skip to main content

Kampung Nelayan Tambak Mulyo Dengan Pendekatan Floating Architecture

*Zain Salma Fauziyyah  -  Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Beberapa kawasan di Wilayah Pesisir Kota Semarang tiap tahunnya mengalami penurunan tanah mencapai 10 cm. Kondisi ini memperluas daerah yang terkena bencana banjir air laut (Rob). Baru-baru ini kondisi fisik, pemukiman nelayan semakin parah. Selama periode banjir pasang semua jalan dan jalur kampung tergenang. Kondisi lingkungan yang buruk menyebabkan perubahan sistem aktivitas penduduk, Pada saat ini 65% penduduk Pulau Jawa hidup di daerah pesisir dan sangat bergantung pada sumber daya pesisir, tidak jarang mereka memilih menetap dikarenakan sudah beradaptasi akan keadaan seperti itu, Adapun dalam hal ini kajian yang akan dibahas mengenai arsitektur apung, dengan bagaimana pengaplikasiannya dalam perancangan Kawasan Kampung Apung, sebagai bentuk respon pada kerentanan permukiman penduduk yang akan tenggelam oleh bencana banjir rob. Pengembangan arsitektur apung sudah sangat berkembang, hingga memiliki berbagai varian struktur hingga material apung yang dapat diterapkan pada bangunan dengan tipologi tertentu. Perancangan Kampung Nelayan Tambak Mulyo dengan menerapkan Pendekatan Floating Architecture menjadi solusi rancangan yang efektif dan responsive terhadap fenomena alam yang terjadi saat ini.
Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.