BibTex Citation Data :
@article{mmm5954, author = {Bilma Guspa and Muji Rahayu and Indranila Samsuria}, title = {HUBUNGAN DIPSTIK URIN DAN FLOWSITOMETRI URIN DENGAN KULTUR URIN PADA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)}, journal = {Media Medika Muda}, volume = {3}, number = {1}, year = {2019}, keywords = {Takokak ; inflammation}, abstract = { Latar belakang: Infeksi saluran kemih (ISK) adalah adanya mikroorganisme dalam urin. Bakteriuria bermakna bila pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming units (CFU) pada kultur urin. Pemeriksaan laboratorium untuk deteksi ISK adalah dipstik urin (nitrit dan lekosit esterase) dan flowsitometri (jumlah leukosit dan bakteri). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara hasil pemeriksaan dipstik dan flowsitometri dengan pemeriksaan kultur urin. Metode: Penelitian belah lintang pada 42 sampel pria yang menderita ISK di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama bulan Agustus–September 2017. Metode pemeriksaan disptik Combur adalah kolorimetri, metode flowsitometri menggunakan Sysmex UF 1000i, dan kultur menggunakan metode konvensional. Uji data korelasi menggunakan contingency coefficient test. Hasil: Tidak terdapat hubungan bermakna dari dipstrik nitrit terhadap kultur (r=0,190 dan p=0,210), terdapat hubungan positif lemah antara dipstik lekosit esterase dengan kultur (r=0,363 dan p=0,012), terdapat hubungan positif kuat dari flowsitometri lekosit terhadap kultur (r=0,534 dan p=0,000) dan terdapat hubungan positif kuat antara flowsitometri bakteri dengan kultur (r=0,534, p=0,000). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna dari dipstik nitrit terhadap kultur. Terdapat hubungan bermakna dari dipstrik lekosit esterase, flowsitometri lekosit, terdapat hubungan yang bermakna antara flowsitometri bakteri dengan kultur. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada diagnostik ISK. }, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/mmm/article/view/5954} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Infeksi saluran kemih (ISK) adalah adanya mikroorganisme dalam urin. Bakteriuria bermakna bila pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming units (CFU) pada kultur urin. Pemeriksaan laboratorium untuk deteksi ISK adalah dipstik urin (nitrit dan lekosit esterase) dan flowsitometri (jumlah leukosit dan bakteri). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara hasil pemeriksaan dipstik dan flowsitometri dengan pemeriksaan kultur urin.Metode: Penelitian belah lintang pada 42 sampel pria yang menderita ISK di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama bulanAgustus–September 2017. Metode pemeriksaan disptik Combur adalah kolorimetri, metode flowsitometri menggunakan Sysmex UF1000i, dan kultur menggunakan metode konvensional. Uji data korelasi menggunakan contingency coefficient test.Hasil: Tidak terdapat hubungan bermakna dari dipstrik nitrit terhadap kultur (r=0,190 dan p=0,210), terdapat hubungan positif lemah antara dipstik lekosit esterase dengan kultur (r=0,363 dan p=0,012), terdapat hubungan positif kuat dari flowsitometri lekosit terhadap kultur (r=0,534 dan p=0,000) dan terdapat hubungan positif kuat antara flowsitometri bakteri dengan kultur (r=0,534, p=0,000). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna dari dipstik nitrit terhadap kultur. Terdapat hubungan bermakna dari dipstrik lekosit esterase, flowsitometri lekosit, terdapat hubungan yang bermakna antara flowsitometri bakteri dengan kultur. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada diagnostik ISK.
Last update: