skip to main content

PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP PERNIKAHAN TERHADAP PERSIAPAN MENIKAH DI KALANGAN MAHASISWA

*Asep Abdul Aziz  -  UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
Nurti Budiyanti  -  UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
Pallah Pallah  -  UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
Pandoe Pandoe  -  UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Pernikahan dianggap sebagai sesuatu yang sakral untuk itu perlu adanya kesiapan yang mapan, baik secara fisik maupun psikis. Kesiapan menikah merupakan keadaan siap menerima tanggung jawab sebagai seorang suami ataupun istri, maka dari itu perlu bekal ilmu serta pengetahuan yang mendalam, terlebih di kalangan mahasiswa yang kelak memiliki tujuan untuk menikah. Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemahaman konsep pernikahan terhadap kesiapan mahasiswa di Jawa Barat untuk menikah, dengan melibatkan 300 responden di tujuh tempat Perguruan Tinggi wilayah Jawa Barat dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket, dan diolah dengan teknik statistik untuk menguji validitas, reabilitas, regresi dan korelasi. Hasil menunjukkan bahwa mahassiwa yang memiliki pemahaman mengenai konsep pernikahan berpengaruh terhadap kesiapan mahasiswa untuk menikah. Dengan demikian sejatinya kesiapan menikah harus memiliki bekal secara fisik maupun psikis, terlebih ilmu pengetahuan yang mendalam agar terciptanya keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  common.other
PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP PERNIKAHAN TERHADAP PERSIAPAN MENIKAH DI KALANGAN MAHASISWA
Subject Pangaruh, Pernikahan, Kesiapan
Type Other
  Download (51KB)    Indexing metadata
 Research Instrument
PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP PERNIKAHAN TERHADAP PERSIAPAN MENIKAH DI KALANGAN MAHASISWA
Subject Pangaruh, Pernikahan, Kesiapan
Type Research Instrument
  Download (51KB)    Indexing metadata

Article Metrics:

  1. Desiyanti. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pernikahan dini pada pasangan usia subur di Kecamatan Mapanget Kota Madano. STIKES Muhammadiyah Manado
  2. Duvall, E.M. & Miller, B. C. (1985). Marriage and Family Development. Harper & Row Publisher
  3. Hamka. (1989). Tafsir Al-Azhar (III). Pustaka Nasional
  4. Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan. Erlangga
  5. Intan Arimurti, I. N. (2017). Analisis Perkawinan Dini. Analisis Pengetahuan Perempuan Terhadap Perilaku Melakukan Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso, 12(August), 249–262. https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.249-262
  6. M. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia
  7. M. Quraish Shihab. (2005). Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an). Lentera Hati
  8. Montazeri. (2016). Determinants of Early Marriage from Married Girls‟; Perspectives in Iranian Setting: A Qualitative Study. School of Nursing and Midwifery. Tehran University of Medical Sciences, Tehran, Iran
  9. Muhsin Burhani. (2008). Muhsin Burhani. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
  10. Nalim, Y. (n.d.). Fase usia remaja sering dianggap sebagai fase yang sangat tidak stabil dalam tahap perkembangan manusia . G . S . Hall menyebutnya sebagai strum und drang ( masa topan badai ). Meskipun tidak ada definisi serta batasan usia yang baku untuk kelompok usia y. STAIN Pekalongan, 761, 1–15
  11. Octavia, D. (2014). Penyesuaian Diri Pada Remaja Putri yang Menikah Muda. Journal Psikologi, 2(1), 115–122
  12. Rafidah, O. E. dan B. W. (2009). Faktor-Fakor Yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini Di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Jurnal Kedokteran Masyarakat, 25(2)
  13. Uswatun Khasanah. (2014). Pandangan Islam Tentang Pernikahan Dini. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 1, 306–318. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.