan tanggung jawab (responsibilities) dari tiap-tiap stakeholder yang berkaitan dengan pemilikan, penguasaan, penggunaan maupun pemanfaatan bidang-bidang tanah di pulau tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan pendekatan SIG. Data bidang tanah diidentifikasi menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV), sementara data tekstual dihasilkan dari kolaborasi seluruh stakeholder terkait P4T, yang meliputi pegawai BPN, pihak desa, dan masyarakat Pulau Derawan. Penelitian ini juga merancang geodatabase sebagai basic layers berbagai kegiatan tematik pertanahan. Hasil studi ini yaitu foto udara yang memiliki nilai CE90 sebesar 0,294 m akan dijadikan basemap kegiatan survey pemetaan, serta 14 (empat belas) jenis peta tematik yang terdiri dari (i) peta foto udara 2D, (ii) peta penguasaan tanah, (iii) peta pemilikan tanah, (iv) peta penggunaan tanah, (v) peta pemanfaatan tanah, (vi) peta administrasi dan tempat penting, (vii) peta sebaran bidang tanah, (viii) peta tata ruang, (ix) peta kawasan fungsional, (x) peta kemampuan tanah, (xi) peta lokasi sertipikasi tanah secara massal, (xii) peta masalah pertanahanan, (xiii) peta infrastruktur wilayah, dan (xiv) peta rawan bencana alam, (xv) peta bangunan 3D, dan (xvi) peta DSM.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Adamson, D., & Bromiley, R. (2008). Community empowerment in practice. Lessons from Communities First
  2. Anatami, D. (2017). Tanggung jawab siapa, bila terjadi sertifikat ganda atas sebidang tanah. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 12(1), 1–17
  3. Bamberger, M. (1988). The role of community participation in development planning and project management. The World Bank
  4. Berau, B. P. S. K. (2015). Kabupaten Berau Dalam Angka. Berau: BPS Kabupaten Berau
  5. Berau, B. P. S. K. (2016). Direktori Hotel dan Akomodasi Lainnya Kabupaten Berau 2016. BPS Berau
  6. Chang, K.-T. (2006). Introduction to geographic information systems. McGraw-Hill Higher Education Boston
  7. Chrisman, N. R. (2002). Exploring geographic information systems. Wiley New York
  8. Chung, C.-S. (2017). E-Government Future in the era of 4th Industrial Revolution. International Information Institute (Tokyo). Information, 20(5B), 3539–3547
  9. Craig, G., & Mayo, M. (1995). Community empowerment: A reader in participation and development. Zed Books
  10. Elliott, J. (2012). An introduction to sustainable development. Routledge
  11. Enemark, S. (2005). Understanding the land management paradigm. FIG Commission 7, Symposium on Innovative Technologies for Land Administration, 19–25
  12. Fang, Z. (2002). E-government in digital era: concept, practice, and development. International Journal of the Computer, the Internet and Management, 10(2), 1–22
  13. Farida, I., Setiawan, R., Maryatmi, A. S., & Juwita, M. N. (2020). The Implementation of E-Government in The Industrial Revolution Era 4.0 in Indonesia. International Journal of Progressive Sciences and Technologies, 22(2), 340–346
  14. Goodchild, M. F. (2009). Geographic information systems and science: today and tomorrow. Annals of GIS, 15(1), 3–9
  15. Longley, P. A., Goodchild, M. F., Maguire, D. J., & Rhind, D. W. (2005). Geographic information systems and science. John Wiley & Sons
  16. Maguire, D. J. (1991). An overview and definition of GIS. Geographical Information Systems: Principles and Applications, 1, 9–20
  17. Midgley, J., Hall, A., Hardiman, M., & Narine, D. (1986). Community participation, social development and the state. Methuen
  18. Pamungkasari, F. L., Prasetyo, Y., & Sukmono, A. (2019). Analisis Konfigurasi Optimum Kerangka GCP Untuk Survei Pemetaan Luasan Besar Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Jurnal Geodesi Undip, 8(1), 268–277
  19. Paul, S. (1987). Community participation in development projects. World Bank Washington, DC
  20. Pinuji, S. (2020). Perubahan iklim, sustainable land management dan responsible land governance. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 6(2), 188–200
  21. Prasetya, T. I. (n.d.). Partisipasi Rakyat Kuat Di Akar Rumput. Perubahan Sosial, 35
  22. Prayogo, I. P. H., Manoppo, F. J., & Lefrandt, L. I. R. (2020). Pemanfaatan Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (Uav) Quadcopter Dalam Pemetaan Digital (Fotogrametri) Menggunakan Kerangka Ground Control Point (Gcp). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 10(1)
  23. Puspasari, S., & Sutaryono, S. (2017). Integrasi Agraria–Pertanahan dan Tata Ruang: Menyatukan Status Tanah dan Fungsi Ruang. STPN Press dan PPPM
  24. Ramadhani, R. (2017). Jaminan Kepastian Hukum Yang Terkandung Dalam Sertipikat Hak Atas Tanah. De Lega Lata: Jurnal Ilmu Hukum, 2(1), 139–157
  25. Rao, P. K. (1999). Sustainable development (Vol. 1). Blackwell Publishers
  26. Rees, W. E. (1989). Defining" sustainable Development". University of British Columbia, Centre for Human Settlements Vancouver, BC
  27. Rivai, R. S., & Anugrah, I. S. (2011). Konsep dan implementasi pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia
  28. Rogers, P. P., Jalal, K. F., & Boyd, J. A. (2012). An introduction to sustainable development. Earthscan
  29. Rosana, M. (2018). Kebijakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di Indonesia. Kelola: Jurnal Sosial Politik, 1(1), 148–163
  30. Sari, K. D. A., & Winarno, W. A. (2012). Implementasi E-Government System Dalam Upaya Peningkatan Clean And Good Governancedi Indonesia. Jurnal Ekonomi Akuntansi Dan Manajemen, 11(1)
  31. Sirait, S. Y., Nazer, M., & Azheri, B. (2020). Sertifikasi Tanah Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap : Deskripsi Dan Manfaatnya Land Certification Of Complete Systematic Land Registration Program : Description And Benefits Magister Perencanaan Pembangunan , Universitas Andalas Fakultas Ekonomi. 6(2), 236–248
  32. Sosiawan, E. A. (2015). Tantangan dan Hambatan dalam implementasi E-Government di Indonesia. Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF), 1(5)
  33. Subakti, B. (2017). Pemanfaatan foto udara uav untuk pemodelan bangunan 3d dengan metode otomatis. Jurnal Spectra, 15(30), 15–30
  34. Washington, H., Taylor, B., Kopnina, H., Cryer, P., & Piccolo, J. J. (2017). Why ecocentrism is the key pathway to sustainability (The Ecological Citizen). The Ecological Citizen, 1(1), 35–41. https://is.gd/89WDc2%0Ahttps://www.ecologicalcitizen.net/article.php?t=why-ecocentrism-key-pathway-sustainability

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.