skip to main content

Pengaruh Lahan Kosong terhadap Kemiskinan di Kota Bengkulu

*harmes harmes  -  Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Bambang Juanda  -  Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Ernan Rustiadi  -  Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Baba Barus  -  Institut Pertanian Bogor, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Penataan ruang di Indonesia sudah diimplemetasikan sejak tahun 2007, namun pengaruhnya terhadap kemiskinan belum banyak dikaji dan diteliti. Sejak perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi dan kabupaten/kota banyak ditetapkan ada kecederungan terjadi perlambatan angka penurunan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan menelaah pengaruh lahan kosong terhadap kemiskinan. Statistik yang biasa digunakan untuk menyelidiki adanya keterkaitan secara spasial sebuah variabel penelitian adalah indeks moran, sedangkan pengaruh antar variabel yang menyelidiki sampai pada setiap unit amatan biasa digunakan ekonometrika spasial yakni regresi terboboti spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan kosong dan kemiskinan memiliki autokorelasi spasial yang mengelompok dengan nilai indeks moran masing-masing 0,203 dan 0,331. Kebaikan model dilihat dari R2 sebesar 0,218, yang berarti model ini hanya dapat menjelaskan variasi kemiskinan yang terjadi sebesar 21,8%. Pengaruh antara lahan kosong terhadap kemiskinan bergradasi secara kontinum dari bagian utara kota, pusat dan bagian selatan kota, semakin ke arah selatan pengaruhnya semakin besar. Pengaruh terkecil adalah 0.056, di Kelurahan Kandang Limun sedangkan terbesar adalah 0.342 di Kelurahan Teluk Sepang. Nilai ini menjelaskan apabila luas lahan kosong meningkat 1%, maka jumlah penduduk miskin akan bertambah antara 0,56% sampai 34,2%. Re-rata koefisien regresinya adalah 0,145 artinya rata-rata pengaruh lahan kosong terhadap kemiskinan mencapai 14,5% per kenaikan 1 % lahan. 

Fulltext View|Download
Keywords: Penataan Ruang, Lahan Kosong, Kemiskinan, Ekonometrika Spasial, Variasi Pengaruh
Funding: Pemda Kota Bengkulu

Article Metrics:

  1. Alamanza S. (2008). Removing the Poor through Land Use and Planning. RP & E Journal. Vol. 15, No. 1. Spring
  2. Asep S, Nur Andi S, Noer Azam A. (2011). On Comparisson between Ordinary Linear Regression and Geographically Weighted Regression: With Application to Indonesian Poverty Data. European Journal of Scientific Research. ISSN 1450-216X Vol.57 No.2 (2011), pp.275-285
  3. Cloete CE, Mooya MM. 2008. Land Tenure and Urban Poverty Alleviation: Theory, Evidence and New Directions. FIG Working Week. Stockholm Sweden
  4. Chung LLW. 1994. The economic of land-use zoning: A literature review and analysis of the work coase, Town planning review. Edward Elgar Publishing, Inc. UK
  5. Fotheringham AS, Brunsdon C and Charlton M. (2002). Geographically Weighted Regression: the analysis of spatially varying relationships. Chichester: Wiley
  6. Juanda B. (2009). Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan, Bogor: Penerbit IPB Press,
  7. Laderchie et al. (2003). Does it Matter that we do not Agree on the Definition of Poverty? A Comparison of Four Approaches. Oxford Development Studies, Vol. 31 ,
  8. Lipton M. (2009). Land Reform in Developing Countries: Property rights and property wrongs. Routledge. Oxfordshire
  9. Rustiadi E. Saefulhakim S. Panuju DR. (2009). Perencanaan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Crespent Press dan Yayasan Obor Indonesia
  10. Syafitri UD, Bagus S, Salamatuttanzil. (2008). “Pengujian Autokorelasi terhadap Sisaan Model Spatial Logistik”. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Yogyakarta
  11. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2012). Basis Data Terpadu (BDT) untuk Program Perlindungan Sosial. Jakarta,TNP2K
  12. Vasilief, IR. (1995). “Visualization of Spatial Dependence: An Elementary View of Spatial Autocorrelation,” in Practical Hand Book of Spatial Statistics. Arlinghaus, SL., pp. 17-30 ch. 2. USA

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.