Membangun Identitas Kedaerahan di Perantauan: Peran Iwakmas Sebagai Komunitas Sosial dan Budaya

Eko Rahmanto


Abstract


Penelitian ini mengkaji peran Ikatan Mahasiswa Kabupaten Banyumas (IWAKMAS) dalam membentuk dan mempertahankan identitas kedaerahan mahasiswa perantau di Universitas Diponegoro. Dalam situasi sosial yang penuh tantangan, IWAKMAS hadir sebagai ‘rumah kedua’ yang menyediakan ruang aman bagi anggotanya untuk beradaptasi, menjalin solidaritas, serta mempertahankan keterikatan emosional dengan kampung halaman. Melalui pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi, penelitian ini menemukan bahwa IWAKMAS bukan sekadar organisasi formal, tetapi ruang sosial di mana identitas Kabupaten Banyumas dikonstruksi melalui simbol, bahasa, serta interaksi antar anggota. Konsep imagined communities dari Benedict Anderson digunakan untuk menganalisis bagaimana mahasiswa yang sebelumnya tidak saling mengenal dapat membentuk rasa kebersamaan berbasis latar belakang kedaerahan. Meskipun awalnya ditujukan untuk menjelaskan nasionalisme, konsep imagined communities terbukti relevan dalam konteks komunitas mikro seperti IWAKMAS. Komunitas ini menjadi contoh nyata bagaimana identitas kolektif dapat dibentuk secara simbolik di lingkungan multikultural, seperti kampus. Penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi daerah memainkan peran penting dalam menjaga identitas budaya mahasiswa perantau.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Rineka : Jurnal Antropologi © 2025 by Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro is licensed under CC BY-SA 4.0

View My Stats