BibTex Citation Data :
@article{Pasopati18439, author = {Denny Nugroho Sugianto and Ambariyanto Ambariyanto and Diana Nur Afifah and Erni Setyowati and Dessy Ariyanti and Elinna Putri Handayani}, title = {PENERAPAN TEKNOLOGI REHABILITASI DAN PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT PESISIR UNTUK MENUNJANG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DESA TAMBAKBULUSAN, KABUPATEN DEMAK}, journal = {Jurnal Pasopati}, volume = {5}, number = {2}, year = {2023}, keywords = {}, abstract = { Wilayah Kabupaten Demak mengalami abrasi parah dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2002 tercatat 145,50 hektar pantai di Demak terkikis oleh abrasi, kerusakan pantai itu makin melonjak lima kali lipat pada 2005, yakni mencapai 758,30 hektar, dan pada tahun 2014 mencapai 2.073,65 hektar, dan tahun 2019 mencapai lebih dari 3.000 ha. Beberapa faktor penyebab abrasi yaitu land subsidence, kerusakan hutan mangrove, perubahan pola hidrodinamika, serta akibat adanya pengaruh perubahan iklim. Masyarakat yang ada di Desa Tambakbulusan merupakan pihak yang terkena dampak akibat kerusakan pantai, degradasi lingungan serta adanya banjir pasang air laut (rob). Selain karena kondisi lingkungan yang terus menurun tiap tahunnya, ketidakmampuan masyarakat untuk terus beradaptasi dalam segi fisik, sosial, dan ekonomi merupakan masalah yang harus segera ditanggulangi. Oleh karena itu diperlukan peran serta perguruan tinggi Universitas Diponegoro untuk membantu masyarakat dalam penanganan permasalahan tersebut melalui penerapan teknologi rehabilitasi dan peningkatan kapasitas masyarakat pesisir untu k menunjang pembangunan berkelanjutan di Desa Tambakbulusan, Kabupaten Demak. Kata kunci : ekosistem mangrove; kerusakan pantai; mitigasi bencana; struktur rehabilitasi }, issn = {2685-886X}, doi = {10.14710/pasopati.2023.18439}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/pasopati/article/view/18439} }
Refworks Citation Data :
Wilayah Kabupaten Demak mengalami abrasi parah dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2002 tercatat 145,50 hektar pantai di Demak terkikis oleh abrasi, kerusakan pantai itu makin melonjak lima kali lipat pada 2005, yakni mencapai 758,30 hektar, dan pada tahun 2014 mencapai 2.073,65 hektar, dan tahun 2019 mencapai lebih dari 3.000 ha. Beberapa faktor penyebab abrasi yaitu land subsidence, kerusakan hutan mangrove, perubahan pola hidrodinamika, serta akibat adanya pengaruh perubahan iklim. Masyarakat yang ada di Desa Tambakbulusan merupakan pihak yang terkena dampak akibat kerusakan pantai, degradasi lingungan serta adanya banjir pasang air laut (rob). Selain karena kondisi lingkungan yang terus menurun tiap tahunnya, ketidakmampuan masyarakat untuk terus beradaptasi dalam segi fisik, sosial, dan ekonomi merupakan masalah yang harus segera ditanggulangi. Oleh karena itu diperlukan peran serta perguruan tinggi Universitas Diponegoro untuk membantu masyarakat dalam penanganan permasalahan tersebut melalui penerapan teknologi rehabilitasi dan peningkatan kapasitas masyarakat pesisir untuk menunjang pembangunan berkelanjutan di Desa Tambakbulusan, Kabupaten Demak.
Kata kunci: ekosistem mangrove; kerusakan pantai; mitigasi bencana; struktur rehabilitasi
Article Metrics:
Last update: