skip to main content

POTENSI RIZOBAKTERI PEMBENTUK ENDOSPORA DARI TANAMAN PADI SEBAGAI BIOKONTROL FITOPATOGEN Xanthomonas oryzae

*Maerani Sumarno  -  Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Indonesia
Anto Budiharjo  -  Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sri Pujiyanto  -  Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Xanthomonas oryzae adalah fitopatogen penyebab hawar daun bakteri yang mengakibatkan penurunan hasil pertanian rata-rata mencapai 20-70 % di wilayah Asia. Gejala hawar daun bakteri ditandai dengan terbentuknya garis pada helaian daun yang berubah menjadi kuning, kemudian putih hingga menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati. Rizobakteri pembentuk endospora merupakan mikroba tanah yang berpotensi sebagai biokontrol dalam menghambat pertumbuhan fitopatogen. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya isolat rizobakteri pembentuk endospora dari tanaman padi sebagai biokontrol terhadap fitopatogen X. oryzae. Metode yang digunakan meliputi, isolasi, uji aktivitas antibakteri, identifikasi secara molekuler, dan karakterisasi secara biokimia. Rizobakteri pembentuk endospora yang diperoleh dari hasil isolasi tanaman padi sebanyak dua puluh isolat. Isolat P-10 merupakan isolat yang mempunyai daya hambat terbesar terhadap X. oryzae dengan zona hambat sebesar 18,89 mm. Hasil identifikasi molekuler menggunakan gen 16S rRNA menunjukkan isolat P-10 memiliki homologi 98% dengan Bacillus pumilus. Karakterisasi biokimia menunjukkan isolat P-10 berbentuk batang dengan letak endospora di tengah, gram positif, positif menghasilkan katalase, bersifat motil, negatif dalam menghidrolisis pati, tidak membentuk gas pada glukosa, karakteristik tersebut sesuai dengan karakter B. pumilus.

Fulltext View|Download
  1. Agustiansyah. 2011. Perlakuan benih untuk perbaikan pertumbuhan tanaman, hasil, dan mutu benih padi serta pengendalian penyakit hawar daun bakteri dan pengurangan penggunaan pupuk fosfat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor
  2. Allabouvette, C., C. Olivain, dan C. Steinberg. 2006. Biological control of plant diseases: the Eurepoan situation. Europ. J. Pla. Pathol. 114: 329-341
  3. BPS. 2013. Laporan bulanan data sosial ekonomi. Sensus pertanian edisi 40: 1-
  4. Breed, R. S., E.G.D.Muray, dan N.R.Smith. 1957. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. The Wiliams & Wilkins Company, USA
  5. Brown, A. E. 2012. Benson’s Microbiology Applications: Laboratory Manual in General Microbiology. McGraw-Hill Inc., New York
  6. Djatmiko, H. A., B. Prakoso dan N. Prihatiningsih. 2011. Penentuan prototip dan keanekaragaman genetik Xanthomonas oryzae pada tanaman padi di wilayah Karesidenan Banyumas. J. HPT. Tropika 11 (1): 35-36
  7. Fitri, L., dan B. M. Bustam. 2010. Screening of antimicrobial producing strains isolated from the soil of grassland rhizosphere in Pocut Meurah Intan Forest Park, Seulawah, Aceh besar. Biodiver. 11 (3): 129-132
  8. Foldes, T., I. B., Z. Herpai, L. Varga, dan J. Szigeti. 2000. Isolation of Bacillus strain from the rhizosphere of cereals and in vitro screening for antagonism against phytopathogenic, food-borne pathogenic and spoilage micro- organisms. J. App. Microbiol. 89: 840-846
  9. Hassi, M., S. David, A. Haggoud, S. E. Guendouzi, A. E. Ouarti, S. I. Souda, dan M. Iraqui. 2012. In vitro and intracellular antimycobacterial activity of a Bacillus pumilus strain. Afr. J. Microbiol. Res. 6 (10): 2299-2304
  10. Hatmanti, A. 2000. Pengenalan Bacillus spp. Oseano. 25 (1): 31-41
  11. Hiss, P. J. 1905. Contribution of physiological differentiation of Pneumococcus and Streptococcus and to methos of staining capsule. J. Exptl. Med. 6: 317-345
  12. Janda, J. M., dan S .L. Abbott. 2007. 16s rRNA gene sequencing for bacterial identification in the diagnostic laboratory: pluses, perils, and pitfalls. J. Clin. Microbiol. 45 (39): 2761-2764
  13. Mahartha, K. A., K. Khalimi, dan G. N. Alit. 2013. Uji efektivitas rhizobakteri sebagai agen antagonis terhadap Fusarium oxysporum f.sp. capsici penyebab penyakit layu Fusarium pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). E-Jur. Agroekotek. Trop. 2 (3): 145-154
  14. Mulyani, Y., A. Purwanto, dan I. Nurruhwati. 2010. Perbandingan beberapa metode isolasi DNA untuk deteksi dini KOI Herpes Virus (KHV) pada ikan mas (Cyprinus carpio L.). Artikel. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran. Bandung
  15. Musapa, M., T .Kumwenda, M. Mkulama, S. Chishimba, D. E. Noris, P. E. Thuma, dan S. Mharakurwa. 2013. A simple chelex protocol for DNA extraction from Anopheles spp. J. Vis. Exp. 71: 1- 7
  16. Osborne, C. A., M. Galic, P. Sangwan, dan P. H. Jansen. 2005. PCR generated artifact from 16S rRNA gene-specific primers. FEMS Microbiol. Lett. 248: 183-187
  17. Priest, F., dan B. Austin. 1993. Modern Bacterial Taxonomy. Chapman and Hall, London
  18. Radjasa, O.K., Urakawa, K. Kita-Tsukamoto, dan Ohwada. 2001. Characterization of psychrotrophic bacteria in the surface and deep-sea waters from northwestern Pacific Ocean based on 16S ribosomal DNA approach. Mar. Biotechnol. 3:454- 462
  19. Ryu, Choong-Min., J. Kim, O. Choi, Soo-Young Park, Seung-Hwan Park, dan Chong- Seuk Park. 2005. Nature of root- associated Paenibacillus polymyxa from field-grown winter barley in Korea. J. Microbiol. Biotechnol 15 (5): 984-991
  20. Salle, A. J. 1993. Fundamental Principles of Bacteriology. McGraw-HillInc., New York.Sambrook, J., E. F. Fritsch, dan T. Maniatis. 1989. Molecular Cloning. Cold Spring Harbor Press, Texas
  21. Slepecky, R. A., dan E. Hemphill. 2006. The genus Bacillus-nonmedical. Prokar. 4: 530-562
  22. Suryana, A. dan Hermanto. 2004. Kebijakan Ekonomi Perbesaran Nasional. Badan Litbang Pertanian. Jakarta
  23. Wahyudi, A. T., S. Meliah dan A. A. Nawangsih. 2011. Xanthomonas oryzae pv. oryzae bakteri penyebab hawar daun pada padi: isolasi, karakterisasi, dan telaah mutagenesis dengan transposon. Makara Sains 15 (1): 89-96
  24. Walsh, P. S., Metzger, dan Higuchi. 2013. Chelex 100 as a medium for simple extraction of DNA for PCR-based typing from forensic material. Biotech. 54 (3): 134-139

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.