BibTex Citation Data :
@article{JPPS14951, author = {Muhammad Akhyarur Rijal}, title = {PERANCANGAN DAN PERENCANAAN SEMARANG CREATIVEHUB DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FLEKSIBEL}, journal = {Jurnal Poster Pirata Syandana}, volume = {3}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {}, abstract = { Dewasa ini , persaingan global dan kualitas sumber daya manusia , dengan makin banyaknya lulusan perguruan tinggi , sedangkan lowongan pekerjaan tak sebanding dengan jumlah lulusan tersebut . Hal ini mendorong beberapa negara mencari alternatif perekonomian yang mampu menciptakan sumber daya manusia mandiri dan produktif , dengan salah satu alternatifnya yaitu menghidupkan ekonomi kreatif . Ekonomi kreatif merupakan perekonomian yang berbasis pada kreativitas dan kemampuan intelektual . Menurut Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (2008), pemahaman mengenai ekonomi yang kreatif merupakan konseptual yang berkembang dan focus terhadap kreativitas sebagai aset utama , yang berfungsi untuk membangkitkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi . Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik ) yang dikeluarkan Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif ), tiga kontributor terbesar PDB ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2017 adalah subsektor fesyen sebanyak 41,4 persen , lalu kuliner 17,6 persen , dan kriya hampir 15 persen . Sedangkan untuk hasil ekspor dari Industri kreatif sendiri Jawa Tengah masih berada di peringkat ke 4 dibelakang Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten Beberapa kota di Indonesia sudah mulai mengupayakan perkembangan dari ekonomi kreatif ini , beberapa di antaranya yaitu Jakarta dan Bandung. Upaya yang dilakukan , dengan menciptakan wadah yang menjadi pusat dari kegiatan industri kreatif dari potensi ekonomi kreatif di kota tersebut . Upaya yang dilakukan yaitu dengan pembangunan Creative Center . Creative center yang telah terbangun di Indonesia beberapa di antaranya yaitu Bandung Creative hub yang dinaungi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika ( Deskominfo ) dan Jakarta Creative Hub yang di naungi Dewan Kerajinan Nasional dan Badan UMKM yang didukung oleh wali kota dan Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf ). Menurut Nana Kardiana, dkk (2018) pada jurnalRiptekdenganjudul Kajian KebijakanPemerintah Kota Semarang DalamPengembanganEkonomiKreatifsektorindustrikreatif Semarang dapat di bagimenjadi 3 macamyaitu: Unggulan, Potensial dan Kurang berkembang. .Unggulan: Kuliner, Fashion dan Kriya. Proyek Semarang Creative Hub initerpilihdengantujuanuntukmemberikanwadahbagianakmudakreatif yang memilikikeinginanuntukbelajar dan mengembangkankaryanyamenjadihasilnyata dan memilikidayajual. Kota Semarang dipilihsebagailokasiproyek Semarang Creative Hub karenamempertimbangkanposisinyasebagaiibukotaprovinsiJawa Tengah dan mengingat Akhir tahun 2015 Kota Semarang sudahmenghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atauperdaganganbebaskawasan ASEAN. Masyarakat harusterusdidoronguntuklebihkreatif dan inovatifsebagaipelakuindustrikreatif, juga mendorong agar masyarakatmenggunakanproduk-produklokal, sehinggawargatidaksekedarmenjadiobyek pasar, tetapimenjadipelaku pasar. Dengandemikianakanmenjadikan Kota Semarang menjaditangguh dan mampubertahan di sengitnyapersaingan pasar global. Masyarakat memerlukanadanya creative ceneruntukwadahkegiatan yang mendukungindustrikreatifuntukberelasi, mengasahkemampuan dan mengembangkankarya. }, issn = {2715-6397}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpps/article/view/14951} }
Refworks Citation Data :
Dewasaini, persaingan global dan kualitassumberdayamanusia, denganmakinbanyaknyalulusanperguruantinggi, sedangkanlowonganpekerjaantaksebandingdenganjumlahlulusantersebut. Hal inimendorongbeberapa negara mencarialternatifperekonomian yang mampumenciptakansumberdayamanusiamandiri dan produktif, dengan salah satualternatifnyayaitumenghidupkanekonomikreatif. Ekonomikreatifmerupakanperekonomian yang berbasis pada kreativitas dan kemampuanintelektual. MenurutKonferensi PBB mengenaiPerdagangan dan Pembangunan (2008), pemahamanmengenaiekonomi yang kreatifmerupakankonseptual yang berkembang dan focus terhadapkreativitassebagaiasetutama, yang berfungsiuntukmembangkitkanpertumbuhan dan perkembanganekonomi.
