BibTex Citation Data :
@article{tataloka10238, author = {Retno Setiowati and Raldi Koestoer}, title = {Review Kebijakan Penggunaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan antara Jakarta dengan New York pada Pandemi COVID-19}, journal = {TATALOKA}, volume = {24}, number = {1}, year = {2022}, keywords = {Ruang Terbuka Hijau, COVID-19, Jakarta, New York}, abstract = { Separuh penduduk tinggal di perkotaan dan menjadi penyebab permasalahan lingkungan. Salah satunya adalah alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun. Ruang terbuka hijau memiliki fungsi ekologis, ekonomis, dan sosial yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan. Tujuan penelitian adalah mengkaji kebijakan penggunaan ruang terbuka hijau perkotaan pada pandemi COVID-19 menggunakan metode studi komparasi. Lokasi studi dipilih di Jakarta, Indonesia dan New York, Amerika Serikat karena kedua kota tersebut memiliki jumlah penduduk yang padat dan menjadi pelopor pertama penyebaran COVID-19 di masing-masing Negara. Responden di New York masih menggunakan ruang hijau perkotaan selama pandemi dan menganggapnya lebih penting untuk kesehatan mental dan fisik daripada sebelum pandemi dimulai. Terdapat kekhawatiran para pengunjung ruang hijau perkotaan di New York terkait jarak sosial, aksesibilitas, dan keamanan. Terjadi perubahan perilaku selama pandemi di Jakarta terhadap ruang hijau perkotaan seperti meningkatnya aktivitas pejalan kaki di sepanjang koridor hijau yang menjadi pendorong kebijakan publik dalam menanggapi perilaku dan kebutuhan baru yang muncul dari pandemi. Berdasarkan bukti empiris, perubahan perilaku di Indonesia diduga disebabkan oleh kebutuhan masyarakat untuk berekreasi dan relaksasi terhadap alam untuk mengurangi dampak psikologis yang disebabkan pembatasan sosial. Kebijakan pembukaan ruang terbuka hijau saat pandemi di Jakarta dapat dipertimbangkan dengan mengutamakan protokol kesehatan. }, issn = {2356-0266}, pages = {15--24} doi = {10.14710/tataloka.24.1.15-24}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/tataloka/article/view/10238} }
Refworks Citation Data :
Separuh penduduk tinggal di perkotaan dan menjadi penyebab permasalahan lingkungan. Salah satunya adalah alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun. Ruang terbuka hijau memiliki fungsi ekologis, ekonomis, dan sosial yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan. Tujuan penelitian adalah mengkaji kebijakan penggunaan ruang terbuka hijau perkotaan pada pandemi COVID-19 menggunakan metode studi komparasi. Lokasi studi dipilih di Jakarta, Indonesia dan New York, Amerika Serikat karena kedua kota tersebut memiliki jumlah penduduk yang padat dan menjadi pelopor pertama penyebaran COVID-19 di masing-masing Negara. Responden di New York masih menggunakan ruang hijau perkotaan selama pandemi dan menganggapnya lebih penting untuk kesehatan mental dan fisik daripada sebelum pandemi dimulai. Terdapat kekhawatiran para pengunjung ruang hijau perkotaan di New York terkait jarak sosial, aksesibilitas, dan keamanan. Terjadi perubahan perilaku selama pandemi di Jakarta terhadap ruang hijau perkotaan seperti meningkatnya aktivitas pejalan kaki di sepanjang koridor hijau yang menjadi pendorong kebijakan publik dalam menanggapi perilaku dan kebutuhan baru yang muncul dari pandemi. Berdasarkan bukti empiris, perubahan perilaku di Indonesia diduga disebabkan oleh kebutuhan masyarakat untuk berekreasi dan relaksasi terhadap alam untuk mengurangi dampak psikologis yang disebabkan pembatasan sosial. Kebijakan pembukaan ruang terbuka hijau saat pandemi di Jakarta dapat dipertimbangkan dengan mengutamakan protokol kesehatan.
Article Metrics:
Last update:
As an article writer, the author has the right to use their articles for various purposes, including use by institutions that employ authors or institutions that provide funding for research. Author rights are granted without special permission.
Author who publishes a paper at Tataloka has the broad right to use their work for teaching and scientific purposes without the need to ask permission, including: used for (i) teaching in the author's class or institution, (ii) presentation at meetings or conferences and distributing copies to participants ; (iii) training conducted by the author or author's institution; (iv) distribution to colleagues for research use; (v) use in the compilation of subsequent authors' works; (vi) inclusion in a thesis or dissertation; (vi) reuse of part of the article in another work (with citation); (vii) preparation of derivative works (with citation); (viii) voluntary posting on open websites operated by authors or author institutions for scientific purposes.
Authors and readers can copy and redistribute material in any media or format, and mix, modify, and build material for any purpose but they must provide appropriate credit (provide article citation or content), providing links to the license, and indicate if there are changes.
The authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Jurnal Tataloka . Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations.
Reproduce any part of this journal, its storage in the database or its transmission by all forms or media is permitted does not need for written permission from Tataloka . However, it should be cited as an honor in academic manners
Tataloka and the Department of Urban and Regional Planning of Diponegoro University and the Editor make every effort to ensure that there are no data, opinions, or false or misleading statements published in Tataloka. However, the content of the article is the sole and exclusive responsibility of each author.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form - Indonesian] [Copyright Transfer Form - English]. The copyright form should be signed originally and send to the Editor in the form of printed letters, scanned documents sent via email or fax.