skip to main content

SAGULING PALEONTOLOGY MUSEUM : CONSERVING OUR PAST, PRESENT, AND FUTURE

*Rauliana Sukma  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Pertumbuhan penduduk dan pesatnya pembangunan industri di DAS (Daerah Alir Sungai) Citarum menyebabkan terjadinya pengalihan fungsi lahan hutan. Peralihan fungsi lahan ini diiringi oleh timbulnya kerusakan lingkungan setempat. Status daerah resapan kritis, peningkatan sedimentasi dalam jumlah yang besar, dan pencemaran air di Waduk Saguling yang berada di perbatasan Kecamatan Saguling dan Kecamatan Cipongkor merupakan hasil dari pertumbuhan yang tidak memerhatikan dampak terhadap lingkungan. Kondisi tersebut sangat disayangkan mengingat potensi geologi unik yang melimpah di kawasan tersebut. Pengawasan terhadap pembangunan menjadi kunci untuk mempertahankan keberlangsungan dan kelestarian alam. Maka dari itu program perencanaan Geopark Radjamandala yang mencakup Kecamatan Saguling dihadirkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Dengan didapatkannya status geopark nasional di Indonesia, maka konservasi kekayaan geologi dapat dilakukan secara lebih efisien mengingat kawasan geopark memiliki status kawasan lindung. Diajukan sejak tahun 2018 dan belum terdapat kemajuan akan status geopark nasional bagi Geopark Radjamandala. Potensi geologi kawasan yang melimpah dan terdapatnya rancangan induk Geopark oleh pemerintah daerah merupakan beberapa syarat yang ada untuk penetapan status Geopark. Salah satu potensi geologi terletak di Pulau Sirtwo yang berada di Kawasan Waduk Saguling, dimana terletak penemuan fosil vertebrae dari zaman pleistosen dan masih banyak kekayaan geologi lainnya yang melimpah tersebar di Kabupaten Bandung Barat. Kata Kunci: Bandung Barat; Citarum; Fosil; Geopark; Pulau Sirtwo; Waduk Saguling
Fulltext

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.