skip to main content

SOLO WEDDING CENTER

*LUTHFI PUTRI PAMBAYUN  -  Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Berdasarkan data Surakarta dalam angka 2020, Pertumbuhan penduduk di
kota Solo meningkat dengan rata-rata 0,33% dan peristiwa pernikahan rata-rata
pertahun sebanyak 1,296 per tahun. Tingginya angka pernikahan memicu
bertambahnya vendor bisnis dalam bidang persiapan pernikahan. Vendor-vendor
tersebut juga mengadakan Wedding Expo sebagai acara tahunan yang
berlangsung selama 2-3 hari di mall-mall besar kota solo untuk menfasilitasi
calon pengantin yang ingin mencari informasi terkait pesiapan dan pelaksanaan
pernikahan.
Generasi milenial yang lahir pada tahun 1980-1990 atau awal 2000an
sudah mengenal teknologi sejak dini, hal ini membuat perkembangan budaya dan
gaya hidup generasi milenial bersifat praktis, mudah dan efisien. Hal ini tidak
selaras dengan Pengaturan, eksekusi dan fasilitas yang berbeda pada setiap
rangkaian acara pernikahan. Untuk memenuhi menyelaraskan kebutuhan dengan
gaya hidup generasi milenial ini maka diperlukan pelayanan terpadu, dimana
fasilitas layanan, jasa, informasi dan konsultasi dalam memenuhi kebutuhan,
persiapan dan pelaksaan upacara pernikahan dapat dilakukan dalam satu tempat
yang sama dan terpusat, atau disebut dengan pelayanan One-Stop-Service yang
diwujudkan dalam bangunan Solo Wedding Center.

Fulltext View|Download
  1. Lawson, Fred. 1981. Conference, Convention and Exhibition Facilities. London : The Architecture Press
  2. De Chiara, J. 2001. Timesaver Standarts for Building Types (Fourth Edition)
  3. Singapore: Mc. Graw Hill Book Companies Inc
  4. Neufert, Ernest. 2002. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga (Alih
  5. bahasa oleh Sjamsu Amril)

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.