BibTex Citation Data :
@article{JPPS8284, author = {ALDHILA WANDA ALLISYA}, title = {PUSAT REHABILITASI DAN PENDIDIKAN DOWN SYNDROME SEMARANG}, journal = {Jurnal Poster Pirata Syandana}, volume = {1}, number = {02}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Down Syndrome merupakan penyakit kelainan kromosom yang diikuti oleh keterbelakangan fisik dan mental. Menurut WHO (World Health Organizations), terdapat 8 juta penduduk pengidap Down Syndrome sedunia. Sedangkan di Indonesia sendiri, di Indonesia sendiri, studi epidemiologi RISKESDAS menyatakan angka kecacatan Down Syndrome di Indonesia memiliki nilai sebesar 0.12% pada tahun 2010 dan terjadi peningkatan sebesar 0.13% pada tahun 2013. Angka ini terus meningkat tiap tahunnya. Dalam mengakomodasi kebutuhan penderita Down Syndrome, maka disediakan SLB sebagai wadah pendidikan dan fasilitas rehabilitasi medik untuk upaya pemulihan. Akan tetapi di Kota Semarang, belum terdapat tempat yang secara khusus menangani penderita Down Syndrome. Faktanya, fasilitas yang ada masih terintegrasi dengan pengguna disabilitas lain sehingga hal ini dianggap kurang efektif dan efisien. Pusat Rehabilitasi dan Pendidikan Down Syndrome dirancang untuk menjadi habitat atau wadah yang dapat memenuhi kebutuhan utama para penderita Down Syndrome yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial di Kota Semarang serta diharapkan pengguna dapat hidup berdampingan dengan pengguna non difabel, mengasah softskill maupun hardskill penderita Down Syndrome, juga membangun dan meningkatkan konektivitas antara penderita Down Syndrome dengan non difabel. Penggunaan pendekatan arsitektur multisensori juga diharapkan mampu membantu proses pemulihan dan perkembangan secara lebih cepat melalui stimulasi kemampuan sensorik dan motorik bawaan dari penderita Down Syndrome. }, issn = {2715-6397}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpps/article/view/8284} }
Refworks Citation Data :
Down Syndrome merupakan penyakit kelainan kromosom yang diikuti oleh keterbelakangan fisik dan mental. MenurutWHO (World Health Organizations), terdapat 8 juta penduduk pengidap Down Syndrome sedunia. Sedangkan di Indonesiasendiri, di Indonesia sendiri, studi epidemiologi RISKESDAS menyatakan angka kecacatan Down Syndrome di Indonesiamemiliki nilai sebesar 0.12% pada tahun 2010 dan terjadi peningkatan sebesar 0.13% pada tahun 2013. Angka ini terus meningkattiap tahunnya. Dalam mengakomodasi kebutuhan penderita Down Syndrome, maka disediakan SLB sebagai wadah pendidikandan fasilitas rehabilitasi medik untuk upaya pemulihan. Akan tetapi di Kota Semarang, belum terdapat tempat yang secara khususmenangani penderita Down Syndrome. Faktanya, fasilitas yang ada masih terintegrasi dengan pengguna disabilitas lain sehinggahal ini dianggap kurang efektif dan efisien.Pusat Rehabilitasi dan Pendidikan Down Syndrome dirancang untuk menjadi habitat atau wadah yang dapat memenuhikebutuhan utama para penderita Down Syndrome yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial di Kota Semarang sertadiharapkan pengguna dapat hidup berdampingan dengan pengguna non difabel, mengasah softskill maupun hardskill penderitaDown Syndrome, juga membangun dan meningkatkan konektivitas antara penderita Down Syndrome dengan non difabel.Penggunaan pendekatan arsitektur multisensori juga diharapkan mampu membantu proses pemulihan dan perkembangansecara lebih cepat melalui stimulasi kemampuan sensorik dan motorik bawaan dari penderita Down Syndrome.
Last update:
JURNAL POSTER PIRATA SYANDANA (ISSN : 2715-6397)
Mailing Address:
Departemen Arsitektur FT. UNDIP
Jl. Prof. Soedarto, SH Kampus Tembalang Semarang Indonesia 50275
Telp. (024) 7470690 Fax. (024) 7470690
email : jpps@arsitektur.undip.ac.id
indexed by googlescholar, portal garuda