skip to main content

PUSAT KULTUR DAN KERAJINAN LOMBOK DENGAN PENDEKATAN EKOFUTURISTIK BANGUNAN HIJAU DI KOTA MATARAM LOMBOK

*Leonardo Abet Zebe  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Pulau Lombok menjadi satu dari daerah yang mempunyai potensi yang besar bagi Indonesia. Destinasi wisata di Pulau Lombok menjadi satu dari favorit dikarenakan keindahan alam dan berbagai obyek wisata, yang meliputi wisata alam, pantai, budaya, serta kuliner. Meningkatnya pariwisata akan sejalan dengan meningkatnya ekonomi masyarakat sekitr. Salah satu aspek yang mampu meningkatkan perekonomian adalah melalui seni hasil karya masyarakat sekitar yang menampilkan kultur dan kebudayaan khas Lombok. Akan tetapi hal tersebut masih terkendala minimnya fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan seni tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan sebuah wadah yang mampu mewadahi hasil seni serta menjadi tempat untuk memamerkan hasil karya khas Lombok berupa Pusat Kultur dan Kerajinan Lombok. Saat ini pelaksanaan Green building atau bangunan hijau yang ramah lingkungan di dunia sedang meningkat pesat termasuk di Indonesia. Penerapan green building ini sebagai bentuk alternatif solusi bagi kebutuhan masyarakat yang makin intensif dan ekspasif yang menyerap sumber daya lebih banyak. Eco-futuristic merupakan tema perancangan yang tidak hanya mempergunakan teknologi modern, namun juga melihat kondisi lingkungan serta kelestarian sekitarnya. Hal ini sejalan dengan konsep green building yang dimana menerapkan bangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Dengan dampak yang positif mengenai kelestarian alam, pendekatan eco-futuristic dengan konsep green building tepat untuk diterapkan dalam perancangan bangunan Pusat Kultur dan Kerajinan Lombok. Kata Kunci: Pusat Kultur dan Kerajinan, Lombok, Eco-futuristic, Green building
Fulltext
  1. Bandung, W. (2019). Dekranasda Kota Bandung Buka Galeri di Bandung Creative Hub. WisataBdg. https://www.wisatabdg.com/2019/05/dekranasda-kotabandung-buka-galeri-di.html
  2. Danusastro, Y., & Aryani, Y. (2015). Pelaksaan Pembangunan Green building di ASEAN dan Dampaknya pada Bisnis Konstruksi di Indonesia
  3. Hatimah, I. (2022). Bangunan Bersejarah di Ampenan, Kota Mataram, Sebagai SUmber Belajar Sejarah di SMA Berdasarkan Kurikulum 2013 [Universitas Pendidikan Ganesha]. https://repo.undiksha.ac.id/9875/
  4. Hendriawan, V., & Sarasanty, D. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Green building pada Gedung-Gedung Universitas Islam Majapahit Berdasarkan Standar Green building Council Indonesia (GBCI)
  5. Irfan, P., & Apriani. (2017). Analisa Strategi Pengembangan E-Tourism Sebagai Promosi Pariwisata di Pulau Lombok. ILKOM Jurnal Ilmiah, 9(3), 325–330. Japa, E. V. (2021). Penilaian Implementasi Kriteria Green building ( Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur ). 4–14
  6. Kanom. (2015). Strategi Pengembangan Kuta Lombok Sebagai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Jurnal Master Pariwisata (JUMPA), 1, 25–42. https://doi.org/ 10.24843/jumpa.2015.v01.i02.p03
  7. Karmawan, T. (2023). Pusat Seni dan Kerajinan Sasak di Mandalika
  8. Khotimah, K., Wilopo, & Hakim, L. (2017). Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Budaya (Studi Kasus pada Kawasan Situs Trowulan sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 41(1), 56–65. administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
  9. Kuswiah, W., Soepono, S. S., & Wulandari, T. (1999). Bumi Sasak di Nusa Tenggara Barat. In Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Jakarta Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Putra Sejati Raya. http://repositori.kemdikbud.go.id/8425/1/bumi sasak di nusa tenggara barat.pdf
  10. Latuconsina, M. B. T. (2018). Evaluasi Konsep Bangunan Hijau pada Bangunan Rusunawa Pesakih di Jakarta Barat. Universitas Brawijaya

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.