Sebagai pusat perekonomian dan pemerintahan ibukota, Kota Padang memiliki aksesibilitas layanan jasa transportasi yang beragam, mulai dari jalur darat, udara, juga perairan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam memilih moda transportasi yang diinginkan. Salah satu moda transportasi yang cukup diminati masyarakat Kota Padang yaitu kereta api, dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah penumpang sebanyak 35% dari tahun 2017-2020. Disamping itu Pemerintah Kota Padang saat ini sedang menerapkan penggunaan moda transportasi massal yang terintegrasi untuk mendukung Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang, salah satunya mengenai rencana pengembangan Stasiun Kereta Api Tabing yang terintegrasi dengan BRT dan monorel.
Stasiun Tabing sendiri merupakan stasiun kereta api yang terletak di pinggir jalan utama dan menghubungkan pusat kota Padang dengan Bandara internasional Minangkabau (BIM). Perencanaan pengembangan Stasiun Tabing juga didukung oleh peningkatan jumlah penumpang yang belum diimbangi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Oleh karena itu PT. KAI menilai bahwa dibutuhkannya peningkatan kualitas pelayanan Stasiun Tabing agar masyarakat lebih percaya dan memilih menggunakan jasa transportasi kereta api. Penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) pada pengembangan kawasan stasiun Tabing ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menggunakan angkutan transportasi massal yang aman dan nyaman, serta menjadikan Stasiun Tabing sebagai stasiun terpadu dan terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya.
Last update:
Last update: