skip to main content

TRANSIT HUB DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR INFILL

*Muhammad Rayhan  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Jumlah penumpang masuk dan keluar Stasiun Tawang yang sangat tinggi tiap tahunnya, fenomena tingginya mobilitas yang terjadi di Stasiun Tawang dan tidak ada nya akses masuk transportasi umum untuk menjangkau langsung Stasiun Tawang, perencanaan kedepan Stasiun Tawang dengan adanya LRT di Stasiun Tawang akan menimbulkan kelebihan mobilitas di stasiun tawang. Dibutuhkannya wadah untuk menampung kapasitas di Stasiun Tawang yang terbilang selalu padat, diperlukan bangunan yang dapat dijadikan sebagai tempat transit untuk penumpang Stasiun Tawang Semarang, diperlukan bangunan yang mampu menarik minat wisatawan. Diatasi dengan merencanakan dan merancang Transit Hub di Stasiun Tawang Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Infill. Tujuan dari rancangan ini adalah dapat menciptakan inovasi perancangan Transit Hub dengan pendekatan arsitektur infill yang terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti BRT, kereta api dan angkutan umum sehingga dapat mengurangi kemacetan lalu lintas khususnya dalam kota dari arah Semarang. Pada perancangan Transit Hub di Stasiun Tawang Semarang yang direncanakan, desain bangunan menggunakan pendekatan desain arsitektur infill. Hal ini karena pendekatan desain arsitektur infill adalah metode mendirikan bangunan dengan mengisi small gappada wilayah yang sekelilingnya terdapat bangunan eksisting dan menitikberatkan pada keselarasan antara hasil rancangan dan lingkungan sekitar, terlebih bangunan stasiun tawang merupakan bangunan heritage yang patut dipertahankan eksistingnya. Pendekatan desain arsitektur infill mencakup banyak aspek, termasuk konsep konservasi kawasan bersejarah, pendekatan kontekstual, dan penggunaan parameter elemen-elemen visual bangunan sekitar, seperti proporsi, fasad, komposisi, dan garis sempadan bangunan.
Fulltext

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.