skip to main content

Sistem Pembiayaan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh yang Berkelanjutan di Kelurahan Kemijen

*Fera Wahyu  -  Universitas Dipoengoro, Indonesia
Agung Sugiri  -  Universitas Dipoengoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Kelurahan Kemijen merupakan salah satu titik permukiman kumuh dengan luas kumuh mencapai 15,86 Ha. Tantangan terbesar dalam peningkatan kualitas permukiman kumuh agar dapat berkelanjutan adalah sistem pembiayaan meliputi perbaikan fisik lingkungan dan pembiayaan untuk mendorong peningkatan kondisi ekonomi masyarakat melalui pemberian dana bergulir kepada masyarakat miskin. Pembiayaan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan Kemijen sangat bergantung dari APBN/APBD dan pinjaman luar negeri (ADB). Pinjaman luar negeri tentu mengharuskan adanya pengembalian pinjaman yang masuk ke dalam pos pembiayaan APBN sehingga dinilai bukan solusi yang tepat untuk menjamin keberlanjutan. Sistem pembiayaan yang dinilai memiliki potensi untuk membantu keterbatasan dana APBN/APBD salah satunya bersumber dari dana CSR dan zakat dimana kedua sistem pembiayaan ini bersifat hibah untuk membiayai perbaikan lingkungan dan bergulir untuk bantuan ekonomi produktif bagi masyarakat miskin tanpa mengenakan jasa administrasi. Dengan demikian tujuan penelitian ini untuk mengkonfirmasi sistem pembiayaan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang sebaiknya diterapkan di Kelurahan Kemijen agar berkelanjutan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa sistem pembiayaan CSR terkonfirmasi menjadi sistem pembiayaan yang berkelanjutan sedangkan sistem pembiayaan melalui dana zakat memiliki potensi namun belum mampu dijadikan sebagai sistem pembiayaan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang berkelanjutan untuk Kelurahan Kemijen karena potensi pengumpulan dana zakat yang sangat rendah di Kota Semarang.
Fulltext View|Download
Keywords: Sistem Pembiayaan Berkelanjutan, Permukiman Kumuh, Dana CSR, Dana Zakat

Article Metrics:

  1. Hesse-Biber, Sharlene Nagy. (2010). Mixed Methods Research: Merging Theory with Practice. USA: The Guilford Press
  2. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
  3. Sugiri, Agung. (2009). Financing Slum Upgrading in Indonesia: Can Sustainability Reinvestment Help? Informal Settlements and Affordable Housing. http://www.researchgate.net/publication/255727926
  4. Adler, Matthias., & Sophie Waldschmidt. (2013). Microfinance 3.0-Perspective for Sustainable Financial Service Delivery. In D. Kohn (Ed), Reconciling Sustainability with Social Outreach and Responsible Delivery, DOI 10.1007/978-3-642-41704-7. Springer Heidelberg New York Dordrecht London
  5. Das, Ashok. (2015). Slum Upgrading with Community-Managed Microfinance: Towards Progrsseive Planning in Indonesia. Habitat International (47) 256-266
  6. Walker, Ana Paula Pimentel. (2016). Self-help or Public Housing? Lesons from Co-managed Slum Upgrading via Participatory Budget. Article in Press, Habitat nternational xxx, 1-9
  7. Habib, Mohsin., & Christine Jubb. (2015). Poverty Alleviation with Microfinance: Bangladesh Evidence. In A, Heshmati et al (Eds), Poverty Reduction Policies and Practices in Developing Asia, Economic Studies in Inequality, Social Exclusion and Well-Being, DOI 10.1007/978-981-287-420-7_2. Asian Development Bank
  8. Hermes, N., & Lensink, R. (2011). Microfinance: It’s Impact, Outreach, and Sustainability. World Development (6), 875-881
  9. Ferguson, B., & Navarrete, J. (2003). New Approaches to Progressive Housing in Latin America: A Key to Habitat Programs and Policy. Habitat International, 27 (2), 309-323
  10. UU No 40 Tahun 2007

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.