skip to main content

Uji Kualitas Beberapa Madu Lokal di Semarang

Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Jacub Rais, Tembalang, Semarang, 50275, Indonesia

Open Access Copyright 2023 Buletin Anatomi dan Fisiologi

Citation Format:
Abstract

Madu berasal dari nektar bunga (floral) atau bagian lain dari tumbuhan (extra floral) yang dikumpulkan oleh lebah madu. Madu yang memiliki kualitas baik apabila memenuhi standar kualitas madu tertentu. Kualitas madu dapat diketahui diantaranya berdasarkan kadar air, gula pereduksi, dan hidroksimetilfurfural (HMF). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas madu lokal di Semarang dan sekitarnya. Saat ini permintaan madu nasional masih sangat tinggi, dan belum dapat diimbangi dengan produksi madu nasional. Kondisi ini dimanfaatkan oleh produsen madu ilegal untuk melakukan pemalsuan madu. Perlu dilakukan uji berstandar secara berkala untuk mencegah pemalsuan madu. Rancangan penelitian yang digunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan metode purposive sampling pada 5 wilayah produksi madu lokal Semarang yaitu Ngareanak, Limbangan, Mijen, Karangjati dan Klero. Variabel penelitian adalah kualitas madu yaitu kadar air, gula pereduksi, dan hidroksimetilfurfural (HMF). Data dianalisis dengan uji ANOVA pada taraf signifikansi 5%, dan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test), dan dibandingkan dengan SNI 8664:2018. Berdasarkan hasil uji kualitas madu lokal dari 5 wilayah di Semarang, rata-rata telah memenuhi standar SNI, nilai kadar air berkisar antara 19,0-25,7%, gula gereduksi berkisar antara 77-94%, dan HMF berkisar antara 3,8-10,8 mg/kg.

 

Honey comes from the nectar of flowers (floral) or other parts of plants (extra floral) collected by honeybees. Honey is of good quality if it meets certain honey quality standards. Honey quality can be determined based on moisture content, reducing sugar, and hydroxymethylfurfural (HMF). This study was conducted to determine the quality of local honey in Semarang and surrounding areas. Currently, the national demand for honey is still very high, and has not been matched by national honey production. This condition is utilized by illegal honey producers to counterfeit honey. Periodic standardized tests are needed to prevent honey adulteration. The research design used RAL (Completely Randomized Design) with purposive sampling method in 5 local honey production areas of Semarang, namely Ngareanak, Limbangan, Mijen, Karangjati and Klero. The research variables were honey quality, namely moisture content, reducing sugar, and hydroxymethylfurfural (HMF). Data were analyzed by ANOVA test at 5% significance level, followed by DMRT (Duncan's Multiple Range Test), and compared with SNI 8664:2018. Based on the quality test results of local honey from 5 regions in Semarang, the average has met SNI standards, the value of water content ranges from 19.0-25.7%, reducing sugar ranges from 77-94%, and HMF ranges from 3.8-10.8 mg/kg.

Fulltext View|Download
Keywords: kadar air; gula pereduksi; HMF; madu lokal Semarang
Funding: Fakultas Sains dan Matematika UNDIP under contract 1754U/UN7.5.8/PG/2018

Article Metrics:

  1. Ajeng P., Minarti S., Junus M., 2014, Perbandingan Kadar Air Dan Aktivitas Enzim Diastase Madu Lebah Apis mellifera Di Kawasan Pengembangan Mangga (Mangivera indica) Dan Kawasan Pengembangan Karet (Hevea brasilliensis), Universitas Brawijaya, Malang
  2. Ariandi dan Khaerati. 2017. Uji Aktivitas Enzim Diastase, Hidroksimetilfurfural (HMF), Kadar Gula Pereduksi, Dan Kadar Air Pada Madu Hutan Battang. Prosiding Seminar Hasil Penelitian (SNP2M) 2017 (pp.1-4)
  3. Arsa, M. 2016. Proses pencoklatan (Browning Process) pada bahan pangan. Universitas Udayana, Denpasar
  4. BPS. 2015. Luas tanaman perkebunan menurut kabupaten/kota dan jenis tanaman di Provinsi Jawa Tengah (hektar). Diakses pada 24 Oktober 2019 [ http://jateng.bps.go.id./staticable/2016/08/23/1316/luas-tanaman-perkebunan-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-tanaman-di-provinsi-jawa-tengah-hektar-2015.html]
  5. Fatma, I.I., Haryanti, S., dan Suedy, S.W.A. 2017. Uji Kualitas Madu pada Beberapa Wilayah Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Pati. Jurnal Biologi, Vol. 6 No. 2: 58-65
  6. Harjo, S.S.T., Radiati, L.E., dan Rosyidi , D. 2015. Quality of Water Content, Diastase Enzyme Activity and Hidroximetilfurfural (HMF) in Rubber and Rambutan Honey. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Vol. 10, No. 1:18-21
  7. Julaeha, E., Rustiyaty, S., Fajn, N.N., Ramdlani, F., dan Tantra G, R. 2016. Pemanfaatan tepung gadung (Dioscorea hispida Dennst.) pada produksi amilase menggunakan Bacillus sp. Fortech. 1(1):45-52
  8. Juariah, S., dan Sari, W.P. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analisis Kesehatan Klinikal Sains. 6(1):24-29. ISSN 2338-4921
  9. Jenie, B.S.L., Putra, R.P., dan Kusnandar, F. 2012. Fermentasi Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat dan Pemanasan Otoklaf dalam Meningkatkan Kadar Pati Resisten dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk (Musa paradisiaca formatypica). Jurnal Pascapanen. 9(1):18-26
  10. Koesprimadisari, A.R., Arrisujaya, D., dan Syafdaningsih, R. 2016. Uji Kandungan Hidroksimetilfurfural (HMF) Sebagai Parameter Kualitas Madu. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 6, No.2.: 44 – 51
  11. Mayasari, F., Syafrizall, dan Susanto, D. 2016. Variasi Morfologi Polen Dalam Madu Lebah Apis dorsata Fabr. Yang Berasal Dari Desa Hulu Kelay dan Desa Nyapa Indah Kecamatan Kelay Kabupaten Berau. Bioprospek. Vol 11(2):41-47
  12. Minarti, S., Jaya, F., dan Merlina, P. A. 2016. The Effect of Honey Harvesting Time on Kaliandra Plant Area (Calliandra calothyrsus) to The Production, Moisture, Viscosity and Sugar Content. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Vol. 11, No. 1: 46-51
  13. Oktavia, F.I., Argo, B.D., dan Lutfi, M. 2014. Hidrolisis enzimatik ampas tebu (Bagasse) memanfaatkan enzim Selulase dari mikrofungi Trichoderma neseei dan Aspergillus niger sebagai katalisator dengan pretreatment microwave. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 2(3):256-262
  14. Prasetya dan Andi, B., 2014, Perbandingan Mutu Madu Lebah Apis mellifera Berdasarkan Kandungan Gula Pereduksi Dan Non Pereduksi Di Kawasan Karet (Hevea brasiliensis) Dan Rambutan (Nephelium Lappaceum), Universitas Brawijaya, Malang
  15. Savitri, N.P.T., Hastuti, E.D., dan Suedy, S.W.A. 2017. The Local Honey Quality of Some Areas in Temanggung. Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. 2 No. 1: 58-66
  16. Sammataro, D. and Weiss, M. (2013). Comparison Of Productivity of Colonies of Honey Bees, Apis mellifera, Supplemented with Sucrose or High Fructose Corn Syrup. Journal of Insect Science, Vol. 13, Article 19: 1-13
  17. Shapla, U.M., Solayman, Md, Alam, N., Khalil, Md. I., and Gan, S.H. 2018. 5-Hydroxy methyl furfural (HMF) levels in honey and other food products: effects on bees and human health. Chemistry Central Journal, Vol.12, No. 35: 2-18
  18. SNI. 2013. Madu. Badan Standarisasai Nasional. SNI 01-3545-2013. ICS 65.020.99
  19. SNI. 2018. Madu. Badan Standarisasi Nasional. SNI 8664:2018. ICS 65.020.99
  20. Ünüvar, S. 2018. Determination of 5-hydroxymethylfurfural (5-HMF) in Expired

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.