skip to main content

Opera House Dengan Penekanan Desain Arsitektur Metafora di Bantul, D.I. Yogyakarta

*Anassa Lathifah  -  Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Opera House dengan penekanan desain arsitektur metafora dirancang untuk memperkuat seni  pertunjukan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gedung ini bertujuan menjawab kebutuhan akan  infrastruktur seni yang memadai, terutama bagi komunitas seni yang dinamis di Yogyakarta. Melalui  desain metafora, proyek ini berupaya menghubungkan kekayaan budaya lokal dengan inovasi arsitektur  modern, menciptakan ruang ikonik yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertunjukan tetapi juga  sebagai simbol budaya.  Studi ini mengadopsi pendekatan holistik, termasuk analisis literatur, tinjauan preseden gedung gedung pertunjukan kelas dunia seperti Sydney Opera House, dan observasi kontekstual berbasis lokasi.  Desainnya difokuskan pada elemen-elemen penting seperti akustik yang optimal, alur sirkulasi yang  efisien, kapasitas ruang yang memadai, serta pencahayaan dan ventilasi yang mendukung kenyamanan.  Hasil dari penelitian ini adalah panduan desain yang memastikan opera house ini dapat menjadi ruang  multifungsi yang memenuhi standar nasional dan internasional, sekaligus menjadi daya tarik seni dan  pariwisata bagi Yogyakarta.  Kata Kunci: Opera House; Arsitektur Metafora; Seni Pertunjukan; Akustik.
Fulltext View|Download
  1. Appleton, I. (2008). Buildings for the Performing Arts: A Design and Development Guide Second Edition. Burlington: Elsevier Limited. ArchDaily. (t.thn.). National Grand Theater of China. Diambil kembali dari ArchDaily: https://www.archdaily.com/1218/national-grand-theater-of-china-paul-andreu ArchDaily. (t.thn.). Guangzhou Opera House. Diambil kembali dari ArchDaily.com:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.