skip to main content

Implikasi Procedural Time-Limits atas Gugatan Keputusan Administrasi Negara (Studi Banding: Indonesia, Australia, Kanada)

*Moch Chafid  -  Faculty of Law, Universitas Indonesia, Indonesia
Anna Erliyana  -  Faculty of Law, Universitas Indonesia, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Abstract

 

The purpose of this study is to analyze the impact of the procedural time limit on state administrative decisions set out in the Administrative Law in Indonesia, Australia and Canada. The research method used by the writer is descriptive-comparative analysis. That is to conduct a comparative analysis of the impact of the procedural time limit on state administrative decisions in Indonesia, Australia and Canada based on the specified procedural time limit parameters. The results showed that the limit of ninety days after the announcement or receipt of a state administrative decision in Article 55 of Law Number 5 Year 1986 concerning State Administrative Courts has implications for the loss of the right of judicial review, the bias in the substance of the lawsuit, flexibility in judicial procedures, and weakened supervision of administrative decisions of state officials in Indonesia. In contrast to the procedural time limit provisions in commonwealth countries such as Australia and Canada, where the constitution features an extension of the procedural time limit and the discretion given to federal court judges to reject or accept claims, extending the lawsuit deadline, even though the deadline has expired.

 

Keywords: Implication; Procedural Time Limit; State Administrative Decree

 

Abstrak

 

Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis dampak terhadap ketentuan batas jangka waktu pengajuan gugatan (procedural time limit) atas keputusan administrasi negara yang diatur dalam Undang-Undang Administrasi di Indonesia, Australia dan Kanada. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif-comparative analisis, yaitu melakukan analisa perbandingan dampak batasan jangka waktu prosedur gugatan keputusan administrasi negara di Indonesia, Australia dan Kanada berdasar parameter procedural time limit yang ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batasan sembilan puluh hari semenjak diumumkan atau diterimanya keputusan administrasi negara di Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, berimplikasi hilangnya hak judicial review, biasnya substansi gugatan, fleksibilitas prosedur acara peradilan, serta melemahnya pengawasan terhadap keputusan administrasi pejabat negara di Indonesia. Berbeda dengan ketentuan procedural time limit di negara-negara commonwealth seperti Australia dan Kanada, konstitusinya memberikan fitur perluasan makna procedural time limit dan diskresi yang diberikan kepada hakim pengadilan federal untuk menolak atau menerima gugatan, memperpanjang batas waktu gugatan, meski batas waktunya sudah berakhir.

 

Kata kunci: Implikasi; Batasan Waktu Prosedural; Keputusan Administrasi Negara

Fulltext View|Download
Keywords: Implikasi; Batasan Waktu Prosedural; Keputusan Administrasi Negara

Article Metrics:

  1. Buku
  2. Bourchier, D. (1999). Magic Memos, Collusion and Judges with Attitude: Notes on the politics of law in contemporary Indonesia, dalam Law, Capitalism and Power in Asia, ed., K. Jayasuriya, New York: Routledge
  3. Braithwaite, J. and P. Drahos. (2000). Global Business Regulation. Cambridge: Cambridge University Press
  4. Douglas, Roger dan Michael Head. (2014). Douglas and Jones’s Administrative Law. Federation Press
  5. Ginsburg, Tom dan Albert HY Chen, eds., (2008). Administrative law and governance in Asia: comparative perspectives. New York: Routledge
  6. Holm, H. dan G. Sorensen. (1995). Introduction: What Has Changed? dalam H. Holm dan G. Sorensen, (eds), Whose World Order: Uneven Globalization and the End of the Cold War. Boulder, Colorado: Westview
  7. Jayasuriya, Kanishka. (2008). Riding the Accountability Wave? Accountability Communities and New Modes of Governance’ dalam Tom Ginsburg, Albert H.Y. Chen. Administrative Law and Governance in Asia, Comparative Perspectives. New York: Routledge
  8. Johan, Teuku Saiful Bahri. 2018. Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara dalam Tataran Reformasi Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta: Deepublish
  9. Nastasi, Liz, Deborah Pressman dan John Swaigen. (2020) Administrative Law Principles and Advocacy. Toronto: Emond Montgomery Publications Limited
  10. Scott, C. (2005). The Juridification of Relations in the UK Utilities Sector, Introduction: Institutional Approaches to Courts as Political Actors, dalam T. Ginsburg dan R. A. Kagan, eds, Institutions and Public Law: Comparative Approaches. New York: Peter Lang
  11. Artikel dan Jurnal
  12. Bedner, Adriaan. (2001). Administrative courts in Indonesia: a socio-legal study. Martinus Nijhoff Publishers, Vol. 6
  13. Campbell, Enid dan Matthew Groves. (2004). Time Limitations on Applications for Judicial review. Federal Law Review Vol. 32 No. 1
  14. Crook, Stephen dan Jan Pakulski. (1995). Shades of Green: Public Opinion on Environmental Issues in Australia, Australian Journal of Political Science Vol. 39 No. 43
  15. Grote, Rainer. (2002). Procedural Deficiencies in Administrative Law: A Comparative Analysis. South African Journal on Human Rights 18.4
  16. Marvin, Renius Albert dan Anna Erliyana. (2019). Polemik Jangka Waktu Pengajuan Gugatan Ke Pengadilan Tata Usaha Negara, Jurnal Hukum & Pembangunan, Vol. 49 No. 4
  17. McIntyre, Joe dan Lorne Neudorf. (2016). Judicial review reform: avoiding effective review through procedural means? Oxford University Commonwealth Law Journal 16.1
  18. Wait, Michael. (2010). Pursuing declaratory relief to evade time limits applicable to judicial review: the emergence of an Australian alternative to the rule of procedural exclusivity. Australian Institute of Administrative Law, AIAL Forum. No. 64
  19. Media Cetak dan Online
  20. Alwie, T. et al., (2007, Juni 7-13). Satu Obyek Dua Putusan” (One Object Two Decisions), Vol.XIII, No.30. Majalah Gatra
  21. Laporan Tahunan Mahkamah Agung Republik Indonesia 2018, Era Baru Peradilan Modern Berbasis Teknologi Informasi, Tim Pokja Laporan Tahunan MARI, (2018)
  22. Peraturan Perundang-Undangan
  23. Indonesia, Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, UU No. 5 Tahun 1986, LN No. 77 Tahun 1986, TLN No. 3344
  24. ______, Undang-Undang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. UU No. 9 Tahun 2004. LN No. 35 Tahun 2004. TLN No. 4380
  25. ______, Undang-Undang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata usaha Negara. UU No. 51 Tahun 2009. LN No. 160 Tahun 2009. TLN No. 5076
  26. ______, Undang-Undang Administrasi Pemerintahan. UU No. 30 Tahun 2014. LN No. 292 Tahun 2014. TLN No. 5601
  27. Australia, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 56 Tahun 1971
  28. ______, Keputusan Mahkamah Agung (Prosedur Perdata Umum) (Vic) Nomor 56.02 (3) Tahun 2005
  29. ______, Peraturan Mahkamah Agung (NT) Nomor 56.03 Tahun 2005
  30. ______, Peraturan Mahkamah Agung (SA) Tahun 2006
  31. ______, Undang-Undang Putusan Administrasi Tahun 1977 (Cth) tentang Judicial review
  32. ______, Peraturan Prosedur Pengadilan Australia (ACT) Tahun 2006
  33. ______, Putusan Peradilan Federal Nomor 54 FCR Tahun 1981
  34. ______, Putusan Peradilan Federal Nomor 13 FCR 306 Tahun 1987
  35. ______, Putusan Pengadilan Federal (SCA) Nomor 58 SASR 156 Tahun 1991
  36. ______, Putusan Pengadilan Federal (SCA) Nomor 59 SASR 124 Tahun 1992
  37. ______, Putusan Peradilan Federal Nomor 55 FCR 492 Tahun 1994
  38. ______, Administrative Review Council, Nomor 25
  39. Kanada, Putusan Mahkamah Agung Kanada Nomor. 2 SCR 140 Tahun 1953
  40. ______, Putusan Mahkamah Agung Kanada (SCC) Nomor 2 SCR 220, Tahun 1981
  41. ______, Putusan Mahkamah Agung Kanada (SCC) Nomor 1 SCR 326, tahun 1991
  42. ______, Putusan Mahkamah Agung Kanada (SCC) Nomor. 2 SCR 1048 Tahun 1998
  43. ______, Putusan Mahkamah Agung Kanada (SCC) Nomor 39 Tahun 2001
  44. ______, Putusan Mahkamah Agung Kanada (SCC) Nomor 9 Tahun 2008
  45. ______, Pengadilan Federal Kanada, Pengadilan Banding, Nomor 2 FC 263 Tahun 1985
  46. ______, Peraturan Pemerintah Daerah British Columbia (SBC) Tentang Pemberitahuan Penegakan Hukum Tahun 2003
  47. ______, Undang-Undang Pengadilan Administratif British Columbia (BC) Tahun 2005
  48. ______, Putusan Pengadilan Banding Federal (FCA) Nomor 41 Tahun 2007
  49. ______, Putusan Peradilan Federal (HCA) Nomor Tahun 14 Tahun 2007

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.