skip to main content

PERBEDAAN KADAR IODIUM DALAM URIN ANAK SEKOLAH DASAR DI DAERAH ENDEMIK GAKI DAN NON ENDEMIK GAKI DI KECAMATAN SIRAMPOG KABUPATEN BREBES

*Mahayu Dewi Ariani  -  Dept Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia
Farida Martyaningsih  -  Bagian Keperawatan Dewasa, Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Hasil pemetaan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes pada tahun 2004 untuk anak sekolah, diperoleh data Total Goiter Rate (TGR) yang semakin meningkat dengan nilai TGR tertinggi ada di Kecamatan Sirampog yakni 40,71% (endemik berat 30%),berada di daerah pegunungan dan rawan longsor yang merupakan faktor resiko GAKI. Urinary Excretion Iodine (UEI) paling banyak digunakan sebagai marker biokimia untuk GAKI dibandingkan TGR karena lebih obyektif, sederhana, murah dan lebih dari 90% iodium akan diekskresi oleh tubuh lewat urin sehingga dapat merefleksikan asupan iodium pada saat itu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar UEI pada anak SD di daerah endemik dan non endemik GAKI di kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes.

Metode: Penelitian ini menggunakan design cross sectional. Subyek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sampel anak Sekolah Dasar daerah endemik dan daerah non endemik. Kadar iodium (UEI) dalam urin diperiksa dengan metode Ceric Ammonium Persulfate di Laboratorium GAKI FK UNDIP yang berasal dari urin sewaktu. Data diolah menggunakan SPSS 11,5 for Windows.

Hasil :  Rerata kadar UEI di daerah GAKI 161,1 µg/L (SD 73,9) dibandingkan dengan rerata kadar UEI di daerah endemik GAKI 245,8 µg/L (SD 72,2) (p=0,01).

Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara kadar UEI di daerah endemik dan non endemik GAKI.

 

Kata Kunci: kadar UEI, Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI), endemik.

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.