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) yang dikeluarkanBekraf (Badan EkonomiKreatif), tigakontributorterbesar PDB ekonomikreatif Indonesia pada tahun 2017 adalahsubsektorfesyensebanyak 41,4 persen, lalukuliner 17,6 persen, dan kriya hampir 15 persen. SedangkanuntukhasilekspordariIndustrikreatifsendiriJawa Tengah masihberada di peringkatke 4 dibelakangJawa Barat, Jawa Timur dan Banten Beberapakota di Indonesia sudahmulaimengupayakanperkembangandariekonomikreatifini, beberapa di antaranyayaitu Jakarta dan Bandung. Upaya yang dilakukan, denganmenciptakanwadah yang menjadipusatdarikegiatanindustrikreatifdaripotensiekonomikreatif di kotatersebut. Upaya yang dilakukanyaitudenganpembangunan Creative Center. Creative center yang telahterbangun di Indonesia beberapa di antaranyayaitu Bandung Creative hub yang dinaungi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Deskominfo) dan Jakarta Creative Hub yang di naungi Dewan Kerajinan Nasional dan Badan UMKM yang didukung oleh walikota dan Badan EkonomiKreatif (Bekraf). Menurut Nana Kardiana, dkk (2018) pada jurnalRiptekdenganjudul Kajian KebijakanPemerintah Kota Semarang DalamPengembanganEkonomiKreatifsektorindustrikreatif Semarang dapat di bagimenjadi 3 macamyaitu: Unggulan, Potensial dan Kurang berkembang. .Unggulan: Kuliner, Fashion dan Kriya. Proyek Semarang Creative Hub initerpilihdengantujuanuntukmemberikanwadahbagianakmudakreatif yang memilikikeinginanuntukbelajar dan mengembangkankaryanyamenjadihasilnyata dan memilikidayajual. Kota Semarang dipilihsebagailokasiproyek Semarang Creative Hub karenamempertimbangkanposisinyasebagaiibukotaprovinsiJawa Tengah dan mengingat Akhir tahun 2015 Kota Semarang sudahmenghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atauperdaganganbebaskawasan ASEAN. Masyarakat harusterusdidoronguntuklebihkreatif dan inovatifsebagaipelakuindustrikreatif, juga mendorong agar masyarakatmenggunakanproduk-produklokal, sehinggawargatidaksekedarmenjadiobyek pasar, tetapimenjadipelaku pasar. Dengandemikianakanmenjadikan Kota Semarang menjaditangguh dan mampubertahan di sengitnyapersaingan pasar global. Masyarakat memerlukanadanya creative ceneruntukwadahkegiatan yang mendukungindustrikreatifuntukberelasi, mengasahkemampuan dan mengembangkankarya.
Last update:
JURNAL POSTER PIRATA SYANDANA (ISSN : 2715-6397)
Mailing Address:
Departemen Arsitektur FT. UNDIP
Jl. Prof. Soedarto, SH Kampus Tembalang Semarang Indonesia 50275
Telp. (024) 7470690 Fax. (024) 7470690
email : jpps@arsitektur.undip.ac.id
indexed by googlescholar, portal garuda