skip to main content

MUSEUM FILM INDONESIA

*SATRIO ADJIE NUGROHO  -  Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Meskipun perkembangannya sudah berusia satu abad lebih mulai dari era kolonial hingga era digital sekarang, sampai saat ini belum ada fasilitas yang memperkenalkan dunia perfilman Indonesia yang kaya kepada masyarakat. Dunia perfilman seakan-akan berjalan begitu cepat, film-film baru muncul di bioskop komersil lalu menghilang digantikan film-film baru. Padahal beberapa film begitu penting dan memiliki nilai sejarah karena berhasil menggambarkan kondisi ekonomi, karakter sosial, dan budaya masyarakat Indonesia pada era tertentu. Beberapa film keluaran era paska kemerdekaan bahkan terancam punah karena tidak adanya fasilitas yang melestarikan film di Indonesia.   Oleh karena itu, Museum Film Indonesia di Jakarta dipilih sebagai objek perancangan guna memenuhi kebutuhan akan fasilitas edukasi dan pelestarian film-film Indonesia.   Jakarta sendiri dipilih sebagai tapak karena daerah tersebut merupakan tempat film-film Indonesia lahir diproduksi dan berkembang sehingga menjadi pusat perfilman di Indonesia.

Fulltext View|Download
  1. Danujaya, B., & Tjasmadi, M. J. (1992). Layar Perak 90 Tahun Bioskop Indonesia. Jakarta: Dewan Film Nasional
  2. Gunawan, R. (1990). Sejarah Perfilman Indonesia. Jakarta: Prisma
  3. Pemerintah Indonesia. (2015). Peraturan Pemerintah Indonesia No. 66 Tahun 2015 tentang Museum. Jakarta: Sekretariat Negara
  4. Sukada, B. (1998). Analisis Komposisi Formal Arsitektur Post-modern. Jakarta: Seminar FTUI - Depok
  5. Volkmann, H. (1965). Film Preservation. London: The National Film Archive

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.