skip to main content

Hak Asasi Hewan dalam Hukum Indonesia: Dari Antroposentrisme ke One Rights

*Louise Shania Sabela  -  Fakultas Hukum, Universitas Pelita Harapan, Indonesia
Karunia Haganta  -  Peneliti Independen, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2024 CREPIDO under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract
Dalam artikel ini, penulis berusaha mengungkapkan persoalan pada hukum Indonesia mengenai kekerasan terhadap hewan. Penulis akan menggunakan pendekatan hak asasi hewan (animal rights). Namun, penulis berusaha melampaui pendekatan hak asasi hewan yang hanya fokus pada perlindungan pada pengaturan pidana terhadap pelaku kekerasan terhadap hewan, tetapi menjelaskannya dalam kerangka pikir kesetaraan manusia dan hewan. Dalam hukum Indonesia, antroposentrisme masih mendominasi pandangan mengenai hewan, alam, dan lingkungan pada umumnya. Penulis setelah membongkar asumsi antroposentrisme dan implikasinya terhadap pelaksanaan hukum mengajukan kemungkinan hukum yang mengatur hak asasi hewan yang lebih progresif dalam perspektif one rights. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sosio-legal dan tinjauan pustaka.
Fulltext View|Download
Keywords: Penyiksaan Hewan; Kesejahteraan Hewan; Antroposentrisme; Hak Asasi Hewan; One Rights.

Article Metrics:

  1. Arfana, N.T. (2016). Ahli: UU Peternakan Berpotensi Penularan Penyakit Mulut dan Kuku. Mahkamah Konstitusi. Diakses dari https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=13027
  2. Asia for Animals Coalition. (2021). Monetisasi Penderitaan Satwa: Bagaimana penyelenggara media sosial terbesar mengambil keuntungan dari kekejaman satwa. Diakses dari https://www.smaccoalition.com/2021-report
  3. Bakhtiar, I. (2022). Agroforestri Sawit, Mungkinkah Menjadi Solusi Permanen?. Dalam H. Marhaento & H. Santoso (Ed.), Agroforestri Sawit: Mitos atau Fakta? (h. v-viii). Yogyakarta: Interlude
  4. Browning, H. (2019). If I Could Talk to The Animals: Measuring Subjective Animal Welfare. Australian National University
  5. Browning, H. (2022). Assessing measures of animal welfare. Biology & Philosophy, 37
  6. Chan, Ying-kit. (2016). No Room to Swing a Cat? Animal Treatment and Urban Space in Singapore. Southeast Asian Studies, 5(2), 305-329
  7. Cownie, F. & A. Bradney. (2018). Socio-legal studies: A challenge to the doctrinal approach. Dalam D. Watkins & M. Burton (Ed.), Research Methods in Law (2nd Edition) (hal. 40-65). London: Routledge
  8. Cudworth, E. (2014). Beyond speciesism: intersectionality, critical sociology and the human domination of other animals. Dalam N. Taylor & R. Twine (Ed.) The Rise of Critical Animal Studies: From the margins to the centre (hal. 19-35). London: Routledge
  9. Davies, G. (2012). Caring for the multiple and the multitude: assembling animal welfare and enabling ethical critique. Environment and Planning D: Society and Space, 30, 623-638
  10. Deckha, M. (2018). Humanizing the Nonhuman: A Legitimate Way for Animals to Escape Juridical Property Status?. Dalam A. Matsuoka & J. Sorenson (Ed.) Critical Animal Studies: Toward Trans-Species Social Justice (h. 209-233). London: Rowman and Littlefield
  11. DPR. (2021). Gus Muhaimin: Hentikan Kekerasan Terhadap Hewan. Diakses dari https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/36507/t/Gus+Muhaimin%3A+Hentikan+Kekerasan+Terhadap+Hewan
  12. Garner, R. (2019). Animal rights and the deliberative turn in democratic theory. European Journal of Political Theory, 18(3), 309-329
  13. Gruen, L. & J. Marceau. (2022). Carceral Thinking in Animal Protection: Justifications and Repudiations: Introduction. Dalam L. Gruen & J. Marceau (Ed.), Carceral Logics: Human Incarceration and Animal Captivity (h. 1-14). Cambridge: Cambridge University Press
  14. Hidayat, R. & T.N. Syamsah. (2015). Analisis Penerapan dan Penguatan Hukum Animal Welfare pada Bisnis Sapi di Indonesia. Jurnal Living Law, 7(2), 140-149
  15. Imron, M.A., C.T. Anggoro, & H. Ambar Asti. (2022). Keuntungan Ekologis Agroforestri Sawit. Dalam H. Marhaento & H. Santoso (Ed.) Agroforestri Sawit: Mitos atau Fakta? (h. 180-213). Yogyakarta: Interlude
  16. Kamim, A.B.M. (2018). Perebutan Ruang Kehidupan dan Gangguan terhadap Animal Rights: Studi Atas Konflik Satwa–Manusia sebagai Implikasi dari Ekspansi Perkebunan Sawit di Indonesia. BALAIRUNG: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia, 1(2), 199-217
  17. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
  18. Koop-Monteiro, Y. (2021). Including animals in sociology. Current Sociology, 1-18
  19. Krings, V.C., K. Dhont, & A. Salmen. (2021). The Moral Divide Between High- and Low-Status Animals: The Role of Human Supremacy Beliefs. Anthrozoös, 34(6), 787-802
  20. Leach, S., dkk. (2023). Changing minds about minds: Evidence that people are too sceptical about animal sentience. Cognition, 230, 105263
  21. de Lucia, V. (2017). Beyond anthropocentrism and ecocentrism: a biopolitical reading of environmental law. Journal of Human Rights and the Environment, 8(2), 181-202
  22. Marceau, J. (2022). Carceral Logics beyond Incarceration. Dalam L. Gruen & J. Marceau (Ed.), Carceral Logics: Human Incarceration and Animal Captivity (h. 204-224). Cambridge: Cambridge University Press
  23. Medyawati, Y.W. & M.I.F. Rahayu. (2021). Analysis of Legal Protection Against Harmful Animals Traded (Case Study: Cat and Dog Meat Trade in Tomohon Market, North Sulawesi). Dalam Proceedings of the 3rd Tarumanagara International Conference on the Applications of Social Sciences and Humanities (TICASH 2021) (h. 198-203). Jakarta: Atlantis Press
  24. Mesra, R. (2022). Persepsi Masyarakat Minahasa Tentang Pasar “Extreme” Tomohon. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 6(4), 2323-2331
  25. Nijman, V., dkk. (2022). Disentangling the Legal and Illegal Wildlife Trade–Insights from Indonesian Wildlife Market Surveys. Animals, 12, 628
  26. Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner Dan Kesejahteraan Hewan
  27. Raja, M.U.A. (2018). Manusia dalam Disekuilibrium Alam: Kritik atas Ekofenomenologi Saras Dewi. BALAIRUNG: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia, 1(1), 40-57
  28. Reed, A. (2017). Snared: Ethics and Nature in Animal Protection. Ethnos, 82(1), 68-85
  29. Resolute, P. (2016). Humanizing the Non-Human Animal: the Framing Analysis of Dogs’ Rights Movement in Indonesia. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 21(2), 149-172
  30. Rizky, F.M., & R.A. Velentina. (2021). Larangan Pembatasan Kuantitatif: Studi Kasus Indonesia – Importation of Horticultural Products, Animals and Animal Products. Dharmasisya, 1(4), 1786-1812
  31. Rumainur & H. Hidayat. (2022). Policy Directions for Animal, Fish and Plant Quarantine Institutions in The Administrative Structure. Arena Hukum, 15(2), 380-398
  32. Schaefer, D.O. (2017). You Don’t Know What Pain Is: Affect, the Lifeworld, and Animal Ethics. Studies in Christian Ethics, 30(1), 15-29
  33. Soekanto, S. (2014). Sosiologi: Suatu Pengantar. Depok: Penerbit Rajawali
  34. Špinka, M. (2019). Animal agency, animal awareness and animal welfare. Animal Welfare, 28, 11-20
  35. Srinivasan, K. (2018). Posthumanist Animal Studies and Zoopolitical Law. Dalam A. Matsuoka & J. Sorenson (Ed.), Critical Animal Studies: Toward Trans-Species Social Justice (h. 234-253). London: Rowman and Littlefield
  36. Stucki, S. (2023). One Rights: Human and Animal Rights in the Anthropocene. Cham: Springer
  37. Suprapto, Y. (2019, 6 November). Kala Satwa Menderita karena Kebakaran Hutan dan Lahan. Mongabay. Diakses dari https://www.mongabay.co.id/2019/11/06/kala-satwa-menderita-karena-kebakaran-hutan-dan-lahan/
  38. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
  39. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
  40. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
  41. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan
  42. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
  43. Wibawa, K.C.S., & A. Natalis. (2020). Animals Prospectus as a Legal Subject of Environmental Law In Indonesia (A Study of Ecofeminism). Dalam Proceedings of The International Conference on Environmental and Technology of Law, Business and Education on Post Covid 19. Lampung: Fakultas Hukum Universitas Lampung
  44. Wibisana, A.G. (2020). Catatan Kritis atas Ketentuan Mengenai Lingkungan Hidup dalam Pasal 23 Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja 2020. Jakarta: Traction Energy Asia
  45. Wiratraman, H.P., & W.D. Putro. (2019). Tantangan Metode Penelitian Interdisipliner dalam Pendidikan Hukum Indonesia. Mimbar Hukum, 31(3), 402-418

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.