skip to main content

Redesain Dan Pengembangan Taman Budaya Raden Saleh Semarang

*Amelia Firdiana  -  Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Kota Semarang mempunyai beragam kesenian serta kebudayaan yang ialah bagian penting dari identitas masyarakat setempat. Sebagai langkah untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian, Pemerintah Kota Semarang menyediakan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) menjadi ruang kreatif untuk seniman serta masyarakat, serta menjadi markas untuk grup wayang orang Ngesti Pandowo. Tetapi pada saat ini fasilitas di kawasan Taman Budaya Raden Saleh sudah dalam keadaan yang kurang memadai, dengan gedung-gedung yang usang serta fasilitas pementasan yang ketinggalan zaman, bahkan beberapa fasilitas yang seharusnya ada malah tak tersedia. Oleh sebab itu, diperlukan perancangan ulang Taman Budaya Raden Saleh dengan tujuan untuk menghidupkan kembali aktivitas seni serta budaya di kota ini. Perancangan ini harus mempertimbangkan keperluan ruang yang mendukung aktivitas seni serta budaya, serta memperhatikan kenyamanan audio serta visual di setiap bangunan, untuk memberi lingkungan yang bisa mendukung perkembangan kesenian secara optimal. Kata Kunci : Kesenian serta Kebudayaan, Taman Budaya Raden Saleh, Fasilitas.
Fulltext View|Download
  1. Appleton, Ian. 2008. Buildings for the Performing Arts: A Design and Developmnent Guide. Oxford: Architectural Press,
  2. Doelle, L. Leslie (1993). Akustik Lingkungan (Diterjemahkan oleh Lea Prasetia). Jakarta. Erlangga., Neufert, E. (2002). Data Arsitek

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